FKp UNAIR Pamerkan Batik Kepada Delegasi Asing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi gambar oleh travel kompas

UNAIR NEWS – Mustika Milenia Dwi Tunjung Biru, mahasiswa berprestasi FKp UNAIR (Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga) memperkenalkan batik Indonesia kepada delegasi asing dari beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Afrika di ajarang Internasional Student Forum. Hal tersebut sebagai upaya untuk mendorong pelestarian batik sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang telah resmi diakui oleh UNESCO sejak 2009. Kemudian, juga sebagai upaya untuk meningkatkan citra, apresiasi, dan kebanggaan masyarakat Indonesia serta masyarakat internasional terhadap aset budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mempromosikan, mengkampanyekan, serta mensosialisasikan hal-hal yang perlu untuk diketahui oleh orang banyak, khususnya oleh bangsa lain, seperti warisan budaya batik ini,” paparnya pada International Student Forum, FKp UNAIR, Minggu (11/4/2021).

Batik adalah kerajinan kain tradisional dan kuno yang dibuat dengan teknik pewarnaan tahan lilin. Biasanya dibuat pada permukaan kain seperti katun, linen, sutra, rayon, dan rami. Kata batik berasal dari bahasa jawa “tik” yang artinya titik. Dalam proses membuat batik, teknik dasar yang perlu dikuasai oleh pemula adalah nglowong yang artinya teknik melekatkan malam pada kain dengan canting sesuai pola. Pada tahap ini, motif batik akan mulai tampak.

“Nglowong adalah teknik yang perlu dikuasai oleh pemula. Nglowong yaitu menutup area tertentu dari desain dengan mengoleskan lilin panas di atasnya, kain dicelupkan pada pewarna berulang kali agar menghasilkan kualitas warna yang maksimal. Setelah pewarnaan terakhir, lilin dihilangkan dengan air panas. Kemudian, kain siap untuk dipakai atau dipajang,” jelasnya yang juga pernah menjadi delegasi pertukaran mahasiswa di Universitas Malaya.

Di Indonesia, terdapat dua jenis batik yaitu batik tradisional dan batik kontemporer, Perbedaan batik tradisional dengan batik kontemporer adalah batik tradisional dalam pembuatan motif serta warna yang digunakan terikat pada aturan serta isen-isen tertentu. Sedangkan batik tradisional dalam pembuatan motif dan warna bersifat bebas, tidak terikat pada aturan yang membatasinya.

Ada banyak motif atau pola batik di Indonesia seperti batik Mega Mendung (Cirebon), batik Parang Kusumo (Solo), batik Sido Mukti (Yogyakarta), batik Kawung (Jawa), dan batik Tujuh Rupa (Pekalongan), dimana seluruh motif batik tersebut disertai dengan pakem yang sudah dikenal sejak zaman nenek moyang. Pakem adalah aturan tentang motif sehingga terkesan begitu mengikat dan seperti menjadi aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi para perajin serta konsumen.

Menurutnya, dengan memperkenalkan batik Indonesia kepada asing merupakan salah satu kegiatan diplomasi budaya yang merupakan kegiatan pemanfaatan aspek kebudayaan untuk memperjuangkan kepentingan nasional dalam percaturan masyarakat internasional.

Melalui penyelenggaraan kegiatan kebudayaan internasional akan menciptakan kesepahaman, mempererat persahabatan, meningkatkan pengaruh budaya Indonesia dalam peradaban dunia, serta meningkatkan peluang untuk memajukan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang kebudayaan.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mendorong pengenalan dan promosi kekayaan warisan budaya Indonesia ke dunia,” pungkasnya.

Unair sebagai universitas terbaik di Indonesia berkomitmen memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meraih prestasis internasional.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp