“Teliti Kenikir” Mahasiswa UNAIR Raih Juara 1 Researh Paper

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim UNAIR dari kiri Suwaibatul Annisa, Devi Ayu Safitri, Cahyani Tiara Safitri dan Sarono Gayuh Wilujeng. (Ilustrasi Poster Tim FKH)

UNAIR NEWS –  Tak hentinya mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) menuai prestasi. Baik di kancah nasional maupun internasional. Baru-baru ini, empat  mahasiswa UNAIR berhasil meraih juara 1 kategori Researh Paper pada kegiatan Atma Cordis “AESCULAPIUS” 2021 yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Atma Jaya United Scholar Competition and Anual Congress (Atma Cordis Aesculapius 2021) merupakan salah satu bentuk aspirasi mahasiswa FK dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atmajaya untuk meningkat pengetahuan dan kemampuan sesama mahasiswa seluruh fakultas rumpun kesehatan. Pada tahun ini, tema yang diangkat oleh panitia yaitu “Air Pollution as the Single Largest Enviromental Health Risk and Its Effect to Noncommunicable Diseases that Constitue the Global Cause of Death“.   

Tim UNAIR, yang terdiri dari gabungan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), yang diketuai Suwaibatul Annisa dan beranggotakan Devi Ayu Safitri, Sarono Gayuh Wilujeng, dan Cahyani Tiara Safitri berusaha memanfaatkan teknologi in silico untuk lebih dalam mempelajari efek Cosmos caudatus (Kenikir) pada Kanker Paru, khususnya Non-Small-Cell-Lung-Carcinoma (NSCLC).

Kepada UNAIR NEWS, Suwaibatul Annisa atau yang akrab dipanggil Ica menyampaikan bahwa dalam babak final yang berlangsung pada 17-20 Maret lalu, semua finalis yang berasal dari UNDIP, UGM, UNPAD, UI, UNAIR, Universitas katolik ATMAJAYA, UDAYANA, Unsoed, UPN Veteran Jakarta, UNEJ, ITB, Universitas Andalas, Universitas Islam Indonesia, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Brawijaya, UNHAS, ITB, UNS, Universitas Maulana Malik Ibrahim, Indonesia International Institute for Life Sciences dan Universitas Trisakti tampil dengan kekuatan maksimal memaparkan ide sesuai tema yang diangkat oleh panitia.

“Penelitian terhadap Cosmos caudatus (Kenikir) dilatarbelakangi karena keinginan kami untuk mengeksplor tanaman herbal yang ada di Indonesia . Sebagai negara yang memiliki mega biodiversitas, Indonesia memiliki tumbuhan herbal yang memiliki banyak senyawa yang mampu menjadi alternatif kandidat obat antikanker,” ujar mahasiswi FKH angkatan 2017 itu.

Selain itu, tambahnya, dalam kehidupan sehari-hari, kenikir biasa digunakan sebagai bahan lalapan, urep, campuran pecel yang memiliki aroma dan rasa yang khas. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bahan herbal dari berbagai senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

“Penelitian ini kami kembangkan dengan menggunakan teknologi software, yang diharapkan zat antikanker dan antioksidan dapat berikatan dengan reseptor yang dipilih,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp