Manfaat Kartu Kontrol Kepatuhan Obat pada Pasien Epilepsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompas.com

Kepatuhan minum obat pada pasien epilepsi merupakan salah satu faktor penting terhadap keberhasilan terapi. Panjangnya waktu pengobatan kasus epilepsi seringkali menyebabkan pasien bosan untuk mengkonsumsi rutin obat antiepilepsinya, apalagi bila frekuensi kejangnya masih ada meskipun telah rutin mengkonsumsi obat. Untuk mengetahui kepatuhan minum obat, pemeriksaan yang objektif dilakukan adalah pemeriksaan kadar obat dalam darah. Sayangnya pemeriksaan ini mahal, tidak tertanggung oleh asuransi kesehatan di Indonesia, serta tidak semua obat antiepilepsi bisa dideteksi di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RS Universitas Airlangga dan RSUD dr. Soetomo ini mencoba mencari cara lain untuk memantau kepatuhan minum obat pasien epilepsi yaitu dengan menggunakan kartu kontrol kepatuhan minum obat. Hasil dari pemantauan kartu kontrol ini dihubungkan dengan skor kepatuhan Adherence to Refills and Medications Scale (ARMS), frekuensi kejang dan kadar obat phenytoin dalam darah.

Ternyata penggunaan kartu kontrol kepatuhan obat epilepsi memberikan perubahan signifikan terhadap kepatuhan pasien yang dilihat dari skor ARMS. Akan tetapi perubahan tingkat kepatuhan yang terukur melalui skor ARMS ini tidak berhubungan dengan perubahan frekuensi kejang maupun kadar obat phenytoin dalam darah. Beberapa pasien tercatat tidak patuh patuh, akan tetapi kadar obat dalam darahnya normal. Tingginya angka kepatuhan ini juga tidak berhubungan dengan penurunan frekuensi kejang.

Hal ini membuktikan bahwa kepatuhan minum obat bukan satu-satunya penentu tercapainya kadar normal phenytoin dalam darah dan penurunan frekuensi kejang. Kadar phenytoin dalam darah juga dipengaruhi oleh kondisi metabolisme tubuh sendiri seperti kondisi kecepatan metabolisme, fungsi organ metabolisme, genetik dan kondisi fisiologis lainnya. Penggunaan kartu kontrol kepatuhan obat terbukti bisa dijadikan alat objektif untuk memantau kepatuhan pasien epilepsi mengkonsumsi obat, meskipun belum bisa menggantikan pemeriksaan kadar obat dalam darah yang relatif mahal.

Penulis : Wardah Rahmatul Islamiyah, Suharjono, Halim Priyahau Jaya, Iin Ernawati

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2019-12-12-63

(Analysis Relationship of Self-Medication Card Administration with Adherence (ARMS Score), Phenytoin Serum Levels and Frequency of Seizures in Patients using Phenytoin Monotherapy)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).