Kiat Susi Pudjiastuti agar Usaha Bertahan di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 saat ini memberikan dampak yang sangat besar di berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali sektor perekonomian Indonesia. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen.

Merespons hal itu, BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar nasional bertajuk Embracing Uncertainties to Challenge Global Crisis pada Sabtu (03/10/2020). Tidak tanggung-tanggung, Susi Pudjiastuti dipilih sebagai pemateri dalam seminar yang merupakan rangkaian acara dari International Development Student Conference (IDSC) 2020. Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu menjelaskan bagaimana sikap para enterpreneur yang harus sigap mengambil langkah dan inovasi baru untuk mempertahankan bisnis usahanya agar tidak ikut tenggelam selama pandemi.

Dalam seminar yang dikemas dengan sistem tanya jawab bersama peserta itu, Susi memaparkan bahwa konsisten merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap pengusaha saat ini. Menurutnya, semua pelaku usaha harus selalu waspada dan konsisten untuk menciptakan peluang-peluang baru. Konsistensi yang dimaksud adalah terus berpikir secara jeli untuk mencari celah supaya dunia perekonomian tidak semakin terpuruk

Pandemic is a long term, kita harus punya siasat yang berbeda karena income tidak lagi sama dengan kondisi normal sebelumnya” tegasnya.

SUSI Pudjiastuti dalam Webinar Nasional bertema Embracing Uncertainties to Challenge Global Crisis yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Istimewa)
SUSI Pudjiastuti dalam Webinar Nasional bertema Embracing Uncertainties to Challenge Global Crisis yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Istimewa)

Salah satu upaya untuk menciptakan peluang baru, menurut Susi, adalah dengan melakukan perubahan sistem yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat saat ini. Founder Susi Air itu memberikan contoh salah satu restoran di Pangandaran yang sempat tutup total karena pandemi, kini mulai buka kembali dengan mengubah sistem penjualan secara online. Hal itu disebabkan kebutuhan masyarakat dalam bidang pangan akan selalu ada, namun mereka was-was untuk membeli makan di luar sehingga sistem online dinilai menjadi salah satu strategi yang pas.

“Lakukan gebrakan-gebrakan dalam keadaan kepepet! Kita harus ganti haluan sesuai kebutuhan saat ini agar pegawai tetap bisa kerja dan ekonomi berjalan. Kalau tidak ada perubahan ya akan susah,” tekannya.

Mengingat bidang pariwisata juga sempat lumpuh total karena pandemi, wanita yang masuk dalam daftar 100 Global Thinkers versi majalah Foreign Policy itu juga menyebutkan beberapa langkah yang dapat diambil pelaku usaha pariwisata untuk tetap survive selama pandemi.Di antaranya adalah para pengelola wisata, menurutnya, sudah bisa mulai menghidupkan kembali wisata lokal bagi masyarakat antar kota atau kabupaten yang masih dalam satu provinsi dengan menurunkan harga tiket masuk dan menerapkan protokol kesehatan. Dia menegaskan bahwa pariwisata yang dibuka sebaiknya untuk tempat yang bersifat outdoor lebih dulu. Sebab, tempat yang in house terlalu rentan untuk terkontaminasi apabila banyak pengunjung yang datang.

“Intinya, baik pengusaha, employer, atau individual semuanya harus melakukan perubahan untuk mengakomodir persoalan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya. (*)


Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).