Sinergikan Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto DEA, Drh Wakil Rektor III UNAIR Periode 2020-2025. (Dok. Agus Irwanto/PIH)

UNAIR NEWS – Menjadi wakil yang akan mendampingi Rektor dalam menjalankan amanah kepeminpinan bukan jabatan yang mudah. Amanah itu kini diemban oleh Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto DEA, Drh. Kala lahir pada tahun 1962, sambil menanam ari-ari, sang ayah berdoa agar kelak sang buah hati dapat tumbuh dan menjadi seorang profesor.

46 tahun kemudian, doa itu dikabulkan melalui dilantiknya Prof Bambang menjadi profesor dari Fakultas Kedokteran Hewan, tepatnya pada tahun 2008.

“Waktu saya lahir, bapak menanam ari-ari saya, beliau berdoa anak saya diharapkan menjadi profesor.  Dan itu Bapak tidak tahu sesungguhnya profesor itu apa, tugasnya apa, dan bagaimana menjadi profesor. Tapi Alhamdulillah doa itu makbul,” ujar Prof Bambang. “Tahun 2008 saat SK pengangakatan guru besar, baru saat itu saya tahu,” tambah laki-laki yang lulus dokter hewan pada tahun 1986 tersebut.

Prof Bambang sadar bahwa jabatan hanyalah titipan. Yang lebih penting dari sebuah jabatan adalah bagaimana mampu secara penuh sadar menjalankan amanah sebaik-baiknya demi kebermanfaatan bersama.

Saat aktif sebagai dosen di FKH UNAIR, Prof Bambang pernah menjalankan amanah sebagai Kepala RS Hewan. Seiring berjalannya waktu, berbagai amanah terus mengikuti, mulai dari Ketua Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB), Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM), Direktur Pendidikan, hingga saat ini sebagai Wakil Rektor III.

Segala kesuksesan yang Prof Bambang raih tak pernah lepas dari doa kedua orang tua, utamanya ibu. Laki-laki yang mengaku sangat dekat dengan almarhumah ibu itu mengatakan, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar hingga menamatkan pendidikan di perguruan tinggi, sosok ibu lah yang terus memberikan dukungan dan juga doa.

“Sejak SD hingga lulus dokter hewan, Ibu tak berhenti mendoakan, mendorong, mendampingi saat sekolah,” terang laki-laki yang semasa kecil menghabiskan waktu tinggal di daerah Kampung Kedondong, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, tersebut.

Mencanangkan Program Lima Tahun ke Depan

Dalam masa kepemimpinannya lima tahun ke depan, ada beberapa program yang sudah dicanangkan Prof Bambang. Utamanya dalam bidang Riset, Inovasi, dan Community Development.

Pertama, melakukan pemetaan dan identifikasi pusat riset dan unggulan yang ada di UNAIR. Selama ini UNAIR memiliki beberapa pusat unggulan. Salah satu yang unggul dan sudah terbukti perannya di masyarakat adalah Pusat Stem Cell.

“Pusat unggulan itu dapat ditingkatkan levelnya dan kemudian bisa berdampak, membawa manfaat yang besar untuk masyarakat,” ujar Prof Bambang.

Kedua, meningkatkan kolaborasi riset dengan mitra, baik di level nasional maupun internasional. Selama ini, UNAIR telah banyak melakukan kolaborasi riset dengan mitra-mitra nasional dan internasional. Jika kolaborasi riset ditingkatkan, akan semakin meningkat pula rekognisi UNAIR di mata internasional.

“Yang kita butuhkan adalah dampak dan kebermanfaatan untuk masyarakat. Oleh sebab itu kolaborasi riset dengan mitra perlu diakselerasi dan ditingkatkan,” ucap alumnus SMA 9 Surabaya tersebut.

Program unggulan ketiga yaitu mengembangkan pusat-pusat keilmuan sesuai empat bidang keilmuan yang ada di UNAIR. Yaitu health science, life science, social science, dan teknik. Adanya pusat studi di masing-masing bidang ilmu akan mengembangkan keilmuan demi menjawab tantangan zaman yang semakin berkembang.

Prof Bambang melanjutkan, UNAIR memiliki banyak sumber daya manusia yang unggul yaitu para peneliti. Pihaknya akan mendorong para peneliti untuk melakukan riset dan memublikasikan hasil penelitian pada jurnal yang bereputasi. Sebab, publikasi pada jurnal bereputasi selaras dengan hasil penelitian dan memiliki dampak atau impact yang tinggi di masyarakat.

Sementara dalam hal pengabdian kepada masyarakat, UNAIR telah memiliki World Universities Association for Community Development (WUACD) sejak tahun 2018. Pembukaan WUACD menjadi wadah bagi pengabdian masyarakat untuk menjawab permasalahan di masyarakat yang sesungguhnya, dalam level yang bukan hanya nasional namun juga internasional.

“Maka kita harus membuat program-program dimana program itu bisa menjadi program unggulan, bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk mengimpletasikan program Merdeka Belajar,” terang Prof Bambang.

“Kita ingin ada circle yang terus menerus bergerak antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Karena permasalahan di masyarakat terus berkembang, adalah tugas kita untuk menjawab tantangan itu ke depan,” ucapnya.

Terakhir, dalam mengemban amanah sebagai Wakil Rektor III, Prof Bambang membutuhkan sinergi dan kerja bersama oleh seluruh sivitas akademika. Sebab menurutnya, jika ingin mencapai visi dan misi UNAIR, maka seluruh komponen masyarakat kampus baik dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, maupun alumni, harus bersinergi dan berjalan bersama-sama. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).