Rasio Risiko Pneumonia berdasarka Pemberian ASI Ekslusif dan Paparan Asap Rokok pada Anak dibawah Dua Tahun

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus, Staphylococcus, dan Streptococcus   serta merupakan salah satu penyebab utama kematian pada  anak. Gejala pneumonia antara lain demam disertai batuk berdahak dan nafas cepat, dengan frekuensi nafas mencapai ≥60 kali per menit pada anak usia <2 bulan, ≥50 kali per menit pada usia 2–11 bulan, dan ≥ 40 kali per menit pada rentang usia 12 bulan hingga lima tahun. Diikuti dengan gejala lain seperti dada sesak, sakit kepala, nafsu makan hilang, sesak nafas, dan gelisah.

Hasil studi kasus kontrol di wilayah kerja Puskesmas Wates, Kabupaten Kediri pada bulan Juli 2019 mendapatkan bahwa risiko terjadinya pneumonia pada anak baduta yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 3,5 kali lebih besar daripada anak baduta yang mendapatkan ASI Eksklusif (95% CI=1,20 <OR< 10,19). Pentingnya pemberian ASI Eksklusif karena ASI mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi dan meningkatkan imunitas bayi sehingga dapat membantu mencegah terjadinya berbagai penyakit diantaranya pneumonia. Pemberian ASI Eksklusif harus diberikan minimal enam bulan sejak bayi dilahirkan, sehingga mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal. Saat ini ternyata masih cukup banyak ibu yang berhenti menyusui sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Zat gizi yang diperlukan oleh bayi sampai umur 6 bulan sudah tercukupi dengan ASI dan sesuai acuan standar dari WHO dan Kementerian Kesehatan RI. 

Paparan asap rokok juga merupakan salah satu faktor risiko pneumonia. Risiko terjadinya pneumonia pada anak baduta yang di rumah nya terdapat ≥ 2 anggota keluarga yang merokok sebesar 2,27 kali lebih besar daripada anak baduta yang di rumah nya terdapat <2 anggota keluarga yang merokok (95% CI=0,19 <OR< 26,81).  Selain itu didapatkan bahwa risiko terjadinya pneumonia pada anak baduta yang keluarganya merokok di dalam rumah sebesar 2,03 kali lebih besar daripada anak baduta yang keluarganya merokok di luar rumah (95% CI=0,65 <OR< 6,30). Adanya anggota keluarga serumah yang mempunyai kebiasaan merokok dapat memperbesar risiko anak untuk menderita gangguan pernapasan. Pencemaran udara di rumah terjadi akibat asap rokok. Paparan secara terus-menerus akan dapat mengganggu saluran pernapasan sehingga dapat memicu terjadinya pneumonia pada anak.   

Penulis: Fariani Syahrul

Publikasi di      : Jurnal Berkala Epidemiologi  ( terakreditasi Nasional Sinta 2) Volume 8, Issu  3 hlm 228-2235 Tahun 2020 https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/15836 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp