Diabetes Melitus Pada Anak: Mitos atau Fakta?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi diabetes pada anak. (Sumber: TirtoID)

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang tidak menular. Data menunjukkan jumlah penderita diabetes anak dan dewasa mengalami peningkatan dewasa ini. Pada umumnya awam tidak menyangka bahwa anak dapat menyandang diabetes melitus. Sehingga DM pada anak sering hanya dianggap sebagai mitos.

Apa saja tanda-tanda dan gejala diabetes mellitus?

Tanda-tanda peringatan diabetes termasuk:

  • Beser
  • Merasa sangat haus
  • Makan banyak
  • Sering mengalami infeksi
  • Penurunan berat badan dengan cepat
  • Merasa lemas dan lelah

Gejala-gejala diabetes yang tidak terkontrol juga termasuk:

  • Rabun atau kebutaan
  • Luka yang lambat sembuh
  • Mati rasa pada tangan atau kaki
  • Gagal ginjal

Mungkin ada beberapatanda dan gejala yang tidak disertakan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus menemui dokter saya?

Anda harus bertemu dokter atau pergi ke rumah sakit apabila Anda atau anak Anda memiliki diabetes melitus.

Pada ketoasidosis diabetik (sebuah komplikasi lain dari diabetes), terjadi penumpukan suatu substansi (keton). Keton pada darah dapat membuat darah sangat asam, yang kemudian mempengaruhi berbagai organ termasuk otak dan dapat membahayakan jiwa apabila tidak dengan cepat terdiagnosis dan diobati di rumah sakit.

Apa yang menyebabkan diabetes mellitus tipe 1?

Terjadinya diabetes mellitus tipe 1 utamanya karena kurangnya insulin di dalam tubuh. Pertahanan tubuh Anda (sistem imun) malah menyerang dan merusak sel beta di dalam pankreas.

Apa yang dapat memicu atau memperburuk diabetes mellitus tipe 1?

Kondisi Anda dapat memburuk apabila Anda:

  • Memakan makanan dengan kandungan gula tinggi
  • Menggunakan lebih banyak insulin dari yang disarankan oleh dokter; hal ini dapat menurunkan gula darah Anda ke tingkat yang membahayakan
  • Dehidrasi
  • Memakan makanan yang tidak disarankan oleh dokter atau ahli gizi
  • Merokok atau mengonsumsi alkohol. Aktivitas ini dapat mempengaruhi tingkat gula darah dan membuat diabetes lebih parah

Apa yang meningkatkan risiko untuk terkena diabetes mellitus tipe 1?

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk diabetes mellitus tipe 1 termasuk:

  • Memiliki orang tua atau saudara dengan diabetes tipe 1
  • Adanya kerentanan gen tertentu

Apa saja tes yang dilakukan untuk diabetes mellitus tipe 1?

Untuk mendiagnosis, diperlukan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium gula darah, penanda auto imun(anti GAD, ICA antibody, IAA antibodi) dan cadangan insulin pada sel beta pankreas.

Apa pilihan pengobatan saya untuk diabetes mellitus tipe 1?

  • Anda membutuhkan insulin. Insulin jenis tertentu perlu diberikan dalam dosis tertentu sesuai pola makan dan pada jam tertentu.
  • Anda perlu pola makan khusus untuk mengontrol gula darah. Sesuai anjuran pengelolaan nutrisi sesuai usia dan berat badan.
  • Anda harus regular memeriksa tingkat gula darah dengan glukometer. Anda harus berhati-hati dengan tanda-tanda gula darah yang terlalu tinggi atau rendah.
  • Dokter Anda akan menyarankan olahraga untuk mengontrol tingkat gula darah
  • Anda juga harus memiliki pemeriksaan fisik terkait gangguan mikro dan makrovaskular pada diabetes mellitus.

Apa yang menyebabkan diabetes mellitus tipe 2?

  • Terjadinya diabetes mellitus tipe 2 utamanya karena kurang optimalnya kerja insulin di dalam tubuh.
  • Tidak seperti DMT1, penderita DMT2 pada umumnya gemuk.

Bagaimana tata laksana DMT2 anak?

Menegakkan diagnosis DMT2 dapat dilakukan dengan pengecekan gula darah, HbA1c, C-peptida

Bagaimana terapi DMT2 anak?

Penderita dapat diberikan obat anti diabetes oral, motivasi olah raga, edukasi, olah raga teratur, dan monitoring gula darah mandiri. Nutrisi atau diet yang dianjurkan bagi penderita DM yaitu diet seimbang. Kalori terdiri atas 50-55% karbohidrat, 15-20% protein, dan 30% lemak. Pembagian kalori tersebut 20% pada sarapan, 10% pada snek pagi, 25% pada makan siang, 10% pada snek siang, 25% pada makan malam, dan 10% pada snek malam. Selain pada patokan tersebut, bisa konsultasi dengan ahli gizi. Penderita DM boleh berolahraga. Sebelum berolahraga sebaiknya gula darah (GD) dikontrol.

Hipoglikemia atau gula darah rendah adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah berada di bawah batas normal. Kadar gula dalam darah seharusnya berada pada kisaran 70 – 110 mg/dl. Jika kadar gula dalam darah seseorang berada dibawah angka tersebut bisa jadi seseorang tersebut mengalami hipoglikemia.

Penulis: Nur Rochmah

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link jurnal berikut ini:

https://doi.org/10.7196/SAJCH.2020.v14.i1.1624

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).