Conservation International dan Akuakultur UNAIR Banyuwangi Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dan Alumni melalui Program SIP

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu potret kegiatan Conservation International dan Akuakultur UNAIR Banyuwangi . (Foto: Ananda Whildan)

UNAIR NEWS– Prodi Akuakultur PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi bekerja sama dengan lembaga Conservation International (CI) adakan Shrimp Improvement Program (SIP) Untuk Mahasiswa dan Alumni Prodi Akuakultur PSDKU pada 6-12 November 2020. Program berkelanjutan bertajuk “Pelatihan Calon Teknisi Budidaya Udang yang Berkelanjutan untuk Mahasiswa dan Alumni” ini dilakukan dalam upaya peningkatan SDM lulusan guna mendorong produksi udang berkelanjutan terkhusus di Banyuwangi. 

Dilaksanakan hingga hari Kamis (12/11), agenda kegiatan offline ini meliputi 3 hari pemberian materi di gedung OCL kampus A UNAIR Banyuwangi dan 4 hari praktik lapang di tambak. Tercatat, dihadiri oleh 30 parsitipan dari mahasiswa dan alumni yang telah melewati tahap seleksi. Dalam sambutanya, Arif Habib Fasya selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa program ini merupakan upaya meningkatkan kompetensi para mahasiswa dan alumni untuk menerapkan Best Practice Aquaculture ketika nanti mereka terjun sebagai teknisi budidaya udang.

“Seperti yang kita ketahui saat ini, Banyuwangi adalah sentra penghasil udang vannamei di Indonesia, untuk mempertahankan hal tersebut tentunya aplikasi budidaya yang berkelanjutan harus dilakukan sehingga kita adakan program ini ,” tuturnya dalam sambutan.

Dalam program itu, sambungnya, dihadirkan para praktisi udang berkaliber nasional sebagai narasumber untuk memberikan materi berdasar update terbaru mengenai metode, teknologi dan permasalahan seputar budidaya udang.

“Protokol kesehatan tentunya tetap kita terapkan selain itu kita juga sudah menyediakan sanitasi serta mengadakan kegiatan diruangan terbuka untuk mencegah klaster baru Covid-19,” tandasnya.

Dalam pembukaan, program ini juga dihadiri oleh Ateng Supriatna selaku Fisheries and Aquaculture Program Manager CI Indonesia. Ateng mengungkapkan aspek keberlanjutan lingkungan memainkan peranan penting dalam keberhasilan budidaya udang. Pasalnya, jika menengok kembali pada tahun 90-an salah satu penyebab utama runtuhnya budidaya udang windu di Indonesia adalah karena penurunan kualitas lingkungan oleh limbah budidaya.

“Buangan limbah organik sisa budidaya yang tak dikelola dengan baik dalam waktu lama tentu akan merubah stabilitas laut dan menjadi bom waktu bagi praktisi budidaya udang yang memanfaatkan air laut sebagai media,” ungkapnya. 

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa CI berkolaborasi dengan UNAIR mengadakan program ini dengan harapan mampu menciptakan calon teknisi udang yang kompeten dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan sehingga tren produksi udang terkhusus Banyuwangi bisa tetap bagus.

Ketua Program Studi Akuakultur PSDKU UNAIR Banyuwangi Prayogo S.Pi.,MP. yang turut hadir dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa ini merupakan sebuah program yang bagus. Dengan pemateri yang merupakan para praktisi budidaya udang berpengalaman, program ini diharapkan dapat meningkatkan skill aplikatif mahasiswa ketika lulus.

“Sesuai arahan dari  Dekan FPK kita, Prof. M Amin Alamsjah,Ir.,Ph.D, yang mendorong mahasiswa tidak hanya cerdas dalam skill keilmuan namun juga kemampuan implementatif, menjadikan program seperti ini penting untuk diikuti mahasiswa guna menambah wawasan terkait perkembangan dan kondisi riil lapangan didunia budidaya saat ini,” ujarnya saat diwawancarai tim UNAIR NEWS.

Penulis : Ivan Syahrial Abidin

Editor    : Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).