Efek Anti-Fibrosis Fibrin Glue terhadap Tgf-Β dan Α-Sma pada Sel Fibroblas Tenon Manusia sebagai Model Penyembuhan Luka Pascatrabekulektomi in Vitro

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh theconversation.com

Glaukoma merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Jumlah penderita glaukoma diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 76 juta di tahun 2020.  Trabekulektomi merupakan salah satu modalitas terapi utama untuk menurunkan tekanan intraokuli setelah terapi medikamentosa gagal. Namun hingga saat ini target penurunan tekanan intraokuli masih belum tercapai pada 35-43% pasien dan fibrosis pascaoperasi masih menjadi kendala utama keberhasilan trabekulektomi. Kegagalan trabekulektomi akibat fibrosis bleb dilaporkan mencapai 24-74% dalam empat tahun pasca pembedahan. Fibrosis pada konjungtiva setelah trabekulektomi diawali dengan ekspresi faktor-faktor profibrosis. Salah satu yang terpenting adalah Transforming Growth Factor-β (TGF-β) yang dapat menginduksi transdiferensiasi fibroblas menjadi myofibroblas, sel yang menghasilkan matriks ekstraseluler berlebih pada proses fibrosis. Berbagai terapi adjuvan untuk trabekulektomi diberikan untuk menghambat faktor-faktor profibrosis tersebut.  Salah satu yang banyak digunakan adalah Mytomicin-C (MMC). Namun meskipun dapat mencapai tingkat keberhasilan hingga 80% penggunaan MMC pada trabekulektomi dapat menyebabkan komplikasi seperti hipotoni berat, kebocoran bleb dan endoftalmitis. Oleh karena itu terapi adjuvan lain yang lebih aman masih terus dikembangkan.

Fibrin glue (FG) merupakan salah satu alternatif terapi adjuvan pada bedah trabekulektomi karena diketahui memiliki efek antifibrosis. Namun Namun hingga saat ini penelitian mengenai pengaruh FG terhadap faktor-faktor profibrosis yaitu TGF-β dan diferensiasi myofibroblas pada sel fibroblas tenon belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh FG terhadap ekspresi TGF-β dan α-SMA pada sel fibroblas tenon sebagai model penyembuhan luka pascatrabekulektomi in vitro.

Pada penelitian ini dilakukan kultur sel fibroblas tenon yang kemudian dilakukan scratching sebagai model penyembuhan luka pascatrabekulektomi. Terdapat tiga kelompok sel yaitu sel fibroblas tenon yang dibiakkan dalam media tumbuh tanpa perlakuan sebagai kontrol negatif, sel fibroblas tenon yang diberi perlakuan dengan MMC sebagai kontrol positif, dan sel fibroblas tenon yang diberi perlakuan dengan FG. Faktor-faktor profibrosis dianalisis melalui pemeriksaan ekspresi TGF-β dan α-SMA yang merupakan penanda myofibroblas dengan imunositokimia.

Hasil penelitian menunjukkan FG mempengaruhi ekspresi TGF-β (93,69±11,21 piksel; p=0,027)  dan α-SMA (142,97±31,21 piksel; p=0,000) yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol negatif (FBS2%). MMC menunjukkan ekspresi TGF-β (77,13±15,79 piksel; p<0,05) dan α-SMA (102,63±6,62 piksel; p<0.05) terendah dibandingkan kelompok lain. Pada penelitian ini, tampak bahwa MMC memiliki efek antifibrosis melalui penghambatan ekspresi faktor profibrosis terbesar bila dibandingkan FG dan MTSPML. Namun, Fibrin glue juga terbukti memiliki potensi sebagai agen antifibrosis pada sel fibroblas tenon sejak fase awal penyembuhan luka dengan menghambat ekspresi TGF-β dan trasndiferensiasi fibroblas menjadi myofibroblas. Potensi ini dapat bermanfaat dalam mencegah fibrosis pasca trabekulektomi.

Penulis: Sylva D Taqryanka, Evelyn Komaratih, Yuyun Rindiastuti, Helen Susilowati, Nurita T Wijayanti, Fedik A Rantam

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:http://www.connectjournals.com/toc.php?bookmark=CJ-033216&&%20volume=19&&%20issue_id=Supp-02&&%20issue_month=December&&year=2019

(Antifibrosis Effect of Fibrin Glue on Tgf-Β and Α-Sma Expression in Human Tenon Fibroblast, as Wound Healing Model After Trabeculectomy –  an in Vitro Study)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).