Dampak Modal Sosial, Kompetensi Wirausaha terhadap Kinerja Bisnis: Studi Empiris UKM

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi modal sosial wirausaha. (Sumber: Okezone News)

Seseorang yang mengalami kesulitan pada tahap perkembangan ini dapat menjadi mandiri dan cenderung menganggap kewirausahaan sebagai pilihan yang menarik (Eliyana, Rohmatul, dkk., 2020). Karena berwirausaha bukan hanya untuk bertahan hidup tetapi merupakan cara untuk mewujudkan aktualisasi diri. Sejauh menyangkut wirausaha, seseorang perlu menyadari bahwa manfaat hanya muncul dari bisnis yang sukses, dan dalam menyadari hal ini perlu untuk menganalisis baik prediktor (yaitu, elemen yang memungkinkan seseorang untuk memprediksi kemungkinan keberhasilan wirausaha) dan indikator ( yaitu, instrumen yang menunjukkan keberhasilan) dari kesuksesan wirausaha. (Eliyana, Musta’In, dkk., 2020). Karena keberhasilan usaha akan mengukur bagaimana usaha yang dilakukan dapat dianggap berhasil. Selanjutnya, wirausahawan dapat mencapai tujuannya dengan mendapatkan keunggulan kompetitif dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan untuk bisnisnya.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kesuksesan wirausaha adalah sumber daya manusia itu sendiri. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan landasan bagi perusahaan atau organisasi untuk tetap hidup di era digital saat ini. Sumber daya manusia atau human capital merupakan modal yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan organisasi dalam berbisnis. Jumlah investasi yang dilakukan untuk menambah sumber daya manusia memang tidak sedikit, namun hasilnya sulit dirasakan dalam jangka pendek. Butuh waktu lama dan kesabaran serta cara yang tepat untuk menghasilkan SDM yang diinginkan. Salah satu modal yang melekat pada manusia adalah modal sosial (Fukuyama, 1997). Modal sosial adalah jumlah sumber daya aktual dan potensial yang tersedia melalui jaringan hubungan yang dimiliki oleh individu atau unit sosial (Schlepphorst et al., 2020). Jika modal sosial seseorang rendah, maka akan menimbulkan konflik nilai dan tingkat kepercayaan yang rendah. Artinya, penting untuk meningkatkan partisipasi hubungan sosial di negara atau wilayah transisi dalam menghasilkan sumber daya manusia untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang lebih baik. Penelitian ini akan menjelaskan pemahaman tentang profil modal sosial yang harus dimiliki individu dalam mengembangkan potensinya dalam bentuk kompetensi kewirausahaan untuk kinerja bisnis.

Bain dan Hicks yang dikutip dalam (Krishna, 2004) mengajukan dua dimensi modal sosial sebagai kerangka konseptual dalam mengembangkan alat untuk mengukur tingkat keberadaan modal sosial. Dimensi pertama disebut dimensi kognitif, yang berkaitan dengan sikap, nilai, dan keyakinan yang dapat mempengaruhi solidaritas, kepercayaan, dan timbal balik yang mengarah pada terciptanya kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Setiap suku bangsa sebenarnya memiliki dimensi kognitif, atau bisa juga disebut dimensi budaya. Diketahui bahwa ada orang-orang yang kaya akan nilai-nilai budaya sebagai modal sosial yang memungkinkan terpeliharanya hubungan yang harmonis, baik secara internal maupun dengan orang-orang dari suku atau suku yang berbeda (Saegert, Susan, Thompson, J. Phillip, Warren, 2005) . Sementara suku tertentu juga menekankan nilai-nilai solidaritas dan kerjasama di dalam kelompoknya sendiri dan secara tradisional tidak memiliki pedoman untuk berinteraksi secara baik dengan kelompok lain. Dalam nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat pertama, secara tradisional terdapat keseimbangan antara modal sosial yang mengatur kerukunan dan solidaritas hubungan internal antar anggota kelompok, yang disebut dengan modal sosial bonding atau modal sosial mengikat (Fukuyama, 2002), dengan modal sosial yang memungkinkan terciptanya kerjasama dan hubungan yang saling menguntungkan dengan anggota kelompok etnis lain, yang disebut modal sosial yang menjembatani atau modal sosial jembatan. Dimensi kedua modal sosial adalah dimensi struktural, yaitu ruang lingkup organisasi, struktur, dan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal yang menampung dan mendorong kegiatan kolektif yang bermanfaat bagi seluruh warga negara. Dimensi struktural ini sangat penting karena terdapat upaya pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih berhasil bila dilakukan melalui pranata sosial di tingkat lokal. Dimensi struktural modal sosial yang pada umumnya berupa jaringan relasi antar institusi mendapat perhatian penting dalam mengkaji pentingnya modal sosial dalam pembangunan ekonomi.

