UNAIR-Unsyiah Jalin Kerja Sama Implementasikan Program Merdeka Belajar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof Moh Nasih (membawa naskah MoU) usai penandatanganan naskah kerja sama antara UNAIR dengan Unsyiah. (Foto: Andri Hariyanto)

UNAIR NEWS – Merespon program Kampus Merdeka: Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Universitas Airlangga (UNAIR) terus melebarkan sayap kerja sama dengan berbagai mitra. Salah satu yang terbaru adalah dengan Universitas Syiah Kuala.

Kerja sama antara keduanya ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung dari via Zoom pada Selasa, (6/10/20). Kerja sama tersebut perihal Tri Darma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Perihal kerja sama tersebut, Rektor Universitas Airlangga Prof Moh Nasih mengungkapkan bahwa MoU ini adalah seremoni secara legal semata. Sebab, secara informal, kerja sama antara UNAIR dengan Unsyiah telah lama dilakukan.

Prof Nasih melanjutkan, di masa pandemi Covid-19 ini, salah satu kerja sama yang akan dimaksimalkan adalah program yang mendukung Kampus Merdeka: Merdeka Belajar. “Ke depan kolaborasi antara perguruan tinggi negeri (PTN) tidak bisa dikesampingkan, itu menjadi kebutuhan pokok. PTN tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan internal semata,” ucap Rektor.

Sehingga ke depan, melalui kerja sama itu, dosen UNAIR dapat memberikan pengajaran di Unsyiah, begitu juga sebaliknya. Pun, mahasiswa UNAIR dapat mengikuti program belajar atau mengambil mata kuliah tertentu di Unsyiah, begitu pula sebaliknya.

Selain dalam hal pendidikan, kerja sama juga dimungkinkan dalam hal pengabdian kepada masyarakat dan riset kolaborasi. “Karena Unsyiah menerbitkan jurnal bereputasi begitu juga dengan UNAIR, tentu ke depan kami sangat berharap agar proses pengembangan ilmu pengetahuan kita bisa saling mensitasi,” tambah Rektor.

Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal, M.Eng. dalam forum itu mengucapkan terima kasih atas kerja sama non-formal yang sudah terjalin. Banyak dari SDM Unsyiah yang menempuh pendidikan di UNAIR, utamanya di Fakultas Kedokteran.

“Banyak dosen dan dokter yang dididik UNAIR di FK UNAIR dan menjadi dokter yang berdikari di kampus maupun di rumah sakit-rumah sakit,” ucap Prof Samsul.

“Mudah-mudahan kesmas (kesehatan masyarakat, Red), bubidaya perairan, menjadi potensi yang bisa kita kembangkan ke depan,” ucap Prof Samsul.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UNAIR Dr. Eko Supeno, Drs., M.Si. mengatakan, banyak peluang kerja sama yang akan dilakukan antara UNAIR dan Unsyiah. Selain riset kolaborasi dan pertukaran mahasiswa, kerja sama yang akan dikembangkan adalah pengembangan kurikulum untuk program studi manajemen bencana. Mengingat, Aceh adalah daerah yang rawan terjadinya kencana. Saat ini UNAIR memiliki prodi S2 Manajemen Bencana yang berada di bawah Sekolah Pascasarjana.

“Perlu pengembangan kurikulum untuk prodi manajemen bencanaan, dalam rangka menangani dan mencegah kencana,” ujarnya.

Seremoni penandatanganan MoU tersebut dihadiri oleh pimpinan kedua belah pihak. Di UNAIR, selain Rektor, forum juga dihadiri oleh Sekretaris Universitas, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Ketua LPPM, dan direktur beberapa unit terkait. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).