Pengaruh Pemilihan Lem Mahkota Gigi Tiruan terhadap Kekuatan Lekat pada Mahkota Gigi Tiruan Porselen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi pemasangan gigi tiruan. (Sumber: HDMall)

Data Riskesdas 2018, menunjukkan prevalensi nasional masalah karies gigi adalah 88,8 persen. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari enamel gigi. Berawal dari spot karies yang bila dibiarkan dapat meluas sehingga gigi kehilangan struktur enamel. Semakin luas struktur enamel yang hilang akibat proses demineralisasi maka akan mengakibatkan gigi kehilangan kekompakannya dan mudah terjadi fraktur pada mahkota gigi. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada beberapa kasus diperlukan pembuatan mahkota gigi tiruan.

Beberapa material yang dapat digunakan sebagai mahkota gigi tiruan yaitu akrilik, logan tuang dan porselen. Porselen umumnya dipilih karena memiliki keunggulan, diantaranya secara estetik memberikan hasil yang optimal dibandingkan logam tuang. Porselen memiliki berbagai warna yang dapat disesuaikan dengan warna gigi pasien. Porselen juga memiliki kekuatan material yang lebih keras dibanding dengan akrilik serta tidak mudah berubah warna karena struktur materialnya.

Mahkota gigi tiruan porselen memerlukan bahan khusus sebagai perekat agar mahkota gigi tiruan porselen dapat menempel dengan kuat serta beradaptasi dengan baik pada enamel gigi. Beberapa material perekat yang beredar di pasaran. Pemilihan dan protocol penatalaksanaan perekat dapat mempengaruhi kekuatan mahkota gigi porselen. Selain kelebihan ada juga kekurangan dari pemilihan material mahkota gigi tiruan porselen porselen yaitu sifatnya yang rapuh sehingga mudah fraktur.

Faktor-faktor seperti trauma fisik, fatigue, tekanan kunyah, dan ketidakcocokan antara logam dengan sifat fisik porselen dapat mengakibatkan fraktur pada mahkota gigi tiruan porselen. Fraktur sering terjadi pada rahang atas (75%) dan terutama pada permukaan labial (60%). Fraktur mahkota gigi tiruan porselen pada gigi regio depan akan mengganggu penampilan pasien. Perbaikan pada mahkota gigi tiruan porselen yang rusak menimbulkan masalah yaitu membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.

Salah satu cara alternatif untuk menanggulanginya yaitu tanpa melepas mahkota gigi tiruan porselen dan dilakukan langsung di dalam mulut. Reparasi intraoral menggunakan resin komposit dan memerlukan perlakuan khusus pada permukaan porselen. Cara yang praktis adalah dengan mengaplikasikan hidrofluoride acid. Selanjutnya diaplikasikan primer (Silane) dan bonding universal. Namun beberapa pengguna mengkhawatirkan pengaruh penggunaan Silane terhadap kualitas mahkota gigi porselen.

Dari hasil penelitian seperti yang telah dipublikasikan di Journal of International Dental and Medical Research disimpulkan bahwa aplikasi silane pada universal adhesive tidak boleh diabaikan. Silane yang terkandung dalam universal adhesive tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap peningkatan bond strength pada saat dilakukan aplikasi. Ketika mengaplikasikan Silane terlebih dahulu pada universal adhesive, maka sebaiknya menggunakan silane tanpa 10-MDP untuk mendapatkan hasil yang optimal. 

Penulis: Dian Agustin Wahjuningrum

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2020/09/19-

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).