Menilik Cara Rumah Sakit Lindungi Mahasiswa PPDS FK UNAIR di Masa Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pandemi, tampaknya, masih betah untuk berada di bumi. Akibatnya banyak sektor kehidupan yang terkena dampak. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang tidak luput terkena dampaknya. Pendidikan dituntut untuk terus berjalan dengan baik meski saat ini proses pendidikan harus mengikuti adaptasi kebiasaan baru.

RSUD Dr. Sutomo selain sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada masyarakat juga merupakan RS pendidikan. Salah satunya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga. Di era pandemi seperti ini RSUD Dr. Sutomo mempunyai strategi khusus untuk memberikan perlindungan baik secara psikis dan fisik bagi mahasiswa yang sedang melakukan pendidikan klinik di sana.

“Jadi, kami (RSUD Dr. Sutomo, Red) punya Hospital Disaster Plan. Dalam hal ini terdapat penetapan denah ruangan penyakit menular. Ini merupakan upaya perlindungan untuk pasien, nakes (Tenaga kesehatan), dokter muda, maupun PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis),” jelas Prof. Dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, dr.,Sp.KK(K), FINDSV., dalam webinar yang diselenggarakan FK UNAIR pada Rabu (11/11/2020).

Pada webinar untuk memperingati Dies Natalis UNAIR Ke-66 serta 107 Tahun Pendidikan Dokter di Surabaya tersebut, Prof Cita mengatakan bahwa selain RS UNAIR, RSUD Dr. Sutomo merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi PPDS FK UNAIR.

“Total PPDS yang berotasi sejumlah 1.730 orang. RSUD Dr. Sutomo adalah rumah sakit pendidikan utama dari FK UNAIR dan tentu bersama RS UNAIR,” katanya.


SUASANA pelaksanaan webinar yang diadakan oleh FK UNAIR pada Rabu (11/11/2020) untuk memperingati dies natalis UNAIR ke-66 dan 107 tahun tahun pendidikan dokter di Surabaya. (Foto: istimewa)

RSUD Dr. Sutomo juga melakukan penyesuaian sumber daya PPDS dalam rawat jalan. Mengingat, rasio jumlah pasien dengan PPDS pada saat pandemi berbeda dengan sebelumnya dan cenderung mengalami penurunan. “Kami menyesuaikan penyesuaian PPDS yang beredar disesuaikan dengan pasien rawat jalan yang tersedia,” ucap Prof Cita.

Berdasar keadaan di lapangan, RSUD Dr. Sutomo akhirnya membertimbangkan dua hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesejahteraan psikis dan fisik peserta PPDS. “Peserta PPDS juga dibebaskan bekerja di layanan pasien Covid-19 secara sukarela, ini untuk menjamin kesejahteraan psikis peserta. Kami juga mengeluarkan regulasi dan redistribusi rotasi praktik klinis secara bergantian dengan jumlah seminimal mungkin untuk menjamin kesejahteraan fisik,” ungkapnya.

“Kita harus concern terhadap kesejahteraan PPDS namun juga peduli terhadap pemenuhan kompetensi bisa dilakukan,” tegas Prof Cita.

Sementara itu, untuk dokter muda FK UNAIR, RSUD Dr. Sutomo bersama FK UNAIR dan RS UNAIR memutuskan untuk menjalankan pendidikan secara blended learning. “Jadi, yang memenuhi secara online ya dilakukan online. Tapi yang tidak, bisa dilakukann secara offline,” tuturnya.

Dokter muda FK UNAIR tercatat sedang melaksanakan pendidikan secara blended learning di RSUD Dr. Sutomo mulai 9 November 2020 bagi gelombang pertama. Namun, sebelum melakukan pembelajaran secara offline, dokter muda diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan 1 minggu sebelumnya, beberapa di antaranya adalah adalah tes swab.

“Tes swab ini tentunya didanai oleh FK UNAIR bersama RSUD Dr. Sutomo,” tutup Prof Cita. (*)


Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).