Kewirausahaan dalam penelitian ini ditujukan pada UMKM yang ada di Kota Bekasi, untuk sampel ditentukan berdasarkan wilayah (sampel probabilitas area), dimana sampel ditentukan berdasarkan kecamatan yaitu Bantar Gebang, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Selatan. , Bekasi Utara, Jatiasih, Jatisampurna, Medan Satria, Mustika Jaya, Pondok Gede, Pondok Melati dan Rawa Lumbu. Kompetensi kewirausahaan dalam berwirausaha akan mengidentifikasi peluang bisnis, merumuskan visi kewirausahaan, mengembangkan model bisnis, membuat rencana bisnis dan menggerakkan organisasi (Ferreras-Garcia et al., 2019). Ini akan berkaitan dengan modal sosial para pengusaha tersebut. Karena dalam hubungan antar individu akan terjadi pertukaran pengetahuan melalui interaksi sosial, sehingga modal sosial akan merepresentasikan nilai-nilai bersama dan visi bersama individu yang berbagi informasi melalui kompetensi kewirausahaan. Pengusaha yang memiliki pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan imajinasi akan dengan mudah menangkap peluang. Dimana hal tersebut merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan usaha tidak hanya pada tahap awal tetapi juga dimasa yang akan datang, dan hal ini menjadi pendorong untuk mendorong terciptanya kekayaan wirausaha dengan hasil kinerja usaha yang tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam pengaruh variabel Modal Sosial, Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha UMKM di Kota Bekasi Jawa Barat. Hasil pengujian hipotesis setelah pembahasan menyimpulkan bahwa modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha, modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kompetensi wirausaha, kompetensi wirausaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha dan modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha melalui kewirausahaan. kompetensi. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini juga berarti bahwa UKM wirausaha di Kota Bekasi, Jawa Barat, dapat meningkatkan cita-citanya dengan memperoleh keunggulan kompetitif dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan bagi usahanya melalui pengaruh modal sosial, kompetensi wirausaha terhadap kinerja usahanya. Sehingga potensi seluruh pelaku UKM di Kota Bekasi dalam beradaptasi dengan lingkungan bisnis dapat meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian, implikasi praktis yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa modal sosial yang ada di kalangan anggota UKM perlu ditingkatkan, karena akan terbukti dapat meningkatkan kinerja usaha baik secara langsung maupun melalui kompetensi kewirausahaan. Sedangkan kompetensi wirausaha yang dimiliki oleh UMKM di Kota Bekasi selama ini juga perlu ditingkatkan, karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi wirausaha akan meningkatkan kinerja usaha. Selain itu, manajemen harus memperhatikan kinerja usaha pada usaha kecil dan menengah terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan usaha dan dalam menghadapi perubahan lingkungan pasar yang dapat merubah cara kerja usahanya.

Penulis : Anis Eliyana

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

http://www.sysrevpharm.org/index.php?fulltxt=18553&fulltxtj=196&fulltxtp=196-1603335377.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).