Ekspresi NF-kB dan Kolagen Tipe 1 pada Pulpa Gigi Setelah Perawatan dengan Bahan Kombinasi Calcium Hydroxide dan Propolis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi perawatan gigi. (Sumber: liputan6com)

Pulpa gigi yang mengalami inflamasi mengeluarkan beberapa mediator inflamasi. Sitokin adalah salah satu mediator yang berfungsi sebagai sinyal yang meregulasi respon imun terhadap inflamasi akibat karies. Nuclear factor kappa B (NF-Kb) merupakan factor transkripsi yang memproduksi sitokin proinflamasi akibat sinyal yang dihasilkan oleh jejas karies. Selain itu, terdapat Kolagen tipe 1 yang berfungsi mempersiapkan ruang untuk proses deposisi mineral, menginduksi pembentukan kristal hidroksiapatit sebagai awal pembentukan dentin reparatif sebagai bagian dari regenerasi dentin dan pulpa.

Calcium hydroxide (CaOH) merupakan bahan gold standard untuk perawatan direct pulp capping karena memiliki sifat antibakteri. CaOH dapat merusak sel membrane dan struktur protein bakteri. Kekurangan dari CaOH adalah terbentuknya tunnel defect pada struktur dentin dan resorpsi internal akar. Beberapa kasus melaporkan 3,15% perawatan indirect pulp capping dengan CaOH mengalami kegagalan dibandingkan material lain yaitu mineral trioxide aggregate (MTA). Berdasakan penelitian sebelumnya, propolis menjadi material alternatif yang dapat digunakan pada perawatan pulp capping untuk mengurangi inflamasi pada pulpa terbuka. Propolis mengandung flavonoid, saponin, tannin, dan caffeic acid phenetyl ester (CAPE), yang memiliki sifat antibakteri dan anti inflamasi. Kombinasi CaOH dan propolis sebagai bahan pulp capping memiliki efek antibakteri yang poten dibandingkan bahan CaOH saja. Selain itu, propolis mampu menghambat NFkB sebagai target utama proses inflamasi. Sifat anti inflamasi pada bahan kombinasi tersebut meningkatkan kolagen tipe 1 yang mempengaruhi pembentukan dentin reparatif. Kombinasi CaOH dan propolis sebagai bahan pulp capping, diharapkan dapat menjadi solusi terhadap kelemahan bahan pulp capping sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan sampel gigi molar pertama sebanyak 60 tikus dengan kriteria usia 8-16 minggu, berat 200-300 gram, makan dan minum tikus sesuai standard, dan gigi molar pertama erupsi sempurna. Preparasi dilakukan pada oklusal molar pertama rahang atas kanan hingga ruang pulpa perforasi. Ekstrak propolis menggunakan Apis melifera yang dikeringkan kemudian di sentrifugasi, dievaporasi, dan diencerkan hingga diperoleh konsistensi ekstrak propolis sebesar 11%. Kombinasi CaOH dan propolis diperoleh dengan mencampurkan bubuk CaOH dengan ekstrak propolis dengan perbandingan 1:2. Setelah ruang pulpa gigi molar pertama rahang atas kanan perforasi, 60 sampel tikus dibagi menjadi kelompok kontrol (di prepaasi dan ditumpat cention), kelompok perlakuan 1 (di preparasi kemudin diterapi CaOH), kelompok perlakuan 2 (di preparasi kemudin diterapi kombinasi CaOH dan propolis). Masing-masing kelompok akan diamati hasil nya setelah dekaputasi sampel penelitian pada hari ke 7 dan 14.

Hasil menunjukkan kelompok perlakuan dengan aplikasi kombinasi CaOH dan propolis menunjukan ekspresi NFKB yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok aplikasi CaOH saja dan cention pada hari ke 7 dan 14. Sedangkan, pada kelompok perlakuan dengan aplikasi kombinasi CaOH dan propolis menunjukan ekspresi Kolagen Tipe 1 yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok aplikasi CaOH saja dan cention pada hari ke 7 dan 14.

CaOH memiliki kelemahan yaitu membentuk tunnel defect pada dentin reparatif sehingga menyebabkan pengisian ruang pulpa tidak sempurna dan mengalami reinflamasi. Sedangkan, propolis memiliki sifat anti inflamasi yang lebih tinggi dibandingkan pada CaOH murni, serta propolis juga dapat memperbaiki kelemahan karakterisitik fisik dari CaOH. Sifat anti inflamasi propolis didapatkan dari kandungan CAPE, flavonoid, asam amino, dan terpenes melalui penghambatan eicosanoid sehingga menurunkan kandungan asam arakidonat pada sel membran fosfolipid, dan kemudian menghambat pelepasan beberapa mediator inflamasi, seperti prostaglandin, leukotrien, dan tromboksan. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kombinasi CaOH dan propolis menghambat INFLAMASI dan merangsang regenerasi yang lebih baik melalui penurunan ekpresi NFKB dan peningkatan ekspresi kolagen tipe 1. Sehingga diharapkan kombinasi CaOH dan propolis dapat dikembangkan menjadi bahan material pulp capping yang baru.

Penulis: Nirawati Pribadi

Tulisan lengkap dapat dilihat di:

Nirawati Pribadi, Dwita Budiarti, Hendy Jaya Kurniawan, Ira Widjiastuti. The NF-kB and Collagen Type 1 Expression in Dental Pulp after Treated Calcium Hydroxide Combined with Propolis. European Journal of Dentistry. 2021. https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-0040-1716319

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).