Pembahasan Landasan Tertulis Pelaksanaan PEMIRA Pertama di Kesmas Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
(Sesi mengajukan pendapat dari peserta. Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Banyak metode yang dapat digunakan untuk menetapkan pimpinan. Selama 5 tahun periode berjalan, penetapan ketua B-PHA atau Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Banyuwangi menempuh metode musyawarah mahasiswa (MUSMA). Menjelang periode ke 6, ketua B-PHA tidak lagi dipilih melalui MUSMA melainkan dengan cara pemilihan raya (Pemira). Mengingat hal tersebut kali pertama dilaksanakan, perlu pembahasan mendalam terkait landasan aturan sebagai acuannya.

Selama dua malam berturut-turut sejak tanggal 19 hingga 20 Oktober 2020, akhirnya landasan tertulis pelaksanaan PEMIRA resmi diketok palu, artinya sah untuk dilaksanakan. Landasan tertulis tersebut bernama Pedoman PEMIRA BOD B-PHA UNAIR. Selain bertujuan untuk mengesahkan pedoman PEMIRA, kegiatan tersebut juga digunakan sebagai media penyebarluasan informasi terakait apa itu PEMIRA, karena mengingat hal tersebut akan menjadi pertama kalinya diselenggarakan,

Menurut Fiko Ainun Nur Aisyiyah, penanggung jawab kegiatan saat ditemui UNAIR NEWS pada Selasa, (20/10), PEMIRA yang akan dilaksanakan merupakan sebuah tantangan dan peluang bagi semua pihak.

“Tantangannya adalah lebih ke sistem pemungutan suara, karena tidak semua paham tentang PEMIRA sehingga perlu sosialisasi lebih. Peluangnya, sistem lebih efektif. Jika Musma kebanyakan tidak datang, namun sekarang yang serba online bisa meningkatkan antusias mahasiswa untuk memberi hak suaranya,” ungkapnya.

Mahasiswa yang akrab di panggil Fiko itu juga menjelaskan beberapa kendala yang ada. Mulai dari proses pelaksanaan yang dilakukan selama dua hari dan beberapa kali gangguan pada jaringan.

“Kendalanya, teman-teman tidak bisa sit in full karena sinyal dan kuota, apalagi pelaksaannya 2 hari, mulai dari jam 6 sampai 10 malam. Sehingga juga ada beberapa pengorbanan lebih yang dikeluarkan,” tambahnya.

Terlepas dari kendala yang ada, menurut Fiko, kegiatan bisa dikatakan sukses. Antusias peserta yang sangat tinggi turut meningkatan kesuksesan acara tersebut. Tak hanya hadir dalam ruang zoom, peserta juga memberikan pendapatnya.

Pada akhir, Fiko mencoba membandingkan perbedaan MUSMA yang telah terlaksana dan PEMIRA yang masih akan dilaksanakan. Baginya, hasil MUSMA adalah hasil suara dominan dari peserta yang hadir. Dengan PEMIRA, semua mahasiswa memiliki hak suara untuk memilih.

“Dari hasil jaris ada yang menarik, ada yang mengatakan bahwa mereka ingin mempunyai ketua yang siap bukan karena paksaan seperti saat MUSMA,” tutupnya.

Sehingga, harapannya dapat meningkatkan partisipan dalam pemilihan ketua B-PHA serta mahasiswa Kesmas dapat lebih aware dengan reorganisasi kepungurasan B-PHA UNAIR. (*)

Penulis : Rista Novianti

Editor  : Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).