Tulisan ini merupakan intisari dari penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal sebagai landasan dalam menentukan desain system Informasi akuntansi berbasis edukasi pada bidang Agro Tourism. Latar belakang penelitian menjelaskan tentang lahan pertanian yang masih luas dan sekaligus menjadi sumber utama pendapatan masyarakat perdesaan melalui sektor pariwisata. Keindahanalam wisata di desa yang berbalut kearifan lokal sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai wisata agribisnis, apabila wisata tersebut dikelola dan diatur dengan baik sehingga mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pengelolaan yang baik harus dibarengi dengan integrasi sumber daya desa di dalamnya. Sumber daya desa yang harus dikelola pada sektor wisata agro bisnis, antara lain, fasilitas wisata, akses masuk, sistem informasi, dan sumber daya manusia. Penelitian tersebut membahas bagaimana sistem Informasi agro wisata dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat desa Tamansari, Banyuwangi.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif eksplorasi. Rumusan masalah pada penelitian tersebut adalah bagaimana menganalisis potensi wisata yang terdapat di Desa Tamansari, terutama pada aspek edukasi agrowisata budidaya kambing etawa secara berkelanjutan.
Pengembangan agrowisata menggunakan sistem RFID untuk menangkap atau mencatat input data yang berkaitan dengan kunjungan tempat wisata tersebut. Sedangkan, penggunaan sistem e-payment dioptimalisasi dengan merancang QR Code, yang bertujuan memudahkan pencatatan transaksi secara otomatis dan terintegrasi. Proses integrasi tersebut melibatkan otomatisasi transaksi, mulai penginputan data, proses, sampai dengan pelaporan, yang akan masuk ke manajemen, pemerintah daerah dalam hal ini terkait pajak, dan tenant atau objek pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sebagai salah satu objek destinasi “Bali Baru”, Banyuwangi memiliki banyak keragaman budaya, objek wisata yang terkenal dan festival kebudayaan. Salah satu paket wisata terintegrasi tersebut berada di Desa Tamansari. Tamansari memiliki berbagai pariwisata yang sangat potensial, mulai dari lanskap tanah yang alami, dan agrowisata perkebunan untuk peternakan. Salah satu objek wisata yang paling unik dan layak untuk dikembangkan adalah wisata kambing etawa di Tamansari. Namun dalam operasionalisasinya, wisata peternakan kambing etawa masih tergolong umum. Pengunjung hanya datang ke peternakan dan membeli susu kambing Etawa dan tidak ada diversifikasi lebih lanjut dalam mengembangkan wisata peternakan kambing etawa.
Pemberdayaan peternakan kambing etawa hanya dikhususkan untuk produksi susu kambing etawa dan dijual untuk konsumsi. Diversifikasi lebih lanjut untuk pengembangan peternakan belum ada, sementara prospek pengembangan pendidikan pertanian (agrobisnis) mulai diminati di Indonesia.
Sebagai upaya diversifikasi pengembangan system pariwisata di tamansari, e-commerce menjadi elemen penting dalam lingkungan ekonomi global yang semakin modern dan harus diimplementasikan pada integrasi paket wisata. E-commerce dapat diartikan sebagai penggunaan jaringan komputer, terutama menggunakan internet, yang dapat digunakan pengguna untuk menjual atau membeli produk, barang, dan jasa serta berbagi media informasi dan komunikasi.
Sistem informasi akuntansi penjualan paket wisata dengan QR-code pada peternakan kambing etawa dapat mempermudah pembayaran dan alokasi pendapatan untuk setiap tenant dan pariwisata pengelola. Proses desain system Informasi dimulai dari identifikasi kebutuhan, kemudian dilanjutkan dengan membuat rancangan proses bisnis melalui digram konteks, flowchart, dan data flow diagram. Analisis keuntungan dan biaya juga dilakukan agar bisa diestimasi peluang rancangan system tersebut dapat diimplementasikan. (*)
Hasil penelitian lebih lengkap dapat dilihat dan diunduh pada:
Penulis
Anak Agung Gde Satia Utama
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga