Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Miliki 4 Keunggulan Guna Menunjang Pembelajaran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
MOU yang dilakukan bersama Wakayama Medical University pada 2019.
MOU yang dilakukan bersama Wakayama Medical University pada 2019.

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan lembaga pendidikan kedokteran tertua di Jawa Timur. Saat ini FK UNAIR terdiri atas 28 departemen. Salah satu departemen yang ada di FK adalah Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari pengelolaan komprehensif dan kelainan fungsi (impairment), hambatan dalam beraktivitas (disability), dan ketunaan (handicap).

Kepala departemen saat ini diamanahkan kepada Dr. R.A. Meisy Andriana, dr., Sp.KFR(K). Departemen itu membawahi program studi spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi (Sp1).

“Prodi Sp1 ini merupakan prodi Sp1 combined degree dengan gelar SpKFR Magister Kedokteran Klinik,” ujarnya.

Departemen tersebut mempunyai program tahunan seperti pemeriksaan atlit rutin serta senantiasa turut berpartisipasi pada peringatan Hari Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA) yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Tak lupa, pengabdian masyarakat untuk lansia dan pediatri juga turut menjadi agenda kegiatan tahunan.

Ada empat keunggulan yang dimiliki departemen tersebut. Pertama, diadakannya Gait Lab yang merupakan serangkaian pemeriksaan untuk memeriksa gangguan pola.

“Pada Gait Laboratorium menggunakan forceplate, kamera dua dimensi, dan kombinasi dengan surface electrode,” terang dr. Meisy.

Kedua, tersedianya Pedar System. Alat itu merupakan alat untuk pemeriksaan distribusi tekanan kaki. “Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan preskripsi insole yang tepat sesuai kondisi pasien, selain itu digunakan juga untuk mencegah timbulnya ulkus (luka) pada kaki,” ujarnya.

Ketiga, tersedianya Laboratorium Isokinetik. Laboratorium tersebut digunakan untuk evaluasi torsi otot dan propriosetif sendi yang berguna untuk evaluasi fungsional menggunakan alat isokinetik.

“Evaluasi ini misalnya digunakan untuk kepentingan return to sport,” ujarnya.

Keempat, Laboratorium Ortetik Prostetik. Ortetik prostetik adalah salah satu pelayanan dalam pembuatan dan pemasangan alat bantu pada pasien yang kehilangan anggota gerak tubuh.

“Kami bekerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo dalam Program Kapalku yang bekerja sama dengan Hiroshima International University,” kata dr. Meisy.

Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi telah mencetak banyak lulusan. Kualitas lulusannya juga tidak usah diragukan lagi kualitasnya. Seperti Dr. dr. Imam Subadi, Sp.KFR(K) yang merupakan Wakil Direktur (Wadir) Rumah Sakit UNAIR; Kepala Bidang Rehabilitasi Medik Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Kolonel (Kes) dr. Budi Satriyo Utomo, Sp.KFR., MARS.; dan Wakil Komandan Satgas Gempa Mamuju yaitu Letkol Laut (K) dr. M. Solikhin, Sp.KFR. yang memimpin RS Terapung KRI dr. Soeharsono ke Mamuju.

Pelaksanaan kegiatan Diabetic Food and In-shoe Foor Pressure Measurements (PEDAR) yang dilaksanakan pada 10-14 Februari 2020

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh departemen ini yaitu sarana dan prasarana yang belum bisa diimbangi dengan kemajuan teknologi serta jumlah staf dan staf doktoral yang harus ditambah. Disamping itu ada tantangan lain yautu mencetak profesor dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

“Menghadapi tantangan yang ada kami akan menambah kerja sama dengan mitra luar negeri, memperluas kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mitra luar negeri, dan menambah jumlah academic peerlist,” tutup dr. Meisy. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp