Gandeng BEM FISIP, KPU Adakan Sosialisasi Tatap Muka Pilwali Surabaya 2020

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – KPU Kota Surabaya gandeng menggandeng BEM Fakultas Ilmu Sosial dan  Ilmu Politik Universitas Airlangga untuk sosialisasikan Pilwali 2020 pada Sabtu (26/09/2020). Kegiatan itu diselenggarakan di Quest Hotel Darmo dan dihadiri oleh mahasiswa dari universitas di Surabaya.

Novli Bernando Thyssen, Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) memprediksi Pilwali tahun ini, potensi pelanggaran akan lebih banyak terjadi di media sosial, “Selama pandemi, kegiatan fisik dibatasi. Akhirnya yang mereka (Tim Sukses Calon Walikota dan Wakil Walikota) lakukan adalah dengan memasifkan kegiatan kampanye di media sosial, dampak negatifnya adalah ketika media digunakan untuk kampanye hitam, menjatuhkan pasangan yang lain dengan pemberitaan negative,” pungkasnya.

Novli juga mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi pelaksanaan kegiatan Pilwali 2020 dari adanya praktik politik yang dilakukan melalui cara-cara yang tidak benar sesuai hokum. “Potensi kecurangan pasti ada, itu adalah tugas kita (masyarakat sipil) untuk mengawal sejak awal proses demokrasi elektoral, karena akan menjadi kekhawatiran jika pemimpin ini dihasilkan dari proses pemilihan yang tidak benar,” tegasnya.

Terkait Pilwali Surabaya 2020, Abdul Kodir, S.Sosio, M.Sosio, Dosen Sosiologi Universitas Malang – Tim Seleksi KPUD Jawa Timur 2019 menegaskan tantangan Pilkada selama pandemi bisa saja berupa cluster baru penyebaran virus, menurunnya partisipasi pemilih, kerumitan hak akses pemilih, dan potensi meningkatkannya money politic. “KPU mencatat setidaknya ada 91 calon kepala daerah terpapar covid, akhirnya masyarakat menjadi berpikir, orang yang mendaftar saja terkena virus, bagaimana rakyat-rakyat biasa yang harus berkontribusi dalam kontestasi politik? ketika masyarakat memiliki kesadaran atas resiko kesehatan maka mereka akan lebih memilih untuk berada dirumah. Kemudian karena pandemi berdampak pada ekonomi masyarakat, maka jalan pintas yang berpotensi ditempuh oleh calon pasangan adalah dengan menggunakan money politic,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut, KPU Surabaya dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti pembatasan jumlah peserta tatap muka, aturan jaga jarak, memakai faceshield dan masker. (Awali/FIB)

Penulis: M Yusuf Awali Taufiqi

Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia (Fakultas Ilmu Budaya)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).