Bagaimana Cara Efektif Mengatur Pembiayaan pada Operasi Katarak?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi operasi katarak. (Sumber: alodokter)

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Adanya katarak di mata ditandai dengan lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan total pada penglihatan. Keburaman terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi.

Oleh karena itu katarak seringkali disebut dengan penyakit mata orang tua, karena mayoritas orang lansia (lanjut usia) yang mengalaminya. Sayangnya, seperti yang kita tahu bahwa katarak hanya dapat disembuhkan melalui operasi yang tidak murah biayanya. Biaya yang mahal tersebut selain ditinjau berdasarkan dimana tempat operasi pasien katarak, hal ini juga dipengaruhi oleh metode operasi katarak yang digunakan. Semakin canggih metodenya, semakin mahal pula biayanya.

Umumnya operasi katarak menggunakan beberapa metode operasi yang dapat dilakukan, yaitu Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE), Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE), SICS (Small Incision Cataract Surgery), dan Fakoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Metode yang paling umum digunakan yaitu SICS dan Fakoemulsifikasi. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode dengan teknik SICS mempunyai kelebihan lebih murah biaya operasinya dibandingkan dengan teknik Fakoemulsifikasi yang seringkali banyak digunakan di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Selain itu alat operasi teknik SICS cenderung murah dan transfer keterampilan yang mudah kepada operator pemula dapat dilakukan. Tetapi mempunyai kelemahan luka sayatan yang yang besar di mata dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk rehabilitasi menyembuhkan luka bekas operasi katarak.

Sedangkan, pada operasi dengan teknik Fakoemulsifikasi mempunyai kelebihan luka sayatan yang kecil di mata dan hanya butuh waktu sebentar untuk rehabilitasi agar mata berangsur pulih seperti sediakala. Lebih jauh, teknik Fakoemulsifikasi mempunyai kekurangan biaya yang tinggi dan alat-alat operasi yang mahal, serta dibutuhkan tenaga yang handal dan terampil. Kemudian yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara efektif untuk mengatur pembiayaan pada operasi katarak, baik ditinjau dari segi produktifitas yang hilang dan dari segi biaya operasi?

Pertanyaan tersebut dapat dijawab menggunakan perhitungan dengan mengukur CEA (Cost Effectiveness Analysis) atau Analisis Efektifitas Pembiayaan dengan metode DALY (Disability-Adjusted Life Years). Perhitungan CEA bertujuan untuk mengetahui metode dengan teknik operasi katarak mana yang paling efektif dari segi biaya untuk menyembuhkan pasien katarak, sedangan metode DALY digunakan untuk mengetahui estimasi kerugian berupa kehilangan hari-hari potensial untuk bekerja dalam hitungan tahun. Dalam penerapannya untuk menghitung pembiayaan operasi katarak, didapatkan hasil bahwa metode operasi menggunakan teknik Fakoemulsifikasi lebih hemat biaya dibandingkan menggunakan teknik SICS.

Hal tersebut terjadi karena proses penyembuhan pasien dengan metode Fakoemulsifikasi lebih cepat pulih dibandingkan pasien operasi katarak menggunakan metode SICS. Walaupun metode Fakoemulsifikasi lebih mahal biaya operasinya dibandingkan metode SICS, tetapi pembiayaan terhadap pendamping pasien, produktivitas yang hilang, serta biaya sebelum dan sesudah operasi sangat memengaruhi beban total pembiayaan pada operasi katarak.

Sehingga dapat menjadi referensi alternatif pasien yang akan melakukan operasi katarak yang ditinjau dari segi biaya keseluruhan jika metode Fakoemulsifikasi lebih hemat biaya dibandingkan metode SICS. Selain itu, ditinjau pula dari segi analisis efektivitas biaya untuk merangkum efektivitas biaya dari intervensi perawatan kesehatan, didapatkan hasil bahwa metode Fakoemulsifikasi lebih efektif dibandingkan SICS karena dapat menyembuhkan pasien pada hari ke 7 pasca operasi, sedangkan pasien yang menggunakan metode SICS baru dapat dikatakan sembuh total pada hari ke 21 pasca operasi. Oleh karena itu, agar operasi katarak hemat biaya, maka perlu untuk mengukur pembiayaan operasi katarak yang dapat dilakukan dengan mengukur efektivitas biaya menggunakan metode DALY.

Penulis: Thinni Nurul Rochmah

Apabila saudara tertarik dengan topik ini, saudara dapat membacanya artikel Cost Effectiveness Analysis Using Disability-Adjusted Life Years for Cataract Surgery. Link artikel ini dapat diunduh  pada https://www.mdpi.com/1660-4601/17/16/6010/htm

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).