Perbaikan kekuatan motorik pada pasien yang mengalami kelumpuhan anggota gerak pascastroke merupakan kondisi yang sangat diidamkan oleh semua pasien pascastroke. Selama ini pemeriksaan evaluasi kekuatan motorik dilakukan secara manual dengan membandingkan antara kekuatan pemeriksa dengan pasien. Teknik ini sudah digunakan oleh klinisi dan fisioterapis sejak dahulu kala. Sayangnya teknik ini berisiko menimbulkan bias karena kekuatan pemeriksa bervariasi. Penggunaan EEG untuk memonitor keberhasilan terapi rehabilitatif merupakan tawaran menarik agar didapatkan penilaian yang lebih objektif.
Kebanyakan studi fokus pada parameter sisi hemiparesis atau hemiplegi saja, pada studi ini juga menggunakan parameter yang lebih stabil. Penelitian yang dilakukan di RS Universitas Airlangga ini, membandingkan gerakan tangan sisi normal dan sisi yang lumpuh pada subjek pascastroke. Sebelumnya dilakukan pembersihan artefak dengan metode Artifact Subspace Reconstruction (ASR). Hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan sinyal terutama pada saat gerakan menggenggam. Semua nilai parameter juga tampak menurun pada sisi otak yang lesi, terutama parameter Power Spectral Density (PSD).
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan melalui International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA) tahun 2019. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk berbagai gerakan lain dan untuk memvalidasi pola sinyal yang didapat. Hasil penelitian ini bisa dijadikan parameter objektif keberhasilan terapi rehabilitatif. Karena pada penelitian ini didapatkan hasil pola otak sisi sehat dan sakit, maka pola otak sisi sehat bisa dijadikan target terapi tiap individu.
Penulis: Wardah Rahmatul Islamiyah, Hendra Setiawan, Adhi Dharma Wibawa, Mauridhi Hery Purnomo
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: https://ieeexplore.ieee.org/document/8937238
(Identifying EEG Parameters to Monitor Stroke Rehabilitation using Individual Analysis)
