Sudah Saatnya Kita Waspada: Sebagian Besar Pasien Kanker Prostat Datang Terlambat!

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kanker prostat. (Sumber: emc.id)

Kanker terjadi ketika sifat sel tubuh berubah menjadi ganas. Kanker bisa dimulai dari berbagai jaringan tubuh, salah satunya prostat. Kanker prostat sering diderita laki laki berusia lanjut. Pasien laki laki berusia lebih dari 55 tahun yang mengalami gangguan kencing atau kencing tidak lancar, salah satu penyebabnya adalah terjadi pembesaran prostat, bisa prostat jinak atau mengalami perubahan menjadi kanker prostat.

Di Indonesia, sebagian besar pasien datang terlambat, sehingga pada saat didiagnosis sudah stadium lanjut. Angka kematian kanker pada pria di tahun 2014 adalah 103.100 jiwa. Angka kematian kanker terbesar disumbang oleh kanker paru (21,8%), kemudian kanker hati (12,3%), kanker kolorektal (10,2%), dan kanker prostat (8,9%).

Setidaknya terdapat 3 pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam menentukan diagnosis kanker prostat, yaitu pemeriksaan colok dubur, kadar serum Prostate Specific Antigen  (PSA) dan biopsi prostat. Colok dubur dan kadar PSA disebut dengan pemeriksaan awal. Kedua pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menentukan indikasi tindakan biopsy prostat. Melalui biopsi tersebut, suatu jaringan bisa dinilai derajat keganasannya. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan CT scan abdomen untuk menilai seberapa jauh sel-sel kanker sudah menyebar. Dari data-data tersebut, maka dapat ditentukan stadium klinisnya.

Beberapa pasien kanker prostat ada yang menunjukkan gejala dan ada yang tidak menunjukkan gejala. Untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menderita kanker prostat, maka perlu pemeriksaan kadar PSA dan colok dubur. Apabila kadar PSA di atas 4 ng/mL dan temuan pada colok dubur berupa nodul keras, tidak simetris, atau bahkan berbenjol-benjol maka perlu dilakukan biopsy prostat.  Hasil biopsi prostat menentukan derajat keganasan yang dinilai dari pola Gleason.

Pola gleason dibedakan menjadi 5, yaitu grade 1 – grade 5 dengan grade 5 menunjukkan yang paling ganas. Terdapat 2 angka nilai Gleason, sehingga skor total paling rendah adalah 2 (1+1) dan paling tinggi adalah 10 (5+5). Pola gleason kemudian menentukan skor gleason, yaitu grade 1 (skor total <6), grade 2 (3+4), grade 3 (4+3), grade 4 (4+4), dan grade 5 (skor total >8). Untuk menentukan stadium kanker prostat diperlukan pemeriksaan lain yaitu CT scan abdomen. CT scan berguna dalam menentukan data TNM. Hasil dari TNM dan biopsi menentukan stadium klinis.

Terdapat 4 tingkatan stadium, yaitu stadium I, stadium II, stadium III, dan stadium IV. Selain pembagian berdasarkan tingkatan stadium, ada pembagian lain yaitu kelompok risiko. Kelompok risiko ditentukan melalui kadar PSA, skor gleason, dan TNM. Terdapat 5 tingkatan klompok risiko, yaitu rendah, intermediet, tinggi, sangat tinggi, dan metastasis.

Penelitian ini menggunakan data sekuder berupa rekam medis pasien di RSUD Dr. Soetomo tahun dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Rekam medis diambil dari 3 tempat, yaitu di bagian IT untuk rekam medis elektronik, bagian rekam medis pusat untuk rawat inap, dan bagian poli untuk rekam medis rawat jalan. Variabel bebas yang dinilai adalah data colok dubur, PSA, hasil biopsi, dan TNM. Variabel terikat yang dinilai adalah stadium klinis dan kelompok risiko. Untuk menentukan stadium klinis dan kelompok risiko, maka diperlukan data kadar PSA, hasil biopsi prostat dan TNM. Rekam medis yang tidak lengkap, yaitu salah satu dari data PSA, hasil biopsi prostat dan TNM akan dieksklusi.

Hasilnya, jumlah rekam medis yang lengkap adalah 75. Populasi umur terbanyak adalah usia 60-69 tahun, yaitu 51%. Rerata usia adalah 63,64 ± 9,41 tahun dan rentang usia adalah 23-83 tahun.

Pembesaran, nodularitas, dan konsistensi prostat ditentukan melalui colok dubur. Pembesaran prostat ditemukan pada 35% pasien. Permukaan prostat berbenjol-benjol adalah 4% dan bernodul adalah 25%. Konsistensi prostat keras ditemukan pada 24% pasien. Sebanyak 95 pasien memiliki kadar PSA >4 ng/mL.  Sebagian 53% pasien didapatkan skor gleason grade 5.

Dari data stadium, sebanyak 52% adalah kanker prostat stadium IV. 47% pasien adalah kanker prostat stadium 3. Berdasarkan kelompok risiko, 52% pasien adalah metastatik, 35% adalah sangat tinggi, dan 12% adalah tinggi. Hal ini berarti di RSUD Dr Soetomo, 99% pasien kanker prostat adalah pasien stadium lanjut dan 99% pasien kanker prostat setidaknya adalah kelompok risiko tinggi atau lebih.

Dari data-data tersebut, maka kewaspadaan terhadap kanker prostat harus ditingkatkan, baik bagi penyedia layanan kesehatan maupun pasien sendiri. Angka kematian dapat berkurang apabila pasien datang pada stadium yang lebih awal. Rendahnya kewaspadaan pasien, keterlambatan diagnosis, dan keterlambatan merujuk termasuk beberapa faktor penyebab tingginya temuan klinis pada stadium lanjut.

Penulis: Nando Reza Pratama, Reny I’tishom, Wahjoe Djatisoesanto

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini:https://medicopublication.com/index.php/ijphrd/article/view/7501

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).