Tim Pengmas FPK UNAIR Bantu Bangkitkan Sektor Perikanan Sulbar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
TIM Pengmas FPK bersama sebagian dokter-dokter relawan memberikan perlengkapan yang dibawa di RSTKA. Foto : Tim Pengmas, Dr. Eng. Sapto Andriyono, M.T. (Foto: Tim FPK UNAIR)
TIM Pengmas FPK bersama sebagian dokter-dokter relawan memberikan perlengkapan yang dibawa di RSTKA. Foto : Tim Pengmas, Dr. Eng. Sapto Andriyono, M.T. (Foto: Tim FPK UNAIR)

UNAIR NEWS – Tim pengabdian masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR) berangkat ke Mamuju-Majene, Sulawesi Barat, untuk membantu membangkitkan sector perikanan. Dekan FPK UNAIR Prof. Ir. Moch. Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D.,langsung membentuk tim. Tim tersebut terdiri atas dua dosen Departemen Kelautan, yakni Eka Saputra, S.Pi., M.Si. dan Wakil Dekan III Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T.; satu dosen Departemen Akuakultur Wahyu Isroni, S.Pi., M.P.; serta dua mahasiswa FPK UNAIR angkatan 2019, yaitu Ade Chandra dan Lalu Aldy Kurnia Aji.

“Tim relawan ini akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan produk olahan perikanan yang dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi masyarakat pesisir yang terdampak bencana alam di daerah Mamuju, Sulawesi Barat,” ungkap Dr. Eng Sapto.

Tim pengmas yang diketuai Eka Saputra S.Pi., M.Si melaksanakan tugas bhakti selama empat hari. Mereka berangkat pada Jumat (5/2/2021) dan pada Sabtu- Minggu (6-7/2/2021) memberikan dua pelatihan kepada pengungsi.

Saat dihubungi UNAIR NEWS pada Minggu (8/2/2021), Eka –sapaan akrabnya– menyebut tim FPK membawa titipan perlengkapan medis dan obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UNAIR. Termasuk tim membawa bahan produk olahan perikanan seperti nugget. Saat di lokasi, tim melihat potensi perikanan yang dapat dikembangkan secara cepat dengan didampingi oleh Rumah Sakit Kapal Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA).

“Potensi perikanan tersebut nanti dapat dimanfaatkan sebagai wawasan pencegah bencana. Mengingat, perikanan menjadi lebih terkena abrasi laut atau pasang surut air laut,” ujarnya.

“Pada hari Sabtu (6/2/2021), Kami memberikan pelatihan olahan-olahan produk berbasis hasil perikanan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi makan ikan kepada pengungsi,” imbuhnya.

Selain untuk meningkatkan konsumsi makan ikan, lanjut Eka, tim menggelar kegiatan pelatihan olahan ikan. Itu juga ditujukan sebagai trauma healing bagi para warga yang terkena bencana gempa bumi Mamuju Sulawesi Barat.

“Kegiatan ini sendiri tidak berhenti sampai di situ. Minggu (8/2/2021) akan berlanjut untuk melihat potensi-potensi perikanan, khususnya mangrove dan terumbu karang sesuai dengan potensi daerah yang ada,” sebutnya.

”Yang paling bisa dalam jangka waktu dekat adalah dalam hal pengelolaan hutan mangrove dan bagaimana memanfaatkan mangrove itu sendiri,” tambahnya.

Eka Saputra mengatakan potensi perikanan di Mamuju sangat besar. Karena itu pemanfaatan dan pengolahan perlu dilakukan masyarakat Mamuju.

“Semoga Mamuju segera bangkit dari bencana alam gempa yang terjadi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Dimar Herfano

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).