Suplementasi Vitamin dan Mineral untuk β-Thalassemia Selama Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi vitamin dan mineral. (Sumber: https://www.apexprofoundbeauty.com/)

Wabah COVID-19, yang disebabkan oleh infeksi Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah telah menyebar secara global. Gejala yang ditimbulkan sangatlah bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Kasus yang berat terjadi biasanya pada individu dengan penyakit komorbiditas. Hal ini berkaitan dengan kekebalan tubuh yang lebih rendah dan tingkat sitokin (mediator peradangan) yang lebih tinggi. Keterlibatan sistem kekebalan tubuh dalam penyakit ini telah ditinjau secara intensif. Dengan vaksin yang masih dalam tahap uji klinis, terapi definitif masih dalam pengembangan, maka intervensi non-farmakologi seperti menjaga kebersihan, menjaga jarak, dan menjaga kekebalan tubuh adalah cara untuk melindungi dari infeksi ini. Meskipun dua episentrum COVID-19 berada di Cina dan Italia, yang memiliki prevalensi tinggi kasus thalassemia, namun hubungan antara kedua kondisi ini belum diketahui dengan jelas.

Pencarian elektronik pada pustaka yang diterbitkan dari 2001 hingga Mei 2020 dilakukan di PUBMED dan EMBASE. Semua yang studi penelitian diunduh dan ditinjau oleh dua pengulas independen, dan setiap perselisihan dibahas bersama pengulas ketiga. Kriteria inklusi adalah studi observasi atau intervensi melaporkan tingkat mikronutrien pada pasien dengan β-thalassemia dengan control yang sesuai.

Didapatkan 172 penelitian terkait intervensi dan observasi tentang vitamin dan mineral pada pasien β-thalassemia. Setelah tinjauan awal terhadap judul dan abstrak, 59 studi kemudian dipilih untuk dinilai lebih detil dan didapatkan 6 studi observasi dan 5 studi intervensi yang memenuhi syarat. Semua pasien dalam studi observasional adalah β-thalassemia mayor, sedangkan pada studi intervensi, dari 202 pasien, 5 memiliki HbE/β-thalassemia, 15 pasien memiliki β-thalassemia intermedia dan sisanya adalah β-thalassemia mayor.

Terdapat penurunan Vitamin dan mineral yang berhubungan dengan kekebalan tubuh, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin D, zinc dan selenium pada pasien β-thalassemia bila dibandingkan dengan yang individu sehat. Hanya satu studi yang melaporkan kadar zinc yang normal di antara 30 pasien dan sebanding dengan kontrol yang sehat. Menariknya, tingkat rata-rata 25-OHD3 pada β-thalassemia pasien maupun kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai normal referensi. Temuan serupa juga diamati mengenai selenium dan zinc yang menunjukkan bahwa pengurangan vitamin dan mineral ini mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh status penyakit atau tingkat keparahan penyakit.

Studi antara β-thalassemia dan infeksi SARS-CoV-2 atau COVID-19 belum dilakukan secara dalam, namun sebuah penelitian di Italia mengidentifikasi 11 pasien dengan β-thalassemia dan penyakit COVID-19, di mana tidak ada peningkatan keparahan pada. Selain itu, menggunakan model regresi untuk menemukan korelasi antara COVID-19 yang dikonfirmasi dan kasus kematian dengan kejadian thalassemia di tiga wilayah Italia yang berbeda, penelitian menunjukkan korelasi negatif antara COVID-19 dan β-thalassemia. Terlepas dari jumlah responden yang kecil dan masa pengamatan yang pendek, fenomena ini mungkin disebabkan oleh kesadaran diri pasien untuk mengisolasi diri. Namun tentunya, mengetahui hubungan antara kedua kondisi ini sangatlah menarik.  Penelitian in vitro dan in vivo untuk memahami hubungan antara β-thalassemia dan COVID-19 yang mungkin membawa wawasan baru terkait patologi penyakit.

Penurunan kekebalan tubuh pada β-thalassemia telah dilaporkan, termasuk penurunan jumlah dan fungsi sel kekebalan tubuh. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh oksidan bebas yang berlebihan dan menyebabkan kematian sel. Selain itu, beberapa mikronutrien yang menurun pada thalassemia diduga bermanfaat dalam pencegahan hasil COVID-19, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin D, zinc, dan selenium. Kadar vitamin dan mineral terkait kekebalan yang rendah pada β-thalassemia dapat ditingkatkan dengan suplementasi. Suplementasi dan tingkat mikronutrien yang memadai mungkin bermanfaat bagi sistem kekebalan, terutama dalam mengurangi oksidasi akibat patogenesis penyakit dan kelebihan zat besi dari terapi. Dengan vaksin dan obat yang efektif dalam pengembangan, mempertahankan kekebalan penting untuk pasien β-thalassemia mayor yang membutukan transfusi rutin selama pandemi COVID-19.

Penulis: Annette d’Arqom

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.future-science.com/doi/full/10.2144/fsoa-2020-0110

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).