Menciptakan Kebahagiaan di Tempat Kerja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi menciptakan kebahagiaan di tempat kerja. (Sumber: liputan6.com)

Dalam menjalankan pekerjaan, manusia sebagai salah satu sumber daya perusahaan tidak hanya perlu mendapatkan timbal balik materi yang sepadan tetapi juga membutuhkan kebahagiaan atau perasaan positif yang berdampak pada kepuasan kerja. Kebahagiaan di lingkungan kerja itu sendiri biasa disebut kebahagiaan di tempat kerja (HAW). Keberadaan HAW di perusahaan ini dirasa perlu karena menurut hasil jurnal sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi HAW otomatis juga meningkatkan produktivitas karyawan (Joo & Lee: 2017).

Terwujudnya HAW dalam suatu perusahaan tentunya akan lebih mudah terwujud jika didukung oleh kepemimpinan yang tepat dalam hal ini kepemimpinan dengan gaya transformasional. Gaya kepemimpinan diyakini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi HAW karena kepemimpinan transformasional (TFL) adalah pemimpin yang cenderung memperhatikan dan memperhatikan kebutuhan karyawan, mampu menginspirasi dan memotivasi karyawan dengan menjadi acuan yang ideal (Setiawan et al.: 2020, Salas-Vallina dkk.: 2017).

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pengaruh TFL terhadap HAW tidak akan signifikan jika terdapat variabel intervening. Namun beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh TFL terhadap HAW dengan variabel intervening masih memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan adanya research gap tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk menyelesaikan research gap melalui variabel mediasi yaitu kemampuan pembelajaran organisasional (OLC) dan organisasional fasilitator (OF) sebagai kebaruan penelitian.

Kemampuan pembelajaran organisasi (OLC) merupakan kemampuan dan kapasitas suatu organisasi dalam melakukan proses pembelajaran untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kinerja organisasi (Chiva, Alegre, & Lapiedra, 2007). Salas-Vallina, dkk. (2017) menjelaskan bahwa kemampuan atau kapasitas pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinan dalam organisasi karena pemimpin yang bertindak sebagai penggerak organisasinya untuk belajar lebih banyak melalui komunikasi, kegiatan organisasi, eksperimen, dan berbagi pengetahuan. Tindakan tersebut merupakan tindakan pemimpin transformasional yang menjunjung tinggi hubungan baik dan terus berusaha menggali potensi bawahannya.

OLC yang baik akan berdampak pada profitabilitas, yang juga akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dimana kepuasan kerja merupakan salah satu dimensi HAW. Menurut para ahli, efek lain yang dirasakan secara individu oleh karyawan adalah saling meningkatkan pengetahuan dan juga meningkatkan interaksi dengan rekan kerja sehingga mengalami pemenuhan diri. Kemajuan dan pengalaman tersebut menimbulkan berbagai perasaan positif yang dirasakan karyawan sama dengan mengungkit HAW.

Sedangkan fasilitator organisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan memberikan fasilitas yang bertujuan untuk mengurangi masalah atau hambatan yang akan mengganggu kinerja pegawai dalam bekerja (Gracia, et al., 2013). Pemimpin organisasi memiliki peran penting dalam membantu karyawan mengembangkan potensinya dengan memotivasi, menumbuhkan efektivitas, dan melayani karyawan (Vallina, Simone, & Guerrero, 2018).

Melayani pegawai dalam hal ini berarti pemimpin dapat mengupayakan terwujudnya fasilitasi pegawai yang memadai dan mengikuti kebutuhan. Pemberian fasilitas sesuai dengan kebutuhan karyawan bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan masalah dan hambatan kerja karyawan sehingga stres karyawan berkurang dan perasaan positif meningkat sehingga HAW dapat terwujud.

Objek penelitian yang bertujuan mengkaji topik ini adalah karyawan yang bekerja di bisnis start up food and beverage (F&B) karena peneliti menemukan data dari hasil survei startupranking.com yang menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima dalam start-up. Bisnis dengan jumlah total 2.180 usaha rintisan — ditambah data dari Deputi Riset yang menjelaskan bahwa 68% dari 8,2 juta unit industri kreatif yang ada berasal dari sektor F&B atau sekitar 5,5 juta unit. Bangkitnya industri F&B juga didukung oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sektor F&B meningkat sebesar 7,45%.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling sebanyak 100 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kemampuan Belajar Organisasi dan Fasilitator Organisasi, kemudian Kemampuan Belajar Organisasi dan Fasilitator Organisasi terhadap Kebahagiaan Di Tempat Kerja, dan selanjutnya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kebahagiaan Di Tempat Kerja melalui Kemampuan Belajar Organisasi adalah signifikan. Namun pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Happiness At Work, kemudian Transformational Leadership terhadap Happiness At Work melalui Organizational Facilitator, dan Transformational Leadership terhadap Happiness At Work melalui Organizational Learning Capability dan Organizational Facilitator tidak signifikan.

Penulis: Anis Eliyana

Artikel selengkapnya dapat diunduh pada:

http://www.sysrevpharm.org//index.php?mno=11606

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).