Wisata Kota Lama Solusi Pengembangan Cagar Budaya di Kota Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kondisi penjara Kalisosok yang akan direnovasi. (Ilustrasi oleh JawaPos.com)

UNAIR NEWS – Perusakan Penjara Kalisosok oleh orang tak bertanggungjawab Maret 2021 lalu, direspon cepat Pemerintah Kota Surabaya. Gerak cepat Disbudpar Surabaya langsung meninjau lokasi. Melihat bangunan tak terpelihara dilokasi, Pemerintah Kota Surabaya langsung mengadakan pembersihan terhadap bangunan cagar budaya dengan tipe A itu.

Menanggapi hal itu, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum., selaku tim ahli cagar budaya, mengungkapkan sudah selayaknya Penjara Kalisosok dialihfungsikan sebagai wisata cagar budaya di Kota Surabaya. Menurutnya, wisata penjara merupakan wisata yang terbilang unik sehingga para pelancong akan berkunjung ke wisata tersebut.

“Dengan adanya Wisata Penjara Kalisosok dapat mengoptimalkan pemanfaatan cagar budaya yang terbengkalai. Wisata penjara merupakan jenis wisata terbilang unik, karena selain sebagai tempat wisata yang memiliki edukasi juga memiliki kesan horor,” tambah Prof. Purnawan saat dihubungi via zoom meeting pada Jumat (9/4).

Lebih lanjut, diharapkan adanya Wisata Penjara Kalisosok dapat mengintegrasikan adanya wisata kota lama di Surabaya.

“Seperti yang kita tahu bahwa Penjara Kalisosok berdekatan dengan obyek-obyek cagar budaya yang lain, sebagai contoh Jembatan Merah yang terletak di sisi selatan sebelah timurnya. Tentunya dengan adanya Wisata Penjara Kalisosok dapat menunjang gagasan Kota Lama di Surabaya,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Budaya tersebut.

Dalam pengembangan Wisata Kota Lama Surabaya, kata Prof. Purnawan, dapat mengambil contoh penerapan di wilayah-wilayah lain, seperti Malaka, pulau kecil yang ada di Malaysia yang telah ditetapkan sebagai world heritage, atau juga bisa mengambil contoh dari Kuala Lumpur.

Prof. Purnawan menjelaskan, melalui gagasan wisata kota lama, Surabaya tidak hanya sebagai tempat transit keberangkatan wisatawan dari dan ke Bali. Wisatawan dapat singgah di Surabaya bernostalgia nuansa Kota Pahlawan.

“Sejauh ini, Surabaya hanya dijadikan sebagai kota transit untuk para wisatawan menuju Bali. Adanya Wisata Kota Lama Surabaya tentunya dapat menunjukkan sisi lain dari Surabaya sebagai Kota Pahlawan itu sendiri,” tandasnya.

Gagas Badan Pengelolaan Cagar Budaya Kota Surabaya

Melalui momentum pembersihan Penjara Kalisosok ini, Prof Purnawan berharap Pemerintah Kota Surabaya agar lebih serius terhadap pengembangan cagar budaya di Kota Surabaya. Kepada UNAIR NEWS, Prof Purnawan mengusulkan Badan Pengelolaan Cagar Budaya sebagai strategi stakeholder pengelolaan cagar budaya di Kota Surabaya.

“Strategi pengembangan cagar budaya di Kota Surabaya yang efektif itu dapat digerakkan dengan adanya Badan Pengelolaan Cagar Budaya. Badan ini tidak perlu melibatkan banyak dinas-dinas terkait. Dalam badan ini nantinya akan mengelola, mengembangkan dan turut menjaga kawasan cagar budaya itu sendiri,” ungkapnya.

Tawarkan Penggunaan Teknologi di Wisata Kota Lama Surabaya

Tentunya dalam pengembangan Wisata Kota Lama Surabaya tidak terlepas dari pemanfaatan  teknologi kedalam skema proyek ini. Dalam kesempatan itu, Prof. Purnawan memberikan gagasan dengan memanfaatkan teknologi barcode.

“Implementasi teknologi dalam pengembangan wisata sejarah harus dioptimalkan. Oleh karena itu, teknologi barcode dapat diterapkan dalam pengembangan Wisata Kota Lama Surabaya,” pungkasnya.

UNAIR sebagai universitas terbaik di Indonesia berkomitmen meningkatkan tri darma perguruan tinggi. Melalui sumbangsih civitas akademika UNAIR dalam setiap proses pembangunan negeri.  (*)

Penulis: Dimas Bagus Aditya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp