Olahraga Dapat Mempercepat Fase Awal Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi pencabutan gigi. (Sumber; https://www.wartabahasa.com/)

Fase inflamasi adalah fase awal penyembuhan luka, setelah proses pembekuan darah. Fase ini pada umumnya berkembang selama 24 jam setelah terjadi luka dan berlangsung selama 48 jam. Fase ini juga ditandai dengan tanda-tanda inflamasi yang khas berupa nyeri, kemerahan, hangat, bengkak, dan tidak berfungsinya organ untuk sementara waktu.

Respon inflamasi awal ditandai dengan pelepasan growth factors dan mediator inflamasi. Dalam waktu singkat terjadi penyempitan pembuluh darah pada daerah luka yang diikuti dengan pelebaran pembuluh darah, yang berfungsi memperbanyak aliran darah pada daerah luka tersebut. Terjadi pengkatan permeabilitas pembuluh darah melalui aktivasi jalur komplemen dan proses koagulasi.

Komponen dan sel yang terlibat dalam fase ini yang penting adalah neutrofil dan monosit/makrofag. Sel-sel tersebut, selain berperan untuk menjaga luka agar tetap steril dengan sistem fagositosis aktif, juga akan melepaskan sejumlah mediator aktif (sitokin dan growth factors). Proses ini menjadi landasan penting bagi tahapan penyembuhan luka berikutnya. Sel-sel inflamasi pertama yang muncul beberapa menit setelah luka adalah neutrophil yang terstimulasi dan dimobilisasi menuju daerah luka karena sinyal dan pengaruh dari faktor kemotaksis.

Selanjutnya, sel-sel neutrofil akan menciptakan garis pertahanan pertama melawan dan membunuh bakteri. Monosit bermigrasi menuju daerah luka dan menggantikan peran neutrofil. Saat berada di matriks ekstra-seluler, monosit akan bertransformasi menjadi makrofag. Makrofag adalah sel penting untuk proses penyembuhan yaitu mengeleminasi bakteri dan mensekresi matriks metalloproteinase, misalnya, kolagenase, atau elastase dan growth factors.

Telah banyak diketahui bahwa olahraga memiliki peran dan fungsi yang sangat besar terhadap kesehatan dan kebugaran fisik. Pengaruhnya sangat besar terhadap kondisi fisik dan psikologi pada orang yang melakukannya secara teratur dengan dosis yang terukur. Latihan fisik sebaiknya dilakukan dalam dosis yang terukur. Bila latihan terlalu ringan maka tidak akan terjadi proses adaptasi, sebaliknya jika beban latihan yang diberikan terlalu berat dapat menyebabkan terganggunya proses homeostasis pada sistem tubuh yang berujung pada proses oksidasi dan kerusakan sel. Untuk mendapatkan manfaat olahraga yang optimal, harus diperhatikan instensitas, durasi, dan frekuensi.

Penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) menunjukkan berbagai indikator positif pada kesehatan gigi dan mulut. Kali ini tim peneliti dari FKG Unair telah membuktikan manfaat olahraga terhadap kecepatan penyembuhan luka di rongga mulut pada fase awal, yaitu fase inflamasi yang telah dituraikan di atas. Penelitian ini telah diterima untuk dipublikasikan pada jurnal Elsevier Science & Sports. Tentu saja penelitian ini masih terus dikembangkan untuk membuktikan fenomena serupa pada fase proliferasi dan remodeling.

Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok tikus dengan latihan aerobik, dan kelompok tikus dengan latihan anaerobik. Jumlah sel PMN dihitung hari pertama setelah pencabutan gigi dan penghitungan sel makrofag dilakukan pada kelompok lain pada hari ketiga. Selanjutnya data dianalisis secara statistik menggunakan Kruskal Wallis, uji Levene, dan dilanjutkan dengan Oneway Annova.  Hasil yang didapat adalah fase inflamasi pada kelompok tikus dengan latihan aerobik berlangsung lebih cepat. Parameternya adalah jumlah sel PMN dan makrofag yang secara bermakna lebih tinggi bila dibandingkan kelompok yang lain. Sedangkan kelompok tikus yang diberi perlakuan latihan anaerobik lebih tinggi jumlah sel PMN dan makrofagnya bila dibandingkan dengan kelompok tikus yang tidak berolahraga.

Penelitain ini membuktikan bahwa latihan aerobik dengan dosis dan metode yang terukur mampu memperpendek atau mempercepat fase awal penyembuhan luka cabut gigi, bila dibandingkan taihan anaerobik. Sedangkan latihan anaerobic memberikan hasil yang lebih baik secara bermakna bila dibandingkan dengan tidak berolahraga.

Penulis: Aqsa Sjuhada Oki

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link jurnal berikut ini:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0765159719301194

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).