Maraknya Public Figure Pamer Saham, Dosen FEB UNAIR Jelaskan Risiko Nabung Saham

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ILUSTRASI detik.finance
ILUSTRASI detik.finance

UNAIR NEWS – Akhir-akhir ini, banyak public figure yang memamerkan dan merekomendasikan portofolio sahamnya melaui akun sosial media. Tindakan tersebut memunculkan spekulasi tentang endors saham yang menuai pro dan kontra dari masyarakat.

Merespons hal itu, Puji Sucia Sukmaningrum, S.E., CIFP., sebagai salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) meyatakan bahwa pihaknya kurang setuju terhadap endors saham. Dalam melakukan investasi, dosen yang kerap disapa Puji itu menjelaskan bahwa seseorang harus melihat fundamental perusahaan, reputasi, dan historis perusahaan yang akan dibeli.

“Jangan hanya sekedar ikut-ikutan rekomendasi public figure, hal itu dapat memicu risiko terjadinya insider trading,. Kalau saham yang direkomendasikan bisa memberikan keuntungan terus menerus, tidak masalah. Tapi kalau sebaliknya, justru para influence bisa terkena masalah hukum,” jelasnya.

Meski begitu, dosen kelahiran Gresik itu menilai tindakan influencer tersebut memiliki dampak positif dan negatif. Puji menyebutkan dampak positifnya adalah influencer dapat mendorong masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Sementara dampak negatifnya ialah influencer yang belum paham detail tentang investasi saham dapat memberikan disinformasi kepada masyarakat.

Influencer perlu memahami dan mengaplikasikan bagaimana analisis dalam investasi di pasar modal, termasuk menginformasikan risiko dan benefitnya,” terangnya.

POTRET Puji Sucia Sukmaningrum, S.E., CIFP., salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Dok Pribadi)
POTRET Puji Sucia Sukmaningrum, S.E., CIFP., salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Dok Pribadi)

Terkait dengan risiko nabung saham, dosen mata kuliah Manajemen Portofolio dan Investasi Islam itu memaparkan bahwa investasi saham bersifat fluktuatif. Artinya, saham bisa memberikan keuntungan yang sangat tinggi namun juga bisa memberikan kerugian yang sangat besar (high return and high risk).

Puji menyebut ada dua risiko utama dalam menabung saham. Risiko pertama yaitu capital loss, yakni turunnya harga saham dibandingkan dengan harga saat investor membeli saham. Sementara risiko kedua adalah ketika perusahaan merugi sehingga tidak bisa memberikan deviden atau pembagian keuntungan perusahaan kepada pemilik saham.

“Oleh karena itu, para investor perlu cermat dalam memilih saham,” tekannya.

Mengingat bahwa saham memiliki risiko tinggi, Puji menekankan kepada para investor, khususnya investor pemula untuk tidak menggunakan uang panas (uang hasil pinjaman atau uang yang seharusnya digunakan untuk keperluan penting lainnya – Red) dalam menabung. Artinya, dalam menabung saham, investor harus menggunakan idle money atau uang lebih setelah dikurangi biaya sehari-hari.

“Jangan sampai hanya menjadi follower yang hanya mengikuti trend nabung saham tanpa pertimbangan manajemen uang yang baik. Perlu diingat, investasi saham tidak digunakan sebagai spekulasi,” tutupnya. (*)

Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).