Studi Kualitatif: Pencegahan Pewarnaan Mekonium Menggunakan Air Kelapa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Klikdokter.com

Insidensi pewarnaan mekonium pada cairan ketuban yang bercampur dengan mekonium bervariasi sekitar 14-29% di semua ras/etnis, kulit putih, hitam, dan kuning. Sebanyak 60% ibu hamil di Provinsi Kalimantan Tengah di Indonesia memiliki budaya cegah pewarnaan mekonium dari ketuban menggunakan air kelapa. Berdasarkan beberapa penelitian, air kelapa terbukti efektif mengatasi gangguan keseimbangan cairan.

Ibu hamil mengkonsumsi air kelapa muda untuk mencegah pewarnaan mekonium pada ketuban memenuhi nilai positif dan etika. Sebuah penelitian menyatakan bahwa budaya dapat digunakan sebagai pedoman hidup masyarakat, yang diyakini secara akurat oleh masyarakat dan memanfaatkan lingkungan beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai budaya menguat dengan mengikuti kepercayaan agama pemiliknya, masyarakat Kalimantan Tengah percaya bahwa kebiasaan ini baik dan menjadi pedoman untuk pemeliharaan kehamilan dengan memanfaatkan kelapa yang tumbuh di masyarakat.

Sebuah kerangka pemikiran membagi bentuk budaya menjadi tiga tema, yaitu (a) nilai merupakan sesuatu yang abstrak dalam benak penganut budaya. (b) kegiatan, yaitu kegiatan yang berpola, berkelanjutan, dan dapat diamati. (c) materi adalah bentuk budaya yang paling konkret, fisik. Ketiga jenis budaya tersebut membentuk entitas yang konstan. Nilai membentuk seseorang dalam berperilaku kemudian mempengaruhi seseorang untuk menghasilkan karya. Berdasarkan tiga bentuk kebudayaan tersebut sebagai berikut: a0. Sebuah nilai, kehamilan diyakini sebagai masa kritis yang berisiko kekeruhan pada cairan ketuban, sehingga perlu dimurnikan atau dicegah dengan air kelapa. b). Sebagai bentuk aktivitas, air kelapa diminum secara rutin tiga kali dalam seminggu, mulai usia kehamilan tujuh bulan hingga persalinan. c). Benda berupa kelapa yang kulitnya berwarna hijau masih bisa dikerok.

Menurut teori perilaku, bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh pikiran dan perasaan (TF) yang berupa pengetahuan, keyakinan, sikap dan nilai-nilai keyakinan; referensi pribadi (PR). Sebagai contoh : ibu hamil di Kalimantan Tengah mengonsumsi air kelapa secara rutin pada trimester ketiga (TF), mereka memiliki contoh panutan yang diberikan oleh saudara perempuannya yang melakukan hal yang sama saat hamil (PR). Dengan demikian benda budaya berupa kelapa muda termasuk dalam kriteria benda alam yang dianggap memiliki nilai esensial dalam sejarah dan budaya karena merupakan air suci yang dapat membantu segala sesuatu yang kotor. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992, Bagian B merupakan benda alam yang disinyalir memiliki nilai vital dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan budaya.

Berdasarkan tiga bentuk kultur yang terdiri dari sejenis nilai, keyakinan bahwa masa kritis kehamilan berisiko kekeruhan cairan ketuban, sehingga perlu dimurnikan atau dicegah dengan air kelapa muda yang diminum secara rutin sebanyak tiga kali dalam seminggu, mulai usia kehamilan tujuh bulan hingga persalinan. Kelapa yang digunakan adalah kelapa muda yang kulitnya berwarna hijau, dan dagingnya masih bisa dihilangkan. Kebiasaan mengonsumsi air kelapa muda kini menjadi budaya di masyarakat.

Penulis : Prof. Dr. Merryana Adriani, SKM., M.Kes

Informasi detail tentang riset ini dapat dilhat pada tulisan kami di: https://pjmhsonline.com/2020/july-sep/1559.pdf

Tri Ratna Ariestini, Merryana Adriani, Windhu Purnomo, Shrimarti Rukmini Devy (2020). Prevention Of Meconium Staining Of Amniotic Fluid Using Coconut Water Based On Culture: A Qualitative Study. Pakistan Journal Of Medical And Health Sciences, 14 (3) : 1559-1561

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).