Human Beta Defensi 1 sebagai Strategi Kandidat Antimikroba Alami dan Terapi dalam Infeksi Rongga Mulut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehatt

Di Indonesia, penyakit  karies gigi menduduki urutan pertama sebagai infeksi dalam rongga mulut,. dan sering kali terlupakan untuk dirawat, karena tidak menyebabkan kematian Dari hasil penelitian di berbagai Negara menunjukkan karies gigi belum bisa ditanggulangi sepenuhnya dan masih merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut.   Didalam salva mengandung senyawa peptida antimikroba (Antimicrobial Peptide, AMP) adalah suatu grup molekul yang diproduksi oleh sel-sel dan jaringan dalam tubuh mahluk hidup yang berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh. Salah satu dari AMP adalah Hman Beta Defensin-1 (HBD-1)  merupakan elemen kunci dari sistem kekebalan bawaan dan sebagai pertahanan pertama untuk jaringan mulut serta organ lainnya. Pada umumnya HBD-1 disekresi didalam cairan biologis termasuk urine, bronchial fluid, nasal secretion, saliva dan gingival crevicular fluid (GCF), dimana peptida ini menunjukkan pola ekspresi subtype yang spesifik.

Human Betha-defensin 1 (HBD-1)  disekresikan secara konstitutif, dalam rongga mulut sebagai  penjaga flora normal supaya tidak  menjadi oportunis pathogen, sehingga peptide ini mampu membuat homeostasis mikrobiom dalam rongga mulut.   HBD-1  telah diidentifikasi sebagai komponen penting didalam innate host defense dan mempunyai kontribusi didalam menjaga kesehatan pada pertahanan mukosa. yang menunjukkan sifat sebagai antimikroba dan imunomodulator. Disamping kedua sifat tersebut HBD-1 dapat meningkatkan adaptive immunity dengan cara berperan sebagai chemoattracting sel T, sel dendrit immature, sel B, neutrofil dan makrofag . dari hasil penelian kami menunjukkan  adanya korelasi antara tingginya prosentasi karies gigi pada seseorang  berbanding terbalik dengan kosentrasi  HBD-1 saliva,  yang artinya prosentasi karies gigi yang  rendah pada seseorang memiliki kadar HBD-1 saliva dengan konsentrasi yang meningkat, sedangkan prosentase karies gigi yang  tinggi pada seseorang  memiliki kadar HBD-1 saliva dengan  konsentrasi yang rendah. Dimasa depan diharapkan HBD-1 dapat digunakan sebagai kandidat antibakteri serta terapi pada karies gigi  dan penyembuhan luka dalam rongga mulut.

Penulis: Retno Indrawati, Hendrik Setiabudi, Muhammad Luthfi, Tamima Izzat Nabella, Dien Nisa Aulia, Tantiana, Seno Pradopo

Link jurnal: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=5&article=106

http://repository.unair.ac.id/85923/6/Retno%20Baru%201.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp