The Rise of Robotics find AI in 4th Industrial Revolution untuk Hadapi Perkembangan Zaman

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DOKUMENTASI Sesi Webinar TRKB. (Foto: Dok Pribadi)
DOKUMENTASI Sesi Webinar TRKB. (Foto: Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Belakangan, pengembangan robot dan kecerdasan buatan gencar dikembangkan berbagai negara. Fenomena tersebut ditanggapi berbagai instansi dengan berkompetisi menunjukkan karya terbaiknya.

Merespons hal itu, program studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) menggelar webinar dengan tema besar The Rise of Robotics find AI in 4th Industrial Revolution pada Sabtu (27/2/2021). Sesi webinar itu diikuti lebih dari 400 peserta dari berbagai penjuru Indonesia.

Purbandini, S.Si., M.Kom, selaku Ketua Program Studi TRKB mengatakan bahwa webinar dilaksanakan sebagai langkah pengenalan TRKB kepada masyarakat luas. Selain itu, TRKB merupakan satu-satunya prodi di Indonesia yang mengkolaborasikan robotik dan kecerdasan buatan.

“Sbagai pilar engineering, FTMM didirikan untuk melengkapi tiga pilar health science, social science, dan life science. Kontribusi FTMM akan fokus membangun sumber daya manusia yang expert pada bidang engineering namun tidak melupakan morality,” tegasnya.

Sementara itu, Muhammad Aldo Setiawan, S.Si., M.Sc (Eng), selaku dosen TRKB menyampaikan jika dirinya sejak lama concern di bidang robotik. Sebelumnya, Aldo bekerja untuk pemerintah, utamanya TNI dan bidang farmasi, serta sempat bekerja untuk instansi di United Kingdom.

“Alhamdulillah saat itu saya mendapat informasi jurusan baru, yakni TRKB di FTMM UNAIR, dan saya memutuskan untuk mengabdikan diri saya sebagai dosen,” ujarnya.

Robot dapat mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan manusia, seperti mobilisasi skala besar dan masif. Ke depannya, peran manusia akan digantikan oleh robot dan kecerdasan buatan, hal itu tidak akan menyingkirkan peran manusia.

Ke depan, manusia akan ditingkatkan kapasitasnya, jika sebelumnya sebagai eksekutor maka akan berubah menjadi teknisi, pembuat robot, programmer, maupun hal yang tidak bisa dilakukan robot. Seperti dalam situasi pandemi, robot dapat mengantarkan makanan dan obat, supaya resiko penularan berkurang.

“Beberapa AI yang telah ada yakni siri, alexa, google asisten, hingga cortana. AI bukan sekedar computer science, melainkan lebih luas,” tandasnya.

Ke depannya, robotik dengan kecerdasan buatan tidak hanya membedakan warna, namun lebih canggih. Saat ini, semua Negara bersaing mengembangkan robot dan kecerdasan buatan. Prodi TRKB bersifat multidisiplin, bukan hanya elektro, namun juga computer science, desain mekanik, programming, dan semua perihal robotika dan kecerdasan buatan. “Kedepannya akan banyak pihak yang membutuhkan ilmuwan  robotic dan AI, maka menjadi mahasiswa TRKB merupakan langkah yang tepat untuk memulainya,” imbuh dosen lulusan University of Leeds itu.

Saat ini TRKB telah mengantongi akreditasi minimum dari BAN-PT dan berakhir pada 2021. Selanjutnya, akan dilanjut akreditasi ulang pada 2022, harapannya dapat memperoleh akreditasi A. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp