Penggunaan Alat Deteksi Kuning Non-Invasif untuk Prediksi Bayi Prematur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tirto ID

Penyakit kuning (hiperbilirubinemia) seringkali dapat ditemukan pada bayi terutama beberapa saat setelah lahir.  Yang perlu dikhawatirkan adalah keadaan tersebut dapat mengakibatkan komplikasi yang membahayakan, terlebih pada bayi yang prematur. Walaupun demikian, keadaan tersebut masih dapat dicegah apabila keadaan penyakit kuning pada bayi dapat dengan segera diketahui sehingga dapat pula dilakukan penanganan yang tepat sesegera mungkin. Dengan kata lain, untuk dapat menentukan apakah bayi menderita penyakit kuning yang memang perlu untuk memperoleh penanganan, diperlukan suatu metode pemeriksaan yang akurat untuk mencegah baik penyulit akibat penyakit kuning itu sendiri maupun resiko yang dapat timbul dari pemeriksaan laboratorium. Karenanya, ilmu neonatologi saat ini beralih untuk lebih mengutamakan pendekatan yang lebih mengarah ke pencegahan dibandingkan pengobatan penyakit.

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan hanya melakukan pengamatan langsung. Namun, yang perlu diketahui adalah mengamati secara langsung dengan menggunakan mata tidak sepenuhnya dapat diandalkan khususnya pada bayi saat usia 1 hingga 2 hari pertama setelah lahir. Di sisi lain, pemeriksaan laboratorium memang merupakan pemeriksaan yang paling akurat untuk menentukan hyperbilirubinemia yang memerlukan penanganan. Akan tetapi. dengan pemeriksaan laboratorium, disamping teknik pelaksanaannya yang cenderung menyakitkan bagi bayi, tidak dipungkiri pula bahwa selama pelaksanaannya dapat menjadi sebagai “jalur” bagi kuman dari luar untuk dapat masuk ke tubuh bayi. Sehingga, pemeriksaan dengan suatu alat yang dinamakan transcutaneous bilirubinoemtry atau yang disingkat TcB dapat menjadi suatu pilihan. Karena TcB memiliki tingkat keakuratan yang hampir mirip dengan hasil pemeriksaan laboratorium dalam memprediksi hiperbilirubinemia signifikan, namun tidak menyebabkan komplikasi sebagaimana teknik pemeriksaan laboratorium.

Sebagai kesimpulan, nilai TcB pada usia beberapa hari awal kelahiran dapat diandalkan untuk memprediksi hiperbilirubinemia pada bayi prematur. Oleh karena itu, bayi kuning terutama yang prematur sebaiknya dilakukan pendeteksian secara rutin setiap hari menggunakan alat yang invasif seperti TcB. Sehingga tidak perlu untuk ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium. Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah untuk tidak melakukan pemeriksaan ketika bayi memang sudah tampak kuning. Lebih baik mendeteksi lebih dini daripada bayi sudah masuk taraf yang butuh transfusi tukar.

Penulis: Mahendra Tri Arif Sampurna

Berikut link artikel jurnal di atas: Transcutaneous bilirubin level to predict hyperbilirubinemia in preterm neonates

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).