Fakta Menarik dari Kanker Nasofaring di Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh IDN Times

Kanker nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang jarang ditemui di dunia, akan tetapi insidensinya di Asia Tenggara sangat tinggi. Di Indonesia, KNF termasuk dalam empat keganasan yang paling banyak ditemui, setelah kanker payudara, kanker cervix, dan kanker paru. Di antara seluruh bagian, Jawa Timur adalah daerah dengan insiden terbanyak. Kanker nasofaring muncul dari sel epitel di area nasofaring dan dapat bermetastase ke jaringan limfe leher menimbulkan benjolan leher. Data akurat jumlah kasus KNF belum dapat diketahui secara pasti, karena pencatatan kasus yang buruk.

Faktanya KNF adalah kanker ganas yang hampir seluruh pengidapnya datang mencari pengobatan disaat sudah memasuki stadium akhir. Hal tersebut disebabkan oleh kesadaran pasien yang rendah untuk mencari pengobatan dan tertundanya diagnosis karena gejala KNF yang tidak spesifik. Gejala awal penderita KNF ialah telinga berdenging, hidung buntu, nyeri kepala, nyeri wajah, benjolan dileher. Hal ini membuat penderita dan dokter cenderung tidak berfikir sampai kearah keganasan.

Setelah dilakukan penelitian deskriptif melalui data rekam medis rumah sakit, ditemukan bahwa penderita pria dua kali lebih banyak dibanding wanita. Penderita dengan umur di atas 30 tahun meningkatkan peluang terkena karsinoma nasofaring. Penderita terbanyak memiliki tingkat pendidikan dan sosioekonomi yang rendah, hal ini dikaitkan dengan kebiasaan sehat dan berobat. Fakta lainnya ialah mengkonsumsi makanan yang diasinkan ataupun diawetkan, kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan rendahnya asupan sayur dan buah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan peluang terkena kanker nasofaring.

Diagnosis dini sangat penting dalam prognosis penderita karena 90% penderita dengan stadium awal dapat bertahan 5 tahun. Sedangkan penderita dengan stadium akhir kurang dari 50% yang dapat bertahan 5 tahun. Pentingnya pola hidung sehat dan kewaspadaan awal dari tenaga kesehatan maupun masyarakat diharapkan dapat mengurangi keterlambatan diagnosis dari karsinoma nasofaring.

Penulis: Achmad Chusnu Romdhoni

Link jurnal terkait tulisan di atas: Clinical Presentation of Nasopharyngeal Carcinoma in East Java,Indonesia https://pjmhsonline.com/index.php?route=product/product&path=16655_16669_16671&product_id=9113

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).