Kelompok 103 KKN 63 UNAIR Kembangkan Produk UMKM Keripik Tempe dengan Varian Rasa Kekinian di Pademawu Barat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kondisi pandemi Covid-19 tidak menghalangi semangat pengabdian para Ksatria Universitas Airlangga (UNAIR). Hal ini terbukti dengan tetap diadakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 63 UNAIR baik secara daring maupun luring. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, Kelompok 103 KKN 63 UNAIR menjadi salah satu kelompok KKN yang memilih untuk terjun langsung mengabdi di masyarakat.

UNAIR NEWS berhasil mewawancarai Kelompok 103 KKN 63 UNAIR pada Jumat (12/2/2021). Anita Tria Purnamasari, Ketua Kelompok 103 KKN 63 UNAIR menuturkan bahwa pelaksanaan KKN secara luring tersebut sudah mendapatkan izin dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Sri Endah Kinasih, S.Sos., M.Si. dengan syarat tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Menurut Mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) itu, Lokasi KKN Kelompok 103 berfokus di Dusun Asampitu, Desa Pademawu Barat, Kabupaten Pamekasan. Pemilihan tempat tersebut dilatarbelakangi ragamnya home industry yang dimiliki warga di Dusun Asampitu, seperti usaha gerabah dan kripik tempe.

“Selain itu, warga Dusun Asampitu juga aktif di berbagai kegiatan sosial seperti pengajian, karang taruna, kelompok tani, dan kegiatan bulanan lainnya,” tambahnya.

Anita, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa salah satu program kerja (proker) unggulan kelompoknya adalah Modifikasi Keripik Tempe. Pada proker tersebut, Kelompok 103 memberikan sosialisasi modifikasi produk keripik tempe kepada Pak Komaruddin, pengusaha keripik tempe di Desa Pademawu Barat.

“Setelah melakukan banyak trial and error, kami akhirnya memutuskan untuk memberikan varian rasa baru yaitu rasa pedas (hot spicy) dan rasa daun jeruk,” jelasnya.

Setelah memproduksi varian rasa baru, lanjutnya, Kelompok 103 KKN juga membantu pemasaran awal melalui open order menggunakan media online. Ketiga rasa tersebut memperoleh minat yang di luar ekspektasi. Penjualan keripik tempe mencapai angka 134 bungkus.

“Banyak pembeli yang ingin memesan kembali produk tersebut. Namun, karena kami hanya memproduksi satu kali order, permintaan pembeli kami arahkan kembali ke pengusaha keripik tempe,” ungkapnya.

Pak Komaruddin selaku pemilik usaha keripik tempe juga tertarik untuk menerapkan varian rasa baru tersebut di usahanya suatu hari nanti. Kelompok 103 KKN UNAIR berharap pengusaha Keripik Tempe di Dusun Asampitu bisa mempertimbangkan untuk menerapkan hasil modifikasi tersebut untuk meningkatkan omset mereka.

“Dengan menambah varian rasa baru pada keripik tempe, kami berharap bisa menciptakan inovasi  makanan baru sehingga menarik minat pembeli dari kalangan milenial,” tutupnya. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor    :  Khefti Almawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).