Faktor Penentu Profitabilitas Bank Syariah dan Bank Konvensional Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi bank syariah dan konvensional. (Sumber: Qazwa)

Perbedaan aspek kinerja antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dapat dilihat dari beberapa hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti, yang menemukan bahwa terdapat perbedaan kinerja antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional. Variabel yang digunakan sebagai determinan kinerja Bank Umum Syariah antara lain adalah rasio permodalan, rasio simpanan dan pendanaan jangka pendek, komposisi aset, kepemilikan asing, sedangkan variabel yang digunakan sebagai determinan kinerja Bank Umum Konvensional antara lain adalah variabel ukuran bank, permodalan, risiko kredit, efisiensi, risiko likuiditas, dan indikator bauran bisnis.

Perbankan konvensional pada prinsipnya sangat bergantung pada suku bunga sebagai sumber pendapatan, sedangkan perbankan syariah mengandalkan tingkat bagi hasil. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah dan bank konvensional, mengingat semua lembaga keuangan pada prinsipnya memiliki orientasi yang sama untuk memperoleh laba yang tinggi.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas sebagai variabel dependen, ukuran bank, pengambilan risiko, dan variabel pinjaman sebagai variabel independen. Variabel profitabilitas diukur dengan proksi return on asset (ROA). Variabel ukuran bank  diukur dengan natural logarithm of Asset (LnAsset). Variabel pengambilan risiko diukur dengan risiko kredit dan Z-score. Risiko kredit direpresentasikan oleh rasio kredit non-kinerja. Z-score dihitung berdasarkan laba atas aset ditambah rasio ekuitas dibagi dengan standar deviasi ROA. Semakin tinggi resiko kredit, menunjukkan semakin rendah stabilitasnya. Variabel pinjaman yang diukur dengan rasio loan to total deposit. Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan, yang dikelompokkan dalam tiga jenis bank, yaitu Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah Bank Konvensional. Hal inilah yang membedakan dengan penelitian sebelumnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan Unit Usaha Syariah Bank Konvensional di Indonesia antara tahun 2014 sampai tahun 2016. Unit Usaha Syariah merupakan unit layanan transaksi berbasis syariah yang diberikan oleh bank konvensional sebagai penerapan sistem dua jendela. Data dianalisis dengan metode regresi, dan digunakan untuk semua bank dan per kelompok bank.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, jika dilihat dari aspek rata-rata total aset (ukuran bank), aset Bank Umum Konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan aset Bank Umum Syariah dan aset Unit Usaha Syariah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata return on asset Unit Usaha Syariah Bank Konvensional lebih tinggi dibandingkan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa Unit Usaha Syariah memiliki kapabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan dua jenis bank lainnya dalam memperoleh keuntungan usaha dan meningkatkan efisiensi. Hasil ini juga dapat menjelaskan bahwa ROA yang lebih rendah dapat disebabkan oleh kecilnya kemampuan aset untuk memperoleh keuntungan yang besar.

Tingkat risiko kredit Bank Umum Syariah lebih tinggi dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dan Bank Umum Konvensional. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bank tradisional dapat mengurangi risiko gagal bayar kredit. Tingkat stabilitas Bank Umum Konvensional yang diukur dengan Z-score lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa bank konvensional lebih stabil dibandingkan bank syariah. Bank Umum Syariah lebih stabil dibandingkan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan statistik deskriptif ditemukan bahwa Bank Umum Konvensional lebih stabil   dari pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Hasil uji regresi menemukan bahwa risiko kredit  memiliki hubungan yang signifikan dan kuat dengan profitabilitas Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional. Risiko kredit yang lebih rendah akan meningkatkan profitabilitas.

Faktor lainnya adalah tingkat pinjaman yang juga berkaitan dengan tingkat risiko kredit. Pada umumnya, tingkat pinjaman memiliki hubungan positif terhadap return on asset. Semakin tinggi pinjaman, maka profitabilitas bank juga akan meningkat. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbankan konvensional memiliki rata-rata tingkat pinjaman terendah dibandingkan kedua bank tersebut (perbankan syariah). Unit Usaha Syariah memiliki pinjaman kredit tertinggi. Variabel pinjaman memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas Bank Umum Syariah, dan hubungan positif dengan profitabilitas Unit Usaha Syariah.

Variabel ukuran bank dan pinjaman tidak mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Konvensional. Namun, ukuran bank memiliki hubungan positif dan signifikan dengan profitabilitas Bank Umum Syariah, dan memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas Unit Usaha Syariah Bank Konvensional. Variabel stabilitas dan risiko kredit berperan penting dalam meningkatkan profitabilitas Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional. Semakin tinggi stabilitas atau semakin rendah resiko kredit, semakin tinggi profitabilitasnya. Variabel tingkat pinjaman berpengaruh negatif terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah, tetapi berpengaruh positif terhadap profitabilitas Unit Usaha Syariah.

Penulis : Muslich Anshori, Ahmad Syathiri

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di:

https://www.scopus.com/inward/record.uri?/eid-2-s2.0-85093851615&doi=10.7232%2fiems.2020.19.3.538&partnerID-40&md5-a1609cf63c3c9c043cb489d10bdbbf25

Ahmad Syathiri,  Muslich Anshori,  Raditya Sukmana (2020). Determinant of Indonesian Islamic and Conventional Banks’ Profitability. Industrial Engineering & Management Systems. Vol.19 No.3.  September 2020, pp.538-542.   ISSN 1598-7248 | EISSN 2234-6473 | https:// doi.org/10.7232/iems.2020.19.3.538

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).