Kajian Molekular Patogenesis dan Transmisi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Ekorantt.com

Coronavirus Disease-19 (COVID-19) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus corona yang merebak pertama kali di kota Wuhan, Hubei, Ibukota China pada bulan Desember 2019. Keadaan tersebut diperparah oleh adanya perayaan Tahun Baru China yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2020. COVID-19 merupakan jenis virus zoonosis, yang berarti bahwa virus tersebut ditularkan dari hewan ke manusia, dengan hewan inang utama adalah kelelawar jenis horse shoe bat dan spesie mangolin atau trenggiling. Penularan zoonosis tersebut hanya terjadi pada penderita yang berada di Kota Wuhan, di luar kota Wuhan proses transmisi terjadi dari seseorang yang sakit ke orang lain yang berada di sekitarnya. World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai kejadian pandemi yang mengakibatkan terjadinya global warning di seluruh dunia pada bulan Maret 2020.

Sebelumnya, dunia telah mengalami dua kali infeksi akibat virus corona, yaitu pada tahun 2002 dalam bentuk Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus Disease-1 (SARS-CoV 1) dan pada tahun 2013 dalam bentuk Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Disease (MERS-CoV). Melalui kajian analisis terhadap pendekatan pohon filogenetik virus, ditemukan bahwa COVID-19 88% memiliki kesamaan dengan SARS-CoV 1 dan 50% dengan MERS-CoV, sehingga atas dasar hal tersebut maka COVID-19 juga disebut sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus Disease-2 (SARS-CoV 2). Pada bulan Juni 2020, COVID-19 telah menyebabkan 9,76 juta kasus di dunia dan di jumlah kasus di Indonesia 51.427, namun pada saat ini di bulan September 2020 jumlah kasus COVID-19 di Indonesia telah mencapai angka kurang lebih 260 ribu kasus.

Coronavirus penyebab COVID-19 merupakan jenis virus RNA, single stranded Ribonucleic acid (ssRNA) yang berarti bahwa kandungan elemen genetik di dalam virus adalah kandungan RNA. Virus umumnya terdiri dari dua jenis yaitu virus DNA dan RNA, dan virus hanya memiliki salah satu material genetik, entah DNA atau RNA saja dan tidak terdapat keduanya. Virus RNA adalah jenis virus yang mudah sekali mengalami mutasi. Mutasi tersebut terletak pada Open Reading Frames 1a/1b (ORF 1a/1b) dan empat struktur utama coronavirus, yaitu: bagian N protein (Nucleocapsid), M glycoprotein (membrane), S glycoprotein (spike), and E protein  (sheath). Pintu masuk COVID-19 terhadap sel host (manusia) adalah melalui Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2) di mana ACE-2 tersebut terdapat di dalam seluruh tubuh manusia, namun COVID-19 menyerang di ACE-2 yang terdapat di saluran pernafasan manusia (paru-paru). Hasil akhir dari serangan COVID-19 ke ACE-2 yang terdapat di paru-paru adalah terjadinya Acute Lung Injury (ALI), Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang berujung kematian akibat terjadinya sepsis pada tubuh penderita. Keadaan penularan dan manifestasi COVID-19 diperparah oleh penyakit yang ada di dalam tubuh seseorang yang dikenal dengan istilah komorbid dan meningkatkan resiko kematian akibat infeksi COVID-19.

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kajian pustaka (literature review) di mana penulis mengumpulkan semua data dari berbagai sumber, baik buku, jurnal, dan ebook yang berhubungan dengan kajian molekuler patogenesis dan transmisi COVID-19. COVID-19 dapat menempel pada beberapa benda yang berada di sekitar manusia berada, yang dikenal dengan konsep Built Environments (BEs) di mana BEs terdiri dari komponen lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Penempelan COVID-19 pada material abiotik bervariasi, mulai dari waktu 48 sampai dengan 72 jam yang dikenal dengan konsep Tissue Culture Infectious Dose 50 (TCID50). Material abiotik tersebut dapat berupa: pegangan pintu, tombol lift, dan lainnya yang bersifat disentuh oleh seseorang.

Konsep BEs tersebut berhubungan erat dengan pola transmisi COVID-19 dari seseorang ke orang lain. Selain BEs, terdapat teori lain yang berhubungan dengan proses transmisi COVID-19, yaitu konsep titik kontak dengan penjelasan sama dengan konsep BEs. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa COVID-19 dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui produk droplet, splatter, dan droplet nuclei yang secara normal dikeluarkan oleh orang yang sehat sekalipun. Produk-produk tersebut merupakan produk aerosol yang lazim ditemui pada berbagai tindakan di kedokteran gigi dan tindakan kedokteran.

Prosedur diagnosis terhadap penderita COVID-19 terbagi ke dalam empat jenis, yaitu: kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), dan pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Pada beberapa pasien dengan keadaan terinfeksi COVID-19, merasakan terjadinya gangguan pada sistem indera rasa pengecap dan penciuman yang disebabkan oleh COVID-19 merusak sistem saraf yang berhubungan dengan indera rasa pengecap dan penciuman. Diagnosis tersebut dapat ditegakkan dengan melakukan foto rontgen thoraks, rapid test, dan pendekatan molekular dengan menggunakan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Selain dari pasien yang hidup, COVID-19 juga dapat ditularkan dari jenazah pasien yang terdiagnosis COVID-19 sehingga prosesi pemakaman pada pasien tersebut harus dilakukan di dalam waktu kurang dari empat jam, dan jika terpaksa dilakukan proses autopsi maka personel yang terlibat harus sesedikit mungkin dan harus dilakukan 12 jam setelah proses kematian jenazah tersebut. Pada saat otopsi, semua personel menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) level 3, yang terdiri dari: masker N95 sebanyak tiga lapis, dilakukan di dalam ruangan yang bertekanan negatif, dan protokol otopsi harus dilakukan di atas travel bag otopsi dengan urutan organ yang dilakukan otopsi adalah daerah abdomen, pelvis, leher yang kemudian diikuti oleh area dada dan bagian terakhir adalah bagian kranium di tulang tengkorak.

Penulis: Dr. H. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F(K)., M. Kes., SH

Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://e-journal.unair.ac.id/JKL

Fery Setiawan, Heni Puspitasari, Jenny Sunariani, dan Ahmad Yudianto (2020) Molecular Review Covid-19 From The Pathogenesis and Transmission Aspect. Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 12 No.1 Special Issue. DOI: 10.20473/jkl.v12i1si.2020.94-104

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).