Kadar Lemak pada Ibu Hamil Tanpa Komplikasi Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Lebih Besar: Studi Meta-Analisis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Halodoc

Beredar ke sirkulasi janin melintasi penghalang plasenta, lipid serum ibu yang abnormal mempengaruhi neonatus untuk disfungsi metabolik dan kemudian mempengaruhi metabolisme steroid dan fungsi jaringan janin ekstra-embrionik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wanita hamil dengan GDM dan kadar glukosa darah normal memiliki peningkatan risiko melahirkan bayi baru lahir LGA10. Hubungan positif antara hipertrigliseridemia ibu dini dan bayi baru lahir LGA pada wanita berisiko rendah telah diketahui dengan baik dalam beberapa penelitian 6. Untuk menyelidiki lebih lanjut hubungan antara kadar lipid ibu dan bayi baru lahir LGA, kami melakukan tinjauan sistematis terhadap studi kohort yang ada untuk menentukan peran potensial kadar lemak ibu sebagai faktor risiko untuk kehamilan tanpa komplikasi dan terkait dengan persalinan bayi baru lahir LGA.

Tinjauan sistematis ini dilakukan dengan mencari PubMed-MEDLINE dan perpustakaan Cochrane antara Januari 2010 dan Januari 2020. Studi yang disertakan adalah paper case control berbahasa Inggris yang menggambarkan data asli pada setidaknya satu pengukuran kadar lipid selama kehamilan pada wanita sehat yang melahirkan bayi besar masa kehamilan (BMK) dan wanita sehat dengan bayi baru lahir sesuai masa kehamilan (SMK). Data yang diekstrak dari 12 studi dikumpulkan, dan weight mean difference (WMD) di tingkat lipid yang dihitung menggunakan model random effect. Sebuah meta-analisis kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi sumber heterogenitas untuk menggambarkan nilai signifikan dari studi yang dikumpulkan. Dari 649 publikasi yang teridentifikasi, total 12 artikel memenuhi kriteria inklusi. Dibandingkan dengan wanita yang memiliki bayi baru SMK, mereka yang memiliki bayi BMK memiliki tingkat trigliserida (TG) yang lebih tinggi secara signifikan dan tingkat kolestrol high density lipoprotein cholesterol (HDL-C) yang lebih rendah. Selain itu, kadar kolesterol total (TC), low density lipoprotein cholesterol ( LDL-C), dan kolesterol very low density lipoprotein cholesterol (VLDL-C) tidak konsisten antara kedua kelompok.

Selain peningkatan kadar lipid, terdapat faktor resiko lain yang menyebabkan perkembangan bayi dalam kandungan menjadi bayi BMK setelah lahir. Sebuah studi mengungkapkan bahwa  pada diabetes kehamilan, wanita yang memiliki peningkatan kadar glukosa plasma puasa memiliki risiko yang relatif tinggi untuk memiliki bayi BMK. Selain itu, indeks massa tubuh (IMT) sebelum periode kehamilan secara signifikan juga meningkatkan risiko bayi menjadi BMK. Beberapa penelitian lagi juga menunjukkan bahwa wanita tanpa kompikasi dengan berat semasa kehamilan yang berlebih, juga memiliki risiko melahirkan bayi BMK. Adapun kadar TG yang tinggi dan HDL-C yang rendah dapat dikaitkan dengan ketidakaktifan fisik, kecenderungan untuk gaya hidup tidak sehat dan kurang berolahraga. Sehingga, program latihan olah raga berpotensi menjadikan kadar lipoprotein berada pada kisaran yang diharapkan. Sebagai salah satu pengukuran darah yang paling sederhana, kadar lemak semasa kehamilan dapat digunakan sebagai tes darah rutin selama kehamilan untuk program janin. Normalisasi kadar lipid harus menjadi salah satu target utama selama kehamilan. Aktivitas fisik dan penyesuaian pola makan seperti kebiasaan konsumsi ikan akan menjadi pendekatan yang efektif untuk mengurangi kadar TG ibu dan meningkatkan kadar HDL-C.

Selain itu, profil lipid ibu tidak hanya informatif untuk memprediksi hasil neonatal, tetapi juga cenderung menjadi informasi penting yang tidak terpisahkan dengan status metabolisme wanita hamil, termasuk bertindak sebagai prediktor potensial untuk diabetes kehamilan.

Kesimpulan, dari temuan tinjauan ini adalah kadar TG yang tinggi dan kadar HDL-C yang rendah dapat menyebabkan kelahiran bayi baru lahir LGA sedangkan serum ibu TC, LDL-C dan VLDL-C tidak dapat digunakan sebagai prediktor LGA. Secara garis besar, temuan ini menekankan bahwa peran metabolisme lipid sangat penting untuk berkontribusi pada patogenesis gangguan metabolisme tersebut.

Penulis: Mahendra Tri Arif Sampurna

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,https://doi.org/10.12688/f1000research.26072.2

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp