Dukungan Suami dalam Pemakaian Kontrasepsi MOW

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kontrasepsi MOW. (Sumber: https://sondangsaragih.wordpress.com/)

Pemakaian alat kontrasepsi metode jangka panjang (MKJP) di Indonesia masih sekitar 20,51 persen dari Peserta KB baru. Sementara untuk peserta KB aktif, MKJP nya juga masih 25,99 persen, terdiri dari IUD yaitu sebesar 10,61 persen, implant 11,20 persen, MOW 3,54 persen, dan MOP 0,64 persen.

Sementara itu pemakaian kontrasespi MKJP di Kota Surabaya pada tahun 2015-2017 yang terdiri dari IUD, Implant, MOW dan MOP di Kota Surabaya sekitar 16 persen. Tahun 2015 jumlah pemakai MKJP sebanyak 63500 orang (16,2 persen), tahun 2016 pemakai MKJP sebanyak 60593 orang (16,6 persen), tahun 2017 pemakai MKJP sebanyak 62455 orang (16,6 persen).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, menunjukkan jumlah peserta KB aktif  di Puskesmas Mojo tahun 2017 sebanyak 10293 akseptor dengan rincian yang menggunakan jenis kontrasepsi IUD sebanyak 2320 (22,5 persen), MOW 907 (8,8 persen), MOP 4 (0,01 persen), Implant 350 (3,4 persen), suntik 5105 (49,6 persen), pil 1422 (13,8 persen) dan kondom 185 (1,8 persen).

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pemakaian alat kontraspsi salah satunya adalah dukungan suami. Berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan Lismawati (2018) adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Andini (2017) bahwa adanya hubungan hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang. Oleh karena itu, untuk menganalisis rendahnya jumlah peserta kontrasepsi MOW di Puskesmas Mojo, maka peneliti mengfokuskan pada aspek dukungan suami.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan analisis inferensial dengan desain cross-sectional. Pelaksanaan riset ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mojo Kota Surabaya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 pasangan usia subur. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dan dukungan suami. Karakteristik responden yang dimaksud seperti umur, tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan jumlah anak. Variabel dukungan suami meliputi dukungan informasi, emosional, instrumental dan dukungan penghargaan. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini yaitu pemakaian alat kontrasepsi MOW. Pengumpulan data pada riset ini dilakukan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner. 

Dukungan Suami dan Kemandirian Istri

Dukungan suami merupakan suatu bentuk hubungan antar pribadi yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dukungan suami responden diidentifikasi dengan dukungan emosional, instrumental, informasi dan penghargaan.

Hasil riset ini dapat disimpulkan bahwa ada empat komponen yang ada di variabel dukungan suami yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penghargaan tidak berhubungan dengan pemakaian alat kontrasepsi MOW maupun Non MOW. Dengan demikian dukungan suami tidak berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dan dibuktikan dengan nilai signifikansinyua lebih dari 0,05.

Hasil riset ini sesuai pada penelitian yang telah dilakukan oleh  Mularsih, Munawaroh and Elliana (2018) yang menyatakan bahwa dukungan suami tidak berpengaruh terhadap penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Hasil riset ini juga sesuai pada penelitian yang dilakukan oleh Mariati (2018) yang menyatakan bahwa dukungan suami tidak berhubungan dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD.

Tidak signifikannya dukungan suami ini, terutama disebabkan karena kemandirian wanita yang sudah tinggi. Salah satu contohnya adalah ketika dokter menyarankan setelah operasi melahirkan anak ketiga untuk dilakukan pemasangan alat kontrasepsi MOW untuk mencegah kehamilan selanjutnya dan istripun menyetujui tanpa minta pertimbangan dari suami terlebih dahulu.

Pengambilan keputusan terhadap pemakaian alat kontrasepsi pada istri sebagian besar tidak membutuhkan saran atau dukungan dari suami terlebih dahulu dikarenakan berbagai macam hal yaitu seorang istri terbiasa mandiri dan banyak mengikuti kegiatan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kontrasepsi. Kondisi ini ditambah dengan tingkat pendidikan istri di perkotaan yang sudah tinggi sehingga mereka dapat membuat keputusan sendiri.

Penulis: Lutfi Agus Salim

Informasi detail dari naskah ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/JBK/article/view/17690

Surya Doni and Lutfi Agus Salim (2020). Relationship Of Demography, Socio-Economy And Husband’s Support With The Use Of Medical Operative For Women Contraceptives (Tubectomy) Towards Couple Of Childbearing Age In Puskesmas Mojo Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 9(2): 130-136

http://dx.doi.org/10.20473/jbk.v9i2.2020.130-136

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).