Analisis Retrospektif Efikasi dan Efek Samping Laser CO2 Fraksional pada Pasien Baru Skar Akne, Keloid dan Striae Albae di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Keloid. (Sumber: Alodokter)

LASER (Light Amplification of Stimulated Emission of Radiation) merupakan suatu alat yang menghasilkan sinar elektromagnetik dengan karakteristik monokromatik, koheren dan kolimasi. Munculnya teori Fractional photothermolysis (FP) yang dikembangkan untuk mengatasi efek samping akibat laser konvensional menjadi tonggak dalam perkembangan laser di bidang Dermatologi. Salah satu modalitas laser yang saat ini berkembang pesat dan sering digunakan adalah laser CO2 fraksional. Laser CO2 fraksional tidak hanya efektif digunakan untuk peremajaan kulit namun juga untuk mengobati jaringan parut (skar) misalnya pada skar akne, keloid dan striae albaee (SA). Meskipun memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan dengan laser konvensional, namun laser CO2 fraksional memiliki risiko terjadinya efek samping seperti hiperpigmentasi, eritema, edema, krusta atau skuama maupun infeksi bakteri ataupun virus terutama pada fototipe kulit yang lebih gelap seperti pada populasi Asia. Hal ini menjadi dasar penulis untuk membahas mengenai efikasi dan efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan laser CO2 fraksional pada pasien baru skar akne, keloid dan SA.

Penelitian studi analisis retrospektif ini dibuat untuk mengetahui efikasi dan efek samping Laser CO2 fraksional pada pasien baru skar akne, keloid dan striae albae di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2017- Desember 2018. Diharapkan dengan adanya penelitian retrospektif ini dapat memberikan masukan terhadap pemanfaatan modalitas laser CO2 fraksional secara lebih tepat.

Metode dan hasil

Jenis penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan desain analitik. Populasi penelitian adalah rekam medis pasien baru skar akne, keloid dan SA yang menjalani tindakan laser CO2 fraksional di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode Januari 2017 – Desember 2018. Pengambilan sampel diperoleh dari data sekunder bersumber status rekam medik. Kriteria penerimaan sampel yaitu semua rekam medis pasien baru skar akne, keloid dan SA yang menjalani tindakan laser CO2 fraksional di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode Januari 2017 – Desember 2018. Dari catatan rekam medik tersebut dicatat data dasar karakteristik sampel, diagnosis, lama keluhan, fototipe kulit, perubahan klinis dan efek samping tindakan.

Populasi pada penelitian ini sejumlah 65 pasien baru skar akne, keloid dan SA yang menjalani tindakan laser CO2 fraksional pada periode Januari 2017 – Desember 2018 dan dari jumlah tersebut sejumlah 42 rekam medis pasien yang memenuhi kriteria penerimaan sampel. Sebagian besar pasien baru yang menjalani tindakan laser CO2 fraksional adalah pasien dengan diagnosis skar akne yaitu sebesar 42,9%, yang diikuti oleh keloid sejumlah 31% dan SA sejumlah 11 pasien (26,1%).  Rerata usia pada penelitian ini adalah 29,57± 8,28 tahun dengan usia termuda berusia 20 tahun dan tertua berusia 54 tahun dengan tipe kulit antara tipe III – V.

Efikasi klinis pada penelitian ini berdasarkan pada perubahan derajat skar akne, perubahan panjang dan lebar pada SA dan perubahan tinggi keloid. Pada pasien dengan skar akne dilakukan evaluasi pasien yang telah menjalani 3 kali sesi tindakan, sedangkan keloid dan SA masing-masing dilakukan 1 kali tindakan. Dua puluh sembilan pasien dari total 42 pasien (69%) pasien ditemukan mengalami efek samping dan sekitar 31% pasien tidak ditemukan adanya efek samping. Efek samping yang didapatkan pada penelitian ini yaitu hiperpigmentasi (59,5%), krusta (26,2%), eritema ≥ 4 hari dan jerawat baru masing- masing sebesar 19%, edema ≥ 2 hari (9,5%) dan hipopigmentasi (2,4%).

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan derajat skar akne, tinggi keloid dan lebar striae albae setelah terapi laser CO2 fraksional dan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada fluence dan diagnosis dengan terjadinya efek samping, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe kulit, jenis kelamin dan lama sakit terhadap terjadinya efek samping. Rerata fluence yang lebih tinggi didapatkan pada pasien yang mengalami efek samping dibandingkan dengan yang tanpa efek samping.

Penulis : Yulianto Listiawan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/22357

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp