PPI (Pupillary Pain Index) sebagai Alternatif Pengganti QoR-40 Questionnaire dalam Pengukuran Kualitas Pemulihan (Recovery Quality) pada Pasien Pasca Operasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Nyeri pasca operasi menyebabkan beberapa efek seperti meningkatkan kualitas kesakitan pasien, memperlambat penyembuhan, dan beresiko tinggi menyebabkan nyeri yang kronis. Beberapa tools dapat digunakan untuk menilai atau mengukur nyeri pasca operasi seperti Numeric Rating System (NRS), Visual Analogue Scale (VAS), dan kuesioner. Salah satu kuesioner yang dapat digunakan adalah QoR-40 (The Recovery Quaity Questionnaire) yang mengukur kualitas pemulihan pasien pasca operasi dengan menanyakan 40 item pertanyaan pada pasien. Tools lain yang dapat digunakan untuk mengukur recovery quality, yaitu PPI (Pupillary Pain Index) yang memanfaatkan berbagai respons tubuh yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan. Salah satunya, menginterpretasikan respon pelebaran pupil mata terhadap nyeri.

Penelitian ini bertujuan mencari hubungan kedua tools, yaitu QoR-40 dan PPI dalam mengukur kualitas pemulihan pasien pasca operasi. Penelitian ini dilakukan di Ruang Pulih Sadar (Recovery Room) Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo pada bulan September-Oktober 2019. Penelitian ini dilakukan pada 46 pasien yang berusia antara 18-60 tahun yang menjalani operasi elektif dengan general anesthesia dan memiliki nilai PS-ASA 1-2.

Pengukuran kualitas pemulihan pada pasien dinilai pada jam ke 12 dan 24 pasca operasi pda kedua tools,yaitu QoR-40 dan PPI kemudian diuji komparasi dan korelasinya. Pada penggunaan QoR-40 ditetapkan bahwa cut off poin skor yang digunakan adalah 142. Apabila skor QoR-40 > 142 maka pasien mengalami kualitas pemulihan yang baik. Pada jam ke 12 pasca operasi didapatkan hasil bahwa dari 46 pasien, sebanyak 28 pasien (60.8%) memiliki skor <142 (poor recovery) dan 18 pasien (39.2%) memiliki skor ≥142 (good recovery). Hasil yang berbeda didapatkan pada pengukuran di 24 jam pasca operasi, yaitu sebanyak 37 pasien (80.4%) memiliki skor >142 (good recovery) dan 9 pasien (19.6%) memiliki skor <142 (bad recovery). Beberapa hal dapat menyebabkan buruknya kualitas pemulihan pasien pada jam ke 12 pasca operasi berdasar kuesioner QoR-40 mencakup lima dimensi, yaitu dukungan pasien, kenyamanan pasien, emosi pasien, kemandirian fisik, dan nyeri.

Pada penggunaan PPI, skor yang menjadi parameter bervariasi dari 1 hingga 10 semakin tinggi skor PPI, maka nilai pemulihan pasien semakin buruk (pasien masih merasakan nyeri dan ketidaknyamanan), dan sebaliknya semakin rendah skor PPI maka pemulihan pasien semakin baik. Pada pengukuran kualitas pemulihan pasien (Recovery quality) 12 jam pasca operasi didapatkan hasil bahwa rata-rata skor PPI sebesar 4.39 ± 1.94, sedangkan pada 24 jam pertama rata-rata skor PPI sebesar 2.82 ± 1.33. Hal ini berarti skor PPI pada 24 jam pasca operasi lebih baik daripada skor PPI pada 12 jam pasca operasi. Sebanyak 36 pasien (78.2%) mengalami penurunan skor PPI (peningkatan kualitas pemulihan), 7 pasien (15.2%) memiliki skor yang tetap, dan 3 pasien (6.6%) mengalami peningkatan skor PPI (penurunan kualitas pemulihan).

Berdasar uji korelasi, didapatkan hasil significant antara QoR-40 dan PPI pada 12 jam pasca operasi (P<0.001 dan R= -0.952) serta QoR-40 dan PPI pada 24 jam pasca operasi (P<0.001 dan R= -0.928). Hal ini berarti pengukuran PPI dapat digunakan untuk menggantikan pengukuran QoR-40 untuk menilai kualitas pemulihan pasien pasca operasi. Secara klinis, penggunaan PPI dinilai lebih praktis dan efektif dibandingkan dengan QoR-40. Pengukuran PPI menggunakan pupillometry adalah salah satu pengikuran nyeri yang objektif sama hal-nya dengan biomarkers seperti kortisol, IL-6, TNF-alpha dan sebagainya. PPI yang memanfaatkan beberapan respons tubuh yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan dinilai lebih praktis, non-invasive, cepat, tidak mahal dalam mengevaluasi parameter nyeri yang objektif dan hubungannya dengan kualitas pemulihan pasien pasca operasi.

Berdasar penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pupillary Pain Index dinilai lebih praktis dan efektif sehingga dapat digunakan sebagai alternative pengganti QoR-40 sebagai instrument pengukuran kualitas pemulihan (recovery quality) pasien pasca operasi. (*)

Penulis: Dr. Arie Utariani, dr., SpAn., KAP

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/10763

Agastya WD, Utariani A, Susila D. The relationship between QoR-40 questionary value and pupillary pain index as assessment of recovery quality on post-operating patients treated by multimodal analgesia (Parasetamol + NSAID + PCA OPIOID). Indian J Forensic Med Toxicol. 2020;14(3):2222–7.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).