Naringin: Senyawa Antikanker yang Potensial pada Buah Jeruk untuk Berbagai Manfaat bagi Kesehatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi buah jeruk famili Rutaceae. (Sumber: https://botaniblog.wordpress.com/)

Penggunaan obat herbal dengan slogan “kembali ke alam” memang sedang naik daun belakangan ini, namun apakah semua yang ada di alam bisa efektif dalam membantu meringankan masalah kesehatan yang dialami oleh manusia?

Sumber daya alam termasuk tumbuhan dan ekstraknya telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan banyak penyakit. Saat ini, orang-orang kembali menggunakan  senyawa asli dari tumbuh-tumbuhan. Meski saat ini sedang berlangsung pengembangan obat sintetis di industri farmasi, pengobatan herbal masih tetap mempunyai daya tarik sendiri bagi konsumennya, termasuk pengobatan kanker.

Kanker merupakan penyakit serius yang sangat mematikan diseluruh dunia. Kanker tidak terjadi begitu saja, namun ada beberapa proses yang menjadikan sel maupun organ menjadi sebuah kanker karena ketidaknormalan pembelahan sel yang terjadi secara terus menerus tanpa henti. Kanker disebabkan karena berbagai faktor seperti paparan bahan kimia, lingkungan, faktor makanan, dan hidup tidak sehat.

Ada beberapa pilihan pengobatan kanker saat ini, mulai dari operasi, penyinaran maupun kemoterapi, namun semuanya memiliki dampak positif dan negative masing-masing tergantung tingkat keparahan kanker pada stadium yang diderita. Agen antikanker harus dapat membunuh sel kanker tanpa menimbulkan efek samping pada sel normal atau sel yang sehat dengan cara apoptosis. Apoptosis sendiri merupakan progam kematian sel yang terjadi secara normal ketika sel tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh atau juga bisa kerana gagalnya sel memeprbaiki diri karena terpicu oleh gangguan internal. Ada beberapa kandidat obat yang memang memenuhi kriteria tersebut, salah satunya adalah naringin.

Sebuah literatur terbaru telah mengungkapkan bahwa naringin merupakan senyawa potensial sebagai antikanker. Naringin adalah senyawa polifenol yang secara alami terdapat pada jeruk. Tanaman jeruk termasuk dalam famili Rutaceae yaitu termasuk buah-buahan seperti jeruk nipis, lemon, mandarin, dan bali. Jeruk dikonsumsi terutama sebagai bahan segar atau mentah untuk jus atau kalengan sebagai segmen. Selain itu, buah jeruk juga bisa digunakan di bidang makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi industri seperti aditif, rempah-rempah, bahan kosmetik, dan obat kemoprofilaktik.

Naringin juga memberikan rasa pahit pada saat kita mengkonsumsi jus jeruk. Konsentrasi naringin ditemukan lebih tinggi pada saat buah masih muda dibandingkan buah sudah masak. Naringin secara biologis merupakan glikosida flavanon yang terbentuk dari dua unit rhamnose yang melekat pada bagian aglikonnya yaitu flavanon naringenin dan neohesperidosa. Naringin memiliki rumus molekul C27H32O14 dan berat molekul 580,4 g/mol.

Naringin sudah banyak digunakan sebagai senyawa penelitian baik secara in vitro maupun in vivo. Umumnya naringin dihidrolisis menjadi aglycon naringenin oleh lactasephlorizin hydrolase dan mikroflora usus secara oral. Naringin diserap dengan cepat ke dalam waktu 15 menit pertama sampai 3 jam setelah pemberian oral. Naringin bersifat sangat lipofilik dan disebarkan ke hampir seluruh organ tubuh dengan konsentrasi tertinggi terdapat di perut dan terendah di bagian otak. Naringin juga terkonsentrasi di hati dan empedu dengan proses transpor aktif.

Banyak penelitian yang telah mengungkapkan bahwa naringin merupakan senyawa antikanker yang potensial dalam menghambat proliferasi sel kanker, termasuk jenis kanker usus, pankreas, lambung, payudara, hati dan paru-paru. Naringin juga dilaporkan dapat mencegah pembentukan pembuluh darah baru pada tahap metasatis tumor, serta menginduksi apoptosis pada sel kanker. Sebuah studi in vivo mendokumentasikan buah jeruk menjadi bubuk (13,7 g/kg) atau naringin terisolasi (200 mg/kg) dilaporkan dapat menekan proliferasi dan meningkatkan apoptosis melalui aktivitas anti-inflamasi. Naringin juga menunjukkan dapat membantu menekan perkembangan kanker usus besar dan menghambat perkembangan tumor payudara yang diinduksi oleh 5 mg DMBA.

Sebagai kesimpulan, naringin banyak ditemukan di buah jeruk dan sudah terbukti berkhasiat sebagai antikanker dari penelitian secara in vitro dan in vivo, namun memang masih diperlukan uji lanjutan lebih dalam seperti uji klinis untuk pengobatan di masa depan.

Ditulis oleh:  Amaq Fadholly, Arif N. M. Ansori, dan Teguh Hari Sucipto

Artikel selengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2020-13-11-94

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).