Mengenal Lebih Dekat Sarkopenia dan Frailty pada Orang Usia Lanjut Proses Menua dan Sindroma Geriatri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Reps.ID

Setiap individu akan mengalami proses menua, namun menua pada setiap individu akan berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Saat ini, jumlah orang usia lanjut di Indonesia juga diperkirakan akan terus  meningkat, pada tahun 2020 mencapai 29 juta (11,2% dari total penduduk di Indonesia). Seiring dengan meningkatnya populasi usia lanjut, maka berbagai masalah kesehatan juga berisiko dijumpai pada kelompok ini.  Sarkopenia dan Frailty  merupakan fenomena yang dijumpai pada orang usia lanjut. Sarkopenia suatu kondisi yang ditandai hilangnya massa dan kekuatan otot seiring proses menua. Frailty yang dikenal sebagai kerentaan ditandai dengan berkurangnya cadangan homeostatis tubuh, sehingga rentan terhadap stressor. Dari perspektif klinis, sarkopenia dan frailty merupakan suatu kondisi dengan risiko yang lebih besar mengalami luaran yang merugikan, seperti jatuh, penurunan mobilitas, penuruanan kemandirian, lama rawat inap, disabilitas dan kematian.

Pada dekade saat ini, kondisi tersebut menjadi perbincangan dan perhatian untuk ditemukenali pada orang usia lanjut.  Saat ini pengetahuan yang terkait dengan sarcopenia berkembang pesat di seluruh dunia, sebagai sindrom geriatri  baru dan berperan dalam terjadinya kondisi frailty. Sarcopenia dan Frailty adalah dua sindrom geriatrik dengan sebagian fenotipenya yang saling tumpang tindih. Sarkopenia  menyebabkan penurunan fungsi fisik pada  orang usia lanjut.  Pada sarkopenia primer, yaitu hilangnya massa dan fungsi otot akibat proses menua semata, biasanya akan mendahului terjadinya frailty. Pada model fenotip frailty didapatkan adanya kondisi kelelahan, kelemahan, dan kelambatan, yang tidak hanya berhubungan dengan fungsi otot, sedangkan sarcopenia lebih menunjukkan perpaduan hilangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot. Secara umum, kriteria Sarcopenia dan Frailty  juga saling tumpang tindih. Bila pada Frailty ditandai penurunan berat badan, maka pada sarkopenia ditandai kehilangan massa otot, namun kecepatan berjalan dan kekuatan genggaman tangan digunakan sebagai ukuran diagnostik untuk kedua kondisi tersebut karena  fungsi otot  berperan sangat penting dalam terjadinya kondisi sarkopenia dan frailty.

Studi dilakukan di area kota Surabaya bertujuan mengetahui kejadian sarkopenia dan frailty pada komunitas usia lanjut di Surabaya. Subjek penelitian berjumlah 308 orang, dari lima area di Surabaya, sebagian besar subjek dalam penelitian ini adalah perempuan (74,7%), median usia 63 (60-100) tahun. Gambaran sosio demografik subyek adalah berstatus menikah (57,8%), memiliki latar belakang pendidikan sekolah dasar (31,8%), pendapatan kurang dari 1,5 juta perbulan (75,9%) dan 51,9% biaya hidup subyek ditunjang penuh oleh keluarga. Subjek aktif setiap hari, berjalan tanpa alat bantu (95,8%), Pada lebih dari setengah subjek (65,6%) aktif berolahraga secara teratur setiap minggu, tetapi 13,3% subjek memiliki riwayat jatuh dalam satu tahun terakhir. Penyakit kronis komorbid yang paling banyak adalah sistem muskuloskeletal (68,2%), hipertensi (46,7%), dan gangguan penglihatan (43,5%).

Pada studi ini, Hasil penelitian menunjukkan median kekuatan genggaman masih baik, untuk pria dan wanita masing-masing adalah 29,00 (15.00-44.00) kg dan 18,50 (6.00-29.00) kg. Untuk performa fisik yang ditandai dengan kecepatan berjalan, sudah didapatkan penurunan, yaitu median kecepatan berjalan laki-laki dan perempuan adalah 0,78 (0,30-1,32) m/detik dan 0,70 (0,50-0,90) m/detik. Diadapatkan lebih banyak penurunan massa otot pada subyek pria, yaitu median massa otot untuk pria dan wanita masing-masing adalah 4,89 (3,59-6,19) kg/m2 dan 3,08 (1,33-5,52) kg/m2. Hasil studi menunjukkan, pada 78 laki-laki subyek didapatkan 29,5% presarkopenia, 32,1% sarkopenia, dan 23,1% sarkopenia berat. Pada 230 wanita subyek ditemukan 10% presarkopenia, 17.8% sarkopenia, 19.6% sarkopenia berat. Hasil studi menunjukkan kejadian sarkopenia pada lansia yang tinggal di komunitas di Surabaya Indonesia  cukup besar yaitu 41,8%, dan  20,4%  adalah sarkopenia berat.

Kriteria Frailty bila dijumpai dari 3 dari 5 item: penurunan berat badan yang tidak diinginkan, kelelahan yang dilaporkan sendiri, kelemahan gengaman tangan, kecepatan berjalan lambat, dan aktivitas fisik yang rendah. Secara keseluruhan  didapatkan 36,7% subjek kondisi frail, perempuan (31,5%) lebih frail dibandingkan laki-laki (5,2%). Tingkat kelemahan pada pria dan wanita diklasifikasikan sebagai fit (4,5% vs 1,6%), prefrail (15,6% vs 41,6%), frail (5,2% vs 31,5%). Berdasarkan sosiodemografi, pada 113 subjek frail ditemukan sebagian besar subjek berpendidikan rendah (70,80%), membutuhkan dukungan penuh untuk biaya hidup (62,83%) dan tidak rutin berolahraga (43,36%). Berdasarkan status fungsional, pada 113 subjek frail menunjukkan penurunan aktivitas hidup sehari-hari (47,79%), dengan riwayat jatuh dalam satu tahun terakhir (19,47%) dan menggunakan alat bantu jalan (8%), gangguan kognitif (25,66%), dan risiko. malnutrisi pada 30,10%.

Hasil studi ini menunjukkan  angka sarkopenia dan frailty pada studi di Surabaya cukup tinggi, dan diperlukan peran aktif layanan kesehatan primer untuk menemukenali dan melakukan pencegahan terjadinya sarkopenia dan frailty pada orang usia lanjut.

Penulis : dr Novira Widajanti, SpPD, KGer

Informasi detail mengenai studi ini dapat dilihat pada tulisan di: http://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/view/1206

Novira Widajanti, Jusri Ichwani, Rwahita Satyawati Dharmanta, Hadiq Firdausi, Yudha Haryono, Erikavitri Yulianti, Stefanus Gunawan Kandinata, Meilia Wulandari, Rastita Widyasari, Viranti Ayu Adyanita, Nuri Indah Hapsanti, Diar Meitha Wardana, Titin Kristiana, Driyarkara Driyarkara, Hemma Wahyuda, Sarah Yunara, Kholidatul Husna. Sarcopenia and Frailty Profile in the Elderly Community of Surabaya: a descriptive study. Acta Med Indones – Indones J Intern Med, 52 (1 ), January 2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).