Terapi Bekam Efektif Turunkan Nyeri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Nabi Muhammad saw bersabda : “Kesembuhan bisa diperoleh dengan cara tiga cara: minum madu, sayatan pisau bekam dan sundutan besi panas, dan aku melarang umatku menggunakan pengobatan dengan besi panas.” (HR. Al-Bukhari). Akhir-akhir ini sabda Nabi tersebut menunjukkan kebenarannya. Pada dekade terakhir banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bekam dapat digunakan untuk pengobatan nyeri leher, nyeri bahu, nyeri punggung bawah, menurunkan kolesterol, mengurangi sakit kepala. Bahkan bekam akhir-akhir ini digunakan  oleh para atlit olimpiade.  

Di Indonesia terapi bekam ada dua macam yaitu terapi bekam basah dan terapi bekam kering. Terapi bekam kering yaitu pengekopan pada kulit, sedangkan terapi bekam basah sebelum dikop kulit diberi perlukaan sehingga waktu dikop darah keluar. Terapi bekam basah lebih efektif dibandingkan terapi bekam kering. Hal tersebut sudah penulis buktikan dengan percobaan hewan coba. Terapi bekam basah seperti yang digambarkan pada hadits Nabi atau biasa  disebut hijamah. Hijamah banyak dipraktekkan di negara-negara Timur Tengah, sedangkan terapi bekam kering banyak dilakukan di Cina. Hijamah masuk ke Indonesia diperkirakan bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Sedangkan masuknya terapi bekam kering melalui saudagar Cina.

Bagaimana bekam bisa mengurangi nyeri ? Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut konsep dan pengobatan tradisional Cina, penyakit disebabkan oleh stagnasi Qi. Bekam menurut pengobatan Cina memperbaiki keseimbangan Yin dan Yang. Menurut Sayed dan kawan-kawan, tekanan negative akibat bekam menyebabkan peningkatan filtrasi kapiler, penumpukan cairan dibawah kulit dan retensi sehingga terekspresinya mediatormediator kimia yang menurunkan nyeri.

Penulis melakukan penelitian bahwa bekam menyebabkan terekspresinya reseptor opioid mu. Reseptor opioid mu ini adalah reseptor yang menangkap endorphin. Pada penelitian sebelumnya dibuktikan bahwa bekam mengekspresikan endorphin. Penulis melakukan penelitian juga yang membandingkan antara ekspresi reseptor opioid mu pada tikus yang di bekam dan tikus yang diberi opioid oral. Ternyata bekam sama efektif dengan pemberian opioid oral.

Penulis : Imam Subadi, Martha Kurnia Kusumawardani, Mohammad Fathul Qorib, Imam Susilo, Hanik Badriyah Hidayati.

Detail tulisan ini dapat dilihat di :

Imam Subadi, Martha Kurnia Kusumawardani, Mohammad Fathul Qorib, Imam Susilo, Hanik Badriyah Hidayati. 2020. Wet cupping therapy improves mu opioid receptor expression and pain threshold in animal models of inflammation.

Link : http://www.apicareonline.com/index.php/APIC/article/view/1166

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).