Potensi Ekstrak Buah Okra Terhadap Bakteri Penyebab Periodontitis Kronis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Semuanya JDT

Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) merupakan bakteri Gram negatif anaerob di rongga mulut yang berperan penting dalam patogenesis periodontitis sebagai penyebab inflamasi yang dapat merusak jaringan penyangga gigi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi.  P. gingivalis berkorelasi dengan periodontitis kronis karena memiliki kemampuan untuk menghindari imunitas inang tanpa menghambat respon inflamasi yang terjadi sehingga bermanfaat bagi keberadaan P. gingivalis danbakteri periodontal lain dimana cairan sulkus gingiva merupakan sumber nutrisi penting karena mengandung peptida dan zat besi. Salah satu virulensi P. gingivalis adalah adhesion dan retensi seperti fimbriae, hemagglutinin dan proteinase.

Histatin adalah peptida yang berasal dari kelenjar ludah manusia dengan aktivitas antimikroba dan anti inflamasi. Histatin 5 berikatan dengan hemagglutinin B (HagB) yang terdapat pada P. gingivalis dan menurunkan peran kemokin HagB yang diinduksi pada sel dendritik manusia, selain itu histatin 5 mampu menurunkan respon kemokin yang berperan dalam membantu mengontrol inflamasi pada rongga mulut. Porphyromonas gingivalis (Pg) menghasilkan sejumlah besar cysteine arginine dan lysine proteinase yang spesifik berupa sel dan sekret.5 Penggunaan obat sintetik tidak hanya mahal untuk pengobatan suatu penyakit tetapi juga memiliki toksisitas dan efek samping yang merugikan . Keadaan seperti ini menyebabkan perlunya mencari obat alternatif baru untuk mengobati suatu penyakit. Alternatif herbal memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi obat baru yang sangat bermanfaat untuk pengobatan dan agen antibakteri yang kuat dan efektif. Buah Okra memiliki banyak manfaat, hal ini dikarenakan okra mengandung komponen metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid yang dikenal memiliki efek antibakteri karena kemampuannya dalam menurunkan permeabilitas dinding sel bakteri.

Sampel P. Gingivalis (Pg) diperoleh dan dibiakkan di Brain Heart Infusion Broth (BHIB). BHIB yang mengandung Pg diinkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37oC setelah diencerkan sesuai standar 0,5 McFarland (1,5×108 CFU / ml), kemudian bakteri siap untuk diuji.Buah okra segar asal Materia Medica, Batu- Malang untuk dilakukan ekstraksi. Sampel buah okra dipotong-potong dan ditimbang sebanyak 200 gram kemudian dimasukkan ke dalam wadah toples dan ditambahkan ethanol 70% sebanyak 300 ml dan dimaserasi selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam, larutan disaring atau dipisahkan menggunakan filter Buchner. Residu penyaringan diangin-anginkan dan proses maserasi diulangi sebanyak 3 kali.

Semua distilat dicampur dan dipekatkan dengan Rotary Vaccum Evaporator pada suhu 400C sampai diperoleh ekstrak pekat. Untuk mendapatkan konsentrasi yang bervariasi digunakan metode pengenceran serial atau pengenceran bertingkat dengan perbandingan 1: 2 (w / v).Bakteri  P. Gingivalis yang disimpan dalam media BHIB diambil dengan jarum ose steril. Kemudian sampel bakteri diinokulasi dalam agar Mueller Hinton dengan metode gores. Sampel dalam agar Mueller Hinton diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Koloni diperoleh dari agar Mueller Hinton menggunakan jarum ose steril. Kemudian sampel bakteri diinokulasi ke BHI-B hingga kekeruhan memenuhi McFarland 0,5 setelah itu dilakukan penipisan seri.Hasil analisis data statistik dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,000). Nilai P (p <0,05) menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol positif, konsentrasi 1,565% dan konsentrasi 3,125%.

Hasil analisis statistik menggunakan uji Tukey HSD menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak buah okra (100%, 3,125%, 1,565%) dengan kontrol positif. Flavonoid memiliki kemampuan untuk menghambat fungsi membran sel dengan cara mengganggu permeabilitas membran sel dan menghambat enzim pengikat seperti ATPase dan fosfolipase. Korelasi antara aktivitas antibakteri dengan gangguan membran mendukung teori bahwa flavonoid dapat menunjukkan aktivitas antibakteri dengan mengurangi fluiditas membran sel bakteri. Membran plasma bakteri adalah bertanggung jawab untuk osmoregulasi, respirasi danproses transportasi, biosintesis dan cross-menghubungkan peptidoglikan, serta biosintesisdari lipid. Untuk melakukan semua fungsi ini,integritas membran adalah prasyarat, dan itugangguan dapat menyebabkan secara langsung atau tidak langsungdisfungsi metabolisme dan akhirnya menyebabkan bakteri.  Dari riset itu, disimpulkan bahwa ekstrak buah okra berpotensi menghambat atau membunuh  P. gingivalis yang merupakan bakteri penyebab periodontitis kronis yang ditunjukkan oleh MIC pada konsentrasi 3,125% dan MBC pada konsentrasi 6,25%.

Penulis: Dr. Muhammad luthfi, drg., M.Kes

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2020/06/22-D20_1033_Muhammad_Luthfi_Indonesia.pdf

Potency of Okra Fruit Extract (Abelmoschus esculentus) Against Porphyromonas Gingivalis as the Cause of Chronic Periodontitis. Experimental article (J Int Dent Med Res 2020; 13(2): 519-524)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).