Kembangkan Masyarakat, UNAIR Optimalkan Peran Pusat Penelitian Inter-Disiplin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Transformasi implementasi tri dharma perguruan tinggi di tengah masyarakat dan bangsa terus didorong Universitas Airlangga. Kali ini penguatan itu diwujudkan UNAIR dalam optimalisasi peran lembaga, pusat, atau kelompok kajian keilmuan yang dimiliki UNAIR.

Melalui koordinasi Lembaga Ilmu Sosial Humaniora dan Bisnis (LISHB), UNAIR menggelar Workshop dan FGD pada Rabu-Kamis (25-26/11/2020) di Ruang 301, Lantai 3, Rektorat UNAIR. Sebanyak 29 lembaga, pusat, atau kelompok kajian keilmuan UNAIR diundang. Fokus tema yang diangkat adalah “Penyusunan Model Pengembangan Masyarakat melalui Penelitian Inter-Disiplin di Era Digital”.

Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendes PDTT Muhammad Nurudin; praktisi peneliti bidang sosial UGM Nurhadi, Ph.D.; dan aktivis lingkungan Indonesia Silverius Oscar Unggul menjadi pembicara pada hari pertama. Selanjutnya, kegiatan hari kedua ditujukan pada pleno penyusunan strategi lembaga, pusat, atau kelompok kajian keilmuan UNAIR ke depan.

Ketua LISHB UNAIR Prof. Dr. Musta’in, M.Si. menyatakan bahwa UNAIR ke depan mencanangkan program SMART University. Salah satu representasi itu berupa peningkatan relevansi dan kontribusi UNAIR terhadap pengembangan sumber daya dan masyarakat yang unggul untuk kemajuan bangsa.

”Lembaga ini (LISHB, Red) dimaksudkan mengoordinasi pusat-pusat penelitian dan study group ke arah hasil yang berdampak signifikan terhadap kemanfaatan. Kepada komunitas dan masyarakat,” ujarnya.

Saat ini lembaga, pusat, atau kelompok kajian keilmuan non-eksakta UNAIR, imbuh Prof Musta’in, tersebar di lima fakultas. Yakni, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Psikologi (FPsi), dan Fakultas Hukum (FH).

”Era digital mendorong perubahan sosial yang sangat cepat. Memunculkan problematika baru. Diperlukan model penelitian terpadu yang bermuara pada model pengembangan masyarakat yang sesuai dinamika dan perkembangan,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA, Drh., dalam sambutannya menyebut capaian rekognisi internasional UNAIR pada #521-530 mesti diimbangi dengan dampak yang lebih besar kepada masyarakat. Optimalisasi peran-peran lembaga, pusat, atau kajian kelimuan mesti dilakukan.

”Kita masih perlu memaksimalkan lagi dampak, khitah, atau produk kita kepada masyarakat. UNAIR juga mendirikan lima program studi teknik dalam STMM. Ini bagian dari memaksimalkan kontribusi dan dampak kepada masyarakat,” ujarnya.

Prof. Bambang menyatakan, selama ini UNAIR lebih banyak pada penelitian health science. Terbaru, kita menjadi universitas terproduktif peringkat ketiga dalam bidang tersebut. Meski demikian, UNAIR juga memiliki potensi bidang lain. Yaitu, live science, social science, dan yang baru engginering science.

”Research inter-disiplin itulah yang terus akan didorong. Peran ilmu sosial dan keteknikan harus ditingkatkan. Karena inter-disiplin akan memberikan dampak yang lebih luas jika dibanding monodisiplin untuk direncanakan dan diimplementasikan,” tuturnya. (*)

Penulis: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).