Faktor Apa Saja yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas Tim pada Program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Lifepack.id

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menyerang organ pernafasan dan organ lainnya. Penyakit TB merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dan Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi nomor kedua dengan jumlah tertinggi kasus TB se-Indonesia. Hal ini memerlukan kerjasama lintas sektor dan seluruh stakeholder masyarakat untuk dapat menanganinya melalui program penanggulangan TB yang dimulai dari layanan kesehatan primer khususnya Puskesmas.

Program penanggulangan TB tersebut mencakup beberapa aktifitas penting seperti promosi kesehatan, deteksi dini kasus TB dan pemulihan pasien TB, sebagaimana tujuan peningkatan kualitas kesehatan pasien harus dicapai. Pada program ini dibentuk tim untuk melaksakan kegiatan-kegiatan tersebut yang terdiri dari dokter, perawat, dan analis kesehatan. Tim merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah organisasi. Sebuah organisasi perlu berupaya dalam meningkatkan kinerja tim meskipun menghadapi beberapa hambatan. Struktur organisasi dan karakteristik tugas menunjukkan efektivitas tim Puskesmas yang berbeda dalam penanggulangan TB di Surabaya. Pada saat ini manajemen organisasi publik telah berubah dari bekerja sesuai dengan hierarki struktur organisasi, menjadi fokus bekerja dengan tim. Dalam sebuah tim akan dibagi beberapa peran dan tanggung jawab antar anggota tim. Masing-masing anggota akan memberikan pengaruh bagi pencapaian dan tujuan organisasi. Oleh sebab itu, merupakan hal yang penting untuk mencari tahu faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektivitas tim pada program penanggulangan TB di Surabaya.

Efektivitas tim dalam penanggulangan program KB dipengaruhi oleh struktur organisasi dan karakteristik tugas. Struktur organisasi terdiri dari rentang kendali dengan dimensi menunjuk seseorang untuk melaporkan kasus TB, pemusatan dengan dimensi kewenangan untuk mengambil keputusan resmi, dan formalisasi dengan dimensi SOP dalam pelaksanaan program pencegahan TB. Berdasarkan struktur organisasi tersebut, rentang kendali dan pemusatan mendapatkan hasil signifikan sebagai dimensi yang paling mempengaruhi efektivitas tim. Sementara itu, karakteristik tugas terdiri dari dimensi otonomi tugas, variasi tugas, identifikasi tugas, signifikansi tugas, timbal balik tugas, dan saling ketergantungan tugas. Karakteristik tugas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap efektivitas tim dalam penanggulangan program KB adalah dimensi signifikansi tugas, timbal balik tugas, dan saling ketergantungan tugas.

Pemegang program TB pada Puskesmas yang beranggotakan kurang dari empat orang tetapi bekerja dalam lingkup yang lebih luas akan menghadapi lebih banyak kesulitan ketika diberikan beban kerja lebih untuk mencapai targetnya. Kinerja yang tinggi untuk menghadapi pasien dengan TB di dalam tim dapat mempengaruhi rendahnya persepsi pemeliharaan tim. Karakteristik tugas yang mempunyai pengaruh signifikan dengan efektivitas tim adalah signifikansi tugas melingkupi tanggung jawab tim dan pemberian pengalaman yang berarti bagi tim memberikan pengalaman yang berarti bagi tim. Namun, beberapa penelitian lain menunjukkan dimensi signifikansi tugas memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja tugas. Hal ini mengklarifikasi bahwa signifikansi tugas menjadi stimulus dan memberi efek langsung atau tidak langsung pada efektivitas tim.

Selain itu, timbal balik tugas juga berpengaruh signifikan dengan efektivitas tim. Timbal balik positif maupun timbal balik negatif sangat berpengaruh terhadap efektivitas tim. Lebih jauh, timbal balik positif akan berpengaruh kuat pada hubungannya dengan kinerja karena petugas yang mendapatkan timbal balik positif mempunyai kesempatan besar untuk menunjukkan efektivitas pekerjaannya karena termotivasi untuk mencapai target. Sebaliknya, petugas yang tidak mendapatkan timbal balik atas tugas yang telah dikerjakannya dapat mengalami kegagalan, sehingga dukungan timbal balik tim sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi.

Sebuah tim dengan persepsi yang baik tentang saling ketergantungan tugas akan mendorong kerja tim dalam mencapai target. Saling ketergantungan tugas berpengaruh positif terhadap kinerja. Saling ketergantungan tugas dalam pelaksanaan program pencegahan TB menghubungkan dokter, perawat, dan analis kesehatan yang memiliki peran yang tidak dapat dipertukarkan. Secara keseluruhan, penelitian ini hanya berfokus pada struktur organisasi dan karakteristik tugas di puskesmas, tetapi tidak memasukkan faktor lainnya, yaitu faktor individu yang mungkin mempengaruhi efektivitas tim. Pada Persepsi yang baik tentang karakteristik tugas muncul ketika pemimpin dan anggota membangun komunikasi yang baik. Studi ini juga menyimpulkan karakteristik tugas menjadi variabel intervening dari struktur organisasi dan efektivitas tim. Rekomendasi untuk pelatihan psikologis tentang komunikasi bisa menjadi cara untuk meningkatkan hubungan antar anggota tim

Penulis: Thinni Nurul Rochmah

Informasi detail dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/view/18690

(The Effect of Organization’s Structure and Task Characteristics on Team Effectiveness in Tuberculosis Prevention Program)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).