Perkembangan Terkini: Pola Penyebaran Strain HIV di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi penyebaran HIV. (Sumber: Okezone)

Epidemi HIV tipe 1 (HIV-1) terus berkembang di Indonesia; Namun, penelitian berkelanjutan tentang Epidemiologi HIV-1 di Indonesia harus tetap dilakukan karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Pada penelitian ini dilakukan pemetaan subtipe di beberapa kota di Indonesia antara lain: Aceh, Medan, Pontianak, Manado, Surabaya, Bali, Papua Barat dan Jayapura.

Dalam penelitian ini, kami melakukan analisa genotip yaitu penentuan subtipe HIV-1 dan deteksi HIV drug resistance (HIVDR) pada 105 pasien positif HIV yang tinggal di berbagai kota di Indonesia selama tahun 2018-2019. Sampel darah pasien HIV diisolasi DNA dan kemudian diamplifikasi dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada gen  protease (PR), reverse transcriptase (RT), gag serta envelope (env). Gen-gen ini merupakan gen yang berperan penting dalam proses replikasi virus HIV. Hasil amplifikasi dilanjutkan dengan proses sekuensing untuk mengetahui materi genetik DNAnya. Hasil sekuensing kemudian dianalisa secara bioinformatika untuk mengetahui subtipe dan HIVDRnya dengan adanya mutasi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, ditemukan rekombinan CRF01_AE yang merupakan strain HIV-1 yang mendominasi di Indonesia yaitu sebesar 81,9%, diikuti oleh subtipe B (12,4%), CRF02_AG (3,8%), CRF52_01B (1%), dan rekombinan antara CRF01_AE dan CRF02_AG (1,0%). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CRF01_AE merupakan strain yang mendominasi di beberapa kota di Indonesia seperti di Surabaya, Bali, Medan dan Manado. Rekombinan CRF01_AE ini juga banyak ditemukan dibeberapa Negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang sudah dilaporkan sebelumnya di Indonesia.

Yang menarik dari penelitian ini adalah selain  rekombinan CRF01_AE juga ditemukan rekombinan baru di Indonesia yaitu ditemukannya rekombinan CRF02_AG di Pontianak. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa CRF01_AE banyak ditemukan di Pontianak tetapi pada penelitian ini terjadi perubahan strain yaitu dari CRF01_AE menjadi CRf02_AG. Perubahan strain ini disebabkan oleh sifat mutagenik virus HIV yang tinggi. Dengan ditemukannya CRF02_AG tidak menutup kemungkinan kedepan akan muncul rekombinan-rekombinan baru dan perubahan subtipe yang akan mempengaruhi terapi antiretroviral. Oleh karena itu data mengenai subtype dan HIVDR menjadi penentu keberhasilan terapi antiretroviral pada pasien HIV untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV/AIDS.

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa perlunya adanya monitoring pola penyebaran subtipe HIV yang ada di Indonesia untuk mengendalikan dan memutus rantai penyebaran HIV di Indonesia.

Penulis: Siti Qamariyah Khairunisa

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: Khairunisa, SQ, et.al. (2020). 2018-2019 Update on the Molecular Epidemiology of HIV-1 in Indonesia. AIDS Res Hum Retroviruses Vol. 36 No.11 . Available oline at https://doi.org/10.1089/aid.2020.0151

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).