Pakar UNAIR Soroti Kemampuan Kognitif Manajer pada Kinerja Organisasi Publik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Plato

UNAIR NEWS – Sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi, sudah menjadi kewajiban bagi civitas akademika Universitas Airlangga untuk memberikan arahan, masukan, dan kritikan terhadap beragam fenomena yang ada. Melalui para ahli, arahan dan kritikan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik.

Dalam hal ini, Prof. Badri Munir Sukoco, Ph.D., yang merupakan pakar manajemen orgnasisasi tidak henti memperhatikan beragam bentuk dinamika yang ada dalam organisasi. Baik dalam  organisasi pemerintah maupun non-pemerintah.

Dilansir dari unggahan artikel ilmiah populer di UNAIR NEWS pada Selasa (5/1), Prof. Badri menjelaskan hasil risetnya tentang “Kemampuan Kognitif Manajer dan Kapasitas Perubahan pada Kinerja Organisasi Publik”. Dalam paparannya Prof. Badri mengatakan perubahan adalah sebuah keniscayaan, dan kapasitas bagi organisasi untuk berubah merupakan kunci pada keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kinerjanya.

“Namun faktor apakah yang dapat menjadi determinan terbentuknya OCC?,” tandasnya.

Dalam penelitian tersebut, Prof. Badri menjelaskan, pihaknya berargumentasi bahwa OCC dibentuk ketika manajer yang menjadi pimpinan level menengah memiliki kemampuan kognitif yang memadai. Hal itu, sambungnya, agar organisasi memiliki kapabilitas dinamis dalam merespon perubahan, MCC menjadi pondasi kecil dalam melaksanakan sensingseizing, dan reconfiguring untuk menunjang perubahan yang dilakukan.

“Mengingat MCC tidak memiliki pengaruh langsung kepada kinerja organisasi, kami berargumentasi bahwa kemampuan para manajer untuk melakukan  kewaspadaan dan proses penemuan. Dengan kata lain, OCC berperan menjadi mediator dari MCC ke kinerja organisasi. Yang mana, kapabilitas kognitif para manajer tidak akan berdampak pada kinierja organisasi bila tidak berperan dalam pembentukan organisasi untuk berubah,” jelasnya.

Selanjutnya, Prof. Badri juga memaparkan bahwa hasil dari riset yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja organisasi, akan mengalami peningkatan bilamana organisasi memiliki OCC. Kapabilitas kognitif manajer (MCC), sambungnya, akan semakin berdampak pada kinerja organisasi bila berproses menjadi OCC, sebelum berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

“Untuk itu, organisasi yang ingin mendapatkan hasil optimal dari perubahan yang dilakukan, perlu membangun kapasitas organisasi untuk berubah. Kapasitas tersebut akan ada bilamana manajer level menengah yang dimiliki organisasi memiliki kapabilitas kognitif,” paparnya.

Pada akhir, Guru Besar FEB UNAIR itu juga menegaskan bahwa meskipun penelitian ini didesain dengan baik, tentu banyak hal yang bisa ditingkatkan dalam penelitian selanjutnya. Misalnya melakukan survei ke beragam organisasi publik.

“Memperbandingkan antara organisasi swasta dengan organisasi publik juga akan memberikan perspektif yang manrik. Perubahan adalah proses yang panjang, tentu desain cross-sectional tidak akan menangkap proses perubahan tersebut,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).