Ahli UNAIR Ulas Peran Probiotik dalam Meningkatkan Sistem Kekebalan Bawaan Usus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Alpha Fardah Athiyyah, dr., Sp.A(K)., salah satu ahli Universitas Airlangga. (Ilustrasi: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Probiotik merupakan bakteri hidup yang dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia bila diberikan dengan dosis yang tepat, khususnya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh bawaan pada usus. Itulah sekilas narasi pembuka dari tulisan artikel ilmiah populer Dr. Alpha Fardah Athiyyah, dr., Sp.A(K)., yang dimuat dalam laman UNAIR NEWS pada Senin (1/2).

Dalam artikel yang mengulas tentang peran probiotik itu, dr. Alpha yang merupakan salah satu pakar Universitas Airlangga menjelaskan bahwa sistem kekebalan permukaan mukosa usus yang terpapar dengan dunia luar memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Sehingga gangguan yang terjadi pada sistem kekebalan mukosa usus tentu saja berperan dalam terjadinya penyakit.

Tidak hanya, dalam artikel yang bersumber dari jurnal yang berjudul “Effects of probiotics on the enhancement of the innate mucosal immune response against pathogenic bacteria”, dr. Alpha menjelaskan bahwa ada beberapa mekanisme kerja probiotik yang telah diketahui. Diantaranya meningkatkan rasio jumlah bakteri baik seperti  Bifidobacteria dan Lactobacilli dengan bakteri penyebab penyakit dan berkompetisi dengan bakteri penyebab penyakit dalam memperoleh nutrisi dan pelekatan di permukaan usus.

“Selain itu probiotik juga bekerja untuk meningkatkan produksi musin atau lapisan lendir untuk pertahanan tubuh, meningkatkan aktivitas anti mikroba, dan mempengaruhi respon kekebalan usus,” jelasnya.

Selanjutnya, ia juga memaparkan bahwa penelitian yang ia lakukan menggunakan probiotik kombinasi dengan dosis 1 × 109 CFU yang terdiri Lactobacillus acidophilusL. casei subsp. CaseiL. rhamnosusL. bulgaricusBifdobacterium breveB. infantis, dan Streptococcus thermophilusLipopolysaccharide (LPS), sambungnya, dibuat dari Escherichia coli sehingga dapat menyerupai paparan bakteri. 

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa probiotik dapat meningkatkan respon sistem kekebalan dalam melawan bakteri penyebab penyakit. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Argentina dan Jepang meskipun penelitian tersebut hanya menggunakan satu jenis probiotik yaitu Lactobacillus casei,” terangnya.

Pada akhir, ia juga menegaskan bahwa banyak studi yang menunjukkan hasil berbeda dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu, tandasnya, perbedaan itu dilandasi dari tujuan penelitian dan mekanisme yang tidak pasti dalam pemahaman respon imun bawaan.

“Namun dari penelitian pada kelompok probiotik dan non-probiotik saat terpapar LPS ini, kami dapat menyimpulkan bahwa probiotik kombinasi dapat meningkatkan respon kekebalan bawaan usus dan  mempertahankan keseimbangan respon kekebalan mukosa usus dalam melawan bakteri penyebab penyakit,” pungkasnya. 

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).