Efek kombinasi Electrolyzed Reduced Water dan Epigallocatechin-3-Gallate pada Relaps Gigi dengan Perawatan Ortodonti

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi perawatan ortodonti. (Sumber: http://smileworks.id/)

Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki maloklusi. Pergerakan gigi ortodonti (PGO) dipengaruhi oleh remodeling tulang alveolar dan jaringan periodontal terhadap adanya gaya mekanis di sekitar gigi. Proses remodeling tulang menjadi faktor penting dalam pergerakan gigi yang diawali dengan resorpsi tulang dan diikuti dengan proses aposisi tulang. Relaps ortodonti merupakan kembalinya gigi ke posisi semula setelah perawatan ortodonti selesai dirawat dengan piranti ortodonti aktif.

Penyebab relaps secara umum disebabkan oleh faktor intrinsik pada ligamen periodontal dan tulang alveolar serta faktor ekstrinsik seperti pertumbuhan struktur wajah, tekanan jaringan lunak, dan interdigitasi. Beberapa cara yang umun dilakukan untuk mencegah relaps setelah pergerakan gigi ortodonti selesai, yaitu dengan fase retensi, penggunaan retainer atau pemakaian retainer yang dipasang secara cekat pada permukaan palatal atau lingual gigi, atau menggunakan adjunctive procedurs. Upaya pemberian bahan obat tertentu dilakukan untuk pencegahan relaps juga.

Bifosfonat merupakan obat terapi osteoporosis yang dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas tulang alveolar baru yang terbentuk pasca perawatan ortodonti. Simvastatin juga dapat mencegah relaps melalui penghambatan aktivitas osteoklas dalam fungsi resorpsi tulang dan stimulasi pembentukan tulang. Elektrolyzed Reduced Water (ERW) adalah salah satu cara terapi dalam kedokteran menggunakan media air dari proses elektrolisis yang mempunyai potensi sebagai anti oksidan. Konsumsi ERW dapat mensupresi diferensiasi osteoklas yang menyertai inflamasi periodontal. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) adalah katekin teh hijau yang paling berlimpah dan kuat. EGCG bermanfaat untuk regenerasi tulang dan memiliki strategi pengobatan yang menjanjikan untuk terapi perbaikan tulang, EGCG juga menghambat pembentukan osteoklas.

Metode dan Hasil

Sampel dari penelitian ini adalah tikus jantan (Rattus norvegicus) dengan berat 200-250 gram, berusia 3 bulan, dalam kondisi sehat. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kombinasi ERW-EGCG pasca debonding selama 3, 7 dan 14 hari. Kekuatan ortodonti yang diberikan dengan mengaplikasikan close coil spring sebesar 10 gr/mm selama 7 hari. Terdapat 3 kelompok perlakuan pada penelitian ini, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan dengan pemberian simvastatin, dan kelompok perlakuan dengan pemberian kombinasi  ERW-EGCG.

ERW diproduksi dari mesin ionisasi air yang menghasilkan ERW yang mengandung molekul hidrogen terlarut di katoda (elektroda negatif) dan air asam di anoda (elektroda positif), sehingga menghasilkan air alkali (ringan atau kuat) dan asam (ringan atau kuat) di katoda dan anoda. Pengionisasi air akan menghasilkan pH basa (8-11) dengan ORP negatif (-50 hingga -750) di katoda dan pH asam (4-6) dengan ORP positif (+350 hingga +750) di anoda. EGCG diberikan  dengan dosis 300 mg/Kg BB dua kali sehari peroral.

Pada penelitian ini, jumlah osteoklas menurun yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan jumlah osteoklas (sel TRAP-positif) antar kelompok perlakuan dan kontrol pada hari ke 3, 7, 14 hari pasca debonding. Enzim tartrate resistant acid phos-phatase (TRAP) termasuk enzim metalaprotein golongan asam folat yang di ekspresikan oleh sel osteoklas. Penurunan enzim TRAP merupakan penanda adanya penurunan metabolisme resorpsi tulang yang aktif. Ekspresi RANKL meningkat signifikan setelah tiga hari pasca debonding dan selanjutnya menurun sampai hari ke 14 pasca debonding.

Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya bahwa relaps terjadi begitu cepat setelah piranti ortodonti dilepas, karena  pada 3 hari pertama pasca debonding, resorpsi tulang alveolar terjadi lebih banyak dibandingkan dengan aposisi tulang, sehingga kadar RANKL menjadi lebih tinggi. Peningkatan ini dikarenakan tekanan ortodonti menyebabkan reaksi seluler yang ditandai dengan meningkatnya pro-inflamatory cytokines dan merangsang ekspresi RANKL, selanjutnya RANKL akan berikatan dengan RANK pada prekursor osteoklas yang memicu deferensiasi dan proliferasi osteoklas sehingga osteoklas menjadi aktif. Osteoklas yang aktif ini akan mengakibatkan resorbsi tulang. EGCG berguna untuk regenerasi tulang,  terapi perbaikan tulang,  kematian sel apoptosis pada osteoklas, menghambat perkembangan osteoklas dan meningkatan massa tulang.

Kombinasi ERW-EGCG terbukti secara signifikan menghambat ekspresi RANKL dan jumlah osteoklas pada  relaps gigi dengan pergerakan ortodontik setelah 3, 7, dan 14 hari pasca debonding. Dengan demikian, kombinasi ERW-EGCG merupakan salah satu alternatif terapi potensial untuk meningkatkan remodeling tulang pada pasien pasca perawatan ortodontik.

Penulis : Rini Devijanti Ridwan

Informasi dan detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://connectjournals.com/03896.2020.20.4797

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).