Dosen UNAIR Paparkan Pengaruh Covid-19 Terhadap Stunting

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PEMBAGIAN sembako kepada warga pada Sabtu (2692020). (Foto istimewa)

UNAIR NEWS – Hima Prodi Radiologi Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga kembali mengadakan Radiology Health and Hygiene Education Program (RENOGRAM). Acara tahunan itu dilangsungkan secara daring melalui Zoom dan live streaming Youtube pada Sabtu (26/9/2020). Kali ini tema yang diangkat adalah Pencegahan Stunting di Era Pandemi.

Dalam acara tersebut, Ratih Damayanti, S. KM., M. Kes berkesempatan menjadi pembicara. Dosen Fakultas Vokasi itu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan risiko stunting.

Menurut Ratih, faktor penyebab stunting bisa bermacam-macam. Selain faktor kesehatan, faktor sosial dan ekonomi ternyata juga sangat berpengaruh.

“Gara-gara pandemi Covid-19, ekonomi masyarakat menurun secara signifikan. Banyak pekerja yang dirumahkan, sehingga keadaan ini juga berpengaruh terhadap kemampuan keluarga memenuhi gizi seimbang anak,” jelas Ratih.

Ibu dua anak itu juga menyampaikan, dampak stunting tidak dapat diabaikan. Seiring bertambahnya usia, lanjutnya, stunting dapat menyebabkan sejumlah penyakit yang berhubungan dengan pola makan atau sindrom metabolik.

Diabetes Mellitus dan hipertensi adalah salah satu dampak jangka panjang stunting. Stunting sangat berisiko terjangkit Covid-19 dan penyakit-penyakit menular lainnya,” ujarnya.

Ratih mengatakan bahwa beberapa tahun ini angka stunting di Indonesia memang cenderung menurun. Meski demikian, imbuhnya, stunting masih menjadi masalah yang nyata di seluruh dunia.

Dia menekankan bahwa memperhatikan tumbuh kembang anak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah stunting. “Tumbuh kembang anak tidak cukup hanya diberi asupan gizi, tetapi juga diberi stimulus melalui pola asuh,” tuturnya.

Menurut Ratih, stunting harus dicegah sejak masa kehamilan. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi gizi seimbang.

Hal itu, tandasnya, dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan gula, garam, dan minyak pada masakan. Konsumsi buah, protein hewani, dan protein nabati 2-3 porsi per hari. Serta konsumsi karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh.

Sebagai informasi, pelaksanaan RENOGRAM kali ini dibarengi dengan serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat. Total, sebanyak 50 sembako dibagikan ke sejumlah warga di Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Jombang. Utamanya adalah wanita dan ibu menyusui. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